[50]

1309 Words

Ruby tak bisa menutupi keterkejutannya akan banyak hal yang harus dilakukan. Irena yang duduk di depannya, memilih menikmati potongan cake yang disuguhkan Ruby. Ia bisa melihat bola mata Ruby mondar mandir mengamati tiap bagian di lembaran yang baru saja diberikan. “Kau ... tak sungguh-sungguh, kan, Irena?” tanya Ruby dengan sorot tak percaya. “Mana mungkin aku membohongimu perkara jadwal.” Irena terkekeh. “Aku juga sudah berikan jadwalmu pada