Ezra meengerutkan keningnya nggak mengerti dengan kalimat-kalimat yang baru saja aku lontarkan. Entah pria itu benar-benar nggak mengerti atau hanya bersandiwara saja. Aku juga nggak tahu mengenai itu. Meskipun aku seharusnya nggak boleh langsung mencerca Ezra dengan pertanyaanku dan menyudutkannya karena aku belum tahu dengan pasti hubungan pria itu dengan Julia, tetapi logika dan akal sehatku sudah dikuasai oleh rasa kesal dan dongkol yang menggebu-gebu. Kalau itu sepupunya atau kerabat jauhnya gimana, Lun? batinku bertanya pada diri sendiri. "Kamu ... cemburu?" tebak Ezra. Aku nggak membalas ucapannya dan hendak memalingkan wajah ke samping. Namun, tangan pria itu tetap menahan wajahku sehingga aku nggak bisa berpaling darinya. "Answer me, Lun," desak Ezra melanjutkan dengan nada ke