Dengan Waktu yang relatif singkat. Akhirnya mereka pun tiba di kaki bukit es yang dimaksud oleh Cam.
Bukit itu menjulang Vertikal setinggi 250 meter. Syam langsung saja mengaktifkan mata langitnya, untuk mencari keberadaan portal masuk ke Istana Tanpa Waktu. Yang keberadaannya benar-benar misterius. Yang di mana, hanya pemilik mata langit lah, yang dapat menemukan kediaman Dewi Waktu.
Syam terus melingkari bukit es itu bersama Chin dan Hoa. Hingga Syam pun menemukan, apa yang mereka cari, dengan menggunakan mata langitnya.
"Pegang pundak ku. Kita akan masuk ke dalam Istana Tanpa Waktu," kata Syam kepada Chin dan Hoa. Yang segera melakukan apa yang dikatakan oleh Syam itu.
Syam lalu menempelkan tangan kanannya ke arah kaki bukit es yang ada di hadapannya. Sesaat kemudian dirinya bersama Chin dan Hoa pun, tertarik dan menembus masuk ke dalam bukit es itu.
"Apa yang terjadi?" tanya Chin berkata sendiri. Tanpa dihiraukan oleh siapa pun.
Sekejap kemudian, mereka berdua pun tiba di sebuah tempat lapang. Yang dipenuhi oleh pilar-pilar es yang begitu kokoh, menjulang ke ruangan yang mirip istana itu.
"Apakah ini Istana Tanpa Waktu?" tanya Hoa dengan penuh kekagumannya. Dengan apa yang ia lihatnya.
"Ya, ini Istana Tanpa Waktu. Dulu aku mengantarkan ayahku. Hanya sampai tempat ini. Setelah itu, datanglah Dewi Waktu yang membawa ayahku. Lalu muncul Dewi Waktu yang lainnya, yang mengantarkan aku pulang, menggunakan portal ruang dan waktu," tutur Syam, dengan mengingat masa lalunya itu. Yang memantik rasa penasaran Chin.
"Lalu ayahmu?" tanya Chin, dengan rasa penasaran yang tinggi.
"Dia, tak pernah kembali," jawab Syam dengan nada miris. Berusaha menahan segala kepedihannya yang ada di dalam kalbunya.
Mereka bertiga pun saling terdiam. Tak tahu, harus melakukan apalagi.
Hingga tiba-tiba saja di hadapan mereka. Muncullah gadis bertopeng emas berjubah tosca, dengan rambut hitam tergerai sepunggung. Yang merupakan Dewi Waktu, yang pernah muncul di masa Mark Well hidup. Yang berada di masa depan.
Chin dan Hoa begitu terpesona melihat sosok dari Dewi Waktu. Sedangkan Syam terlihat biasa saja. Karena ia sudah pernah melihat sosok Dewi Waktu, sewaktu kecil. Saat dirinya mengantarkan ayahnya.
"Selamat datang di Istana Tanpa Waktu," sapa Dewi Waktu dengan suara seorang gadis muda yang lembut.
"Apakah kau Dewi Waktu?" tanya Hoa kepada Dewi Waktu.
"Ya, aku adalah Dewi Waktu," jawab Gadis Bertopeng Emas bermata ungu, yang merupakan mata semesta. Yang dapat mengendalikan waktu.
"Aku ingin meminta bantuan-" perkataan Hoa pun dipotong oleh Dewi Waktu.
"Aku tahu permintaan kalian itu. Karena kalian memiliki kepentingan yang berbeda. Baiklah, aku akan membelah diriku menjadi tiga," potong Dewi Waktu, atas perkataan Hoa.
Mendadak Dewi Waktu pun membelah dirinya menjadi tiga. Satu langsung berdiri di depan Chin, satu berdiri di hadapan Hoa. Sedangkan satu lagi berdiri di hadapan Syam.
"Ikutilah aku," kata ketiga Dewi Waktu itu serentak. Sambil melangkahkan kakinya dengan santainya.
Chin, Hoa dan Syam lalu mengikuti langkah Dewi Waktu yang ada di depan mereka. Tanpa keraguan sama sekali terhadap Dewi Waktu.
Mereka bertiga terus mengikuti langkah Dewi Waktu. Hingga mereka bertiga pun terpisah, memasuki jalan yang berbeda. Jalan yang akan menuju keinginan mereka masing-masing.
Chin berjalan di jalan, yang berbelok ke arah kiri. Dirinya terlihat bingung, harus memulai pembicaraan darimana dengan Dewi Waktu. Si Kepang Satu Chin, sangat takut salah bicara saja. Yang bisa mencelakakan dirinya.
Kepang Satu terus berjalan di belakang Dewi Waktu. Hingga akhirnya mereka pun tiba, pada sebuah ruang luas dengan cahaya terang. Dengan sebuah batu besar bulat seperti bola berdiameter 3 meter, berwarna putih. Yang terletak di tengah ruangan itu.
Dewi Waktu lalu menghentikan langkahnya, 4 meter di hadapan bola batu berwarna putih itu. Chin pun ikut menghentikan langkah kakinya, dengan berdiri di samping kiri Dewi Waktu.
"Sekarang apa permintaanmu, Chin?" tanya Dewi Waktu dengan nada datar kepada Chin, yang terlihat sibuk dengan pikirannya sendiri.
Chin begitu terkejut, ketika Dewi Waktu menyebut namanya. Bagaimana bisa, gadis bertopeng emas itu mengetahui namanya. Padahal dirinya belum memperkenalkan dirinya sama sekali kepada penguasa waktu itu.
"Bagaimana bisa, ia mengetahui namaku?" tanya Chin di dalam hatinya, dengan penuh keheranannya.
