Tiga kata yang terucap dari mulut Juna membuat Jihan seolah kehabisan pasokan oksigen seketika. Dingin nya AC dalam ruangan tak mampu melawan keringat pada tubuh Jihan. Jihan memejamkan matanya rapat saat merasakan sensasi menggelitik ketika Juna sengaja menggoda nya dengan menghirup dalam aroma di leher Jihan. Jarak yang begitu dekat, membuat gadis itu bisa merasakan hembusan napas dari suaminya. “M-Mas,” cicit Jihan pelan. Kening nya mengerut saat ada sebuah tangan yang menyikap baju tidurnya, lalu memberikan usapan di atas perut rata itu. “Ya?” bisik Juna seraya meniup telinga Jihan. Kemudian, Juna mengangkat wajahnya dan kembali meraup bibir merah alami Jihan. Bibir yang entah sejak kapan telah memberikan efek candu bagi Juna. “Ah!” Jiha