“Mas, ih! Mau kemana? Pertanyaan Jihan belum di jawab.” Jihan bangun dari posisi duduknya, menatap Juna yang melangkah hendak menaiki tangga menuju lantai atas. Juna langsung beranjak dari tempatnya setelah mendengar nama Clarisa Mauren yang di Jihan ucapkan tadi. “Mas, tunggu!” Jihan segera mengambil langkah cepat mengejar langkah lebar suaminya. Sementara itu, Juna seolah menganggap teriakan Jihan hanya sebatas angin lalu yang tak mampu menghentikan langkahnya. Laki-laki yang saat ini mengenakan kaos oblong dengan celana boxer itu masuk ke dalam kamar. Jihan menghembuskan napas panjang, menatap pintu kamar yang telah Juna tutup. “Kenapa Mas Juna pergi begitu aja, setelah mendengar nama Clarisa? Apa mungkin benar, masih ada cinta yang belum terselesaika