Apa yang ada di benak Chin itu, dapat dibaca oleh Dewi Waktu, yang segera mengungkapkannya.
"Jangan heran aku mengetahui namamu Chin. Anggota nomor satu dari pasukan khusus Humsha, 5 kepang bersaudara. Karena diriku adalah Dewi Waktu, yang ada di setiap waktu. Sekarang utarakan saja keinginanku itu. Agar aku segera mengabulkan permintaanmu. Dan aku segera meminta bayaran yang pantas, atas keinginanmu. Yang aku kabulkan itu," tutur Dewi Waktu, yang menjawab rasa penasaran dari Chin. Yang akhirnya mengatakan keinginannya itu kepada Dewi Waktu.
"Aku ingin, kau menghidupkan 4 saudaraku yang telah mati di abad ke 30. Apakah kau dapat mengabulkannya?" ujar Chin dengan penuh selidik kepada Dewi Waktu.
"Tentu saja aku bisa. Masalahnya, apakah kau sanggup membayarnya?" tanya Dewi Waktu, dengan melirik ke arah Chin, yang ada di samping kirinya.
"Apa pun bayaran yang kau minta. Aku sanggup melakukannya. Memang kau meminta apa bayarannya?" sahut Chin dengan tegasnya.
"Aku meminta kau dan keempat saudaramu, menjadi manusia biasa. Dengan kata lain, shen yang kalian miliki akan aku lenyap kan. Bersama ingatan kalian tentang kehidupan kalian selama ini," tutur Dewi Waktu. Yang membuat Chin terdiam sejenak, dan bermain dengan pikirannya sendiri.
"Hidup tanpa shen, sepertinya itu sulit,"ujar Kepang Satu di dalam hatinya.
Setelah lama terdiam. Chin pun akhirnya berkata, dengan apa yang ada di dalam pikirannya itu.
"Jika tanpa shen, bagaimana kami bisa bertahan hidup. Zaman kami hidup, terlalu keras bagi manusia tanpa shen," ujar Chin, mengutarakan keluh-kesahnya kepada Dewi Waktu
"Kau tenang saja. Aku akan mengirim kalian hidup di zaman yang damai. Di mana shen, tak diperlukan sama sekali, untuk bertahan hidup," pernyataan Gadis Bertopeng Emas telah membuat Chin sumringah. Dan segera menyetujui syarat yang diberikan oleh Gadis Bertopeng Emas itu.
"Jika begitu, aku menyetujuinya," kata Chin, selepas senyumnya itu. Tanpa keraguan sama sekali.
"Sekarang, tempelkan sedikit darahmu pada batu waktu itu," pinta Dewi Waktu kepada Chin.
Tanpa berpikir panjang lagi. Chin melangkahkan kakinya menuju batu berbentuk bola batu itu. Sambil menekan jempol tangannya pada jari telunjuk kanannya. Hingga keluarlah darah, yang segera ia tempelkan ke batu berbentuk bola, yang segera berubah menjadi merah darah.
"Kau sudah mengikat perjanjian dengan batu waktu. Sekarang akan segera aku kabulkan permintaanmu. 4 adikmu, akan segera kutarik dari kematiannya," jelas Dewi Waktu.
"Apakah ini tak akan mengacaukan kejadian di masa depan itu?" tanya Chin dengan penuh selidik.
"Tenang saja, aku ini Dewi Waktu. Aku bisa mengatur segalanya. Lagi pula, seharusnya kalian itu, tak ada di masa depan itu," tutur Dewi Waktu, yang membuat kekhawatiran Chin menghilang begitu saja.
Dewi Waktu lalu menyentil kan jari tengahnya ke batu waktu. Yang segera berubah menjadi portal waktu. Di mana Chon dan Chun sedang berada di dalam kubah pengurung raga, yang akan segera menghimpit mereka, hingga menjadi debu. Dan mati saat itu juga.
Tampak tangan Dewi Waktu lalu menarik ke arah Chun dan Chon. Yang sedang bertarung dengan Dewa 5 Warna bersama Mosa.
Terlihat roh Chon dan Chun tertarik ke hadapan Dewi Waktu. Yang segera menghentikan waktu bagi Chon dan Chun, untuk menyadari keadaan itu.
Setelah itu, suasana pun berubah ke waktu di mana Chen si kepang tiga sedang menghadapi Keneo. Dewi Waktu pun menarik roh Chen, dan melakukan hal yang sama terhadap Chen. Dengan apa yang sudah dilakukan Dewi Waktu terhadap kedua saudaranya.
Suasana pun kembali berubah di mana Chan sedang menghadapi Humsha. Dewi Waktu langsung saja menarik roh Chan, lalu melakukan hal yang sama dengan apa yang telah dilakukan kepada ketiga kepang lainnya.
"Dengan aku melakukan hal ini, kejadian yang sudah terjadi. Tak akan berubah di saat itu," ujar Dewi Waktu.
"Terima kasih, Dewi Waktu. Kau telah mengabulkan permintaanku," ujar Chin, dengan memandang ke arah 4 saudaranya. Yang bagai sedang tertotok itu.
"Sekarang bersiaplah, kalian akan aku kirim ke abad 21," ucap Dewi Waktu, lalu mengarahkan tangannya ke arah 5 kepang bersaudara. Yang segera berubah menjadi 5 cahaya hitam. Yang segera masuk ke dalam batu waktu, yang segera berubah warna menjadi putih kembali.
"Tugasku, telah selesai ...," Gadis Bertopeng Emas, itu pun lalu menghilang dari tempat itu. Tanpa meninggalkan jejak sedikit pun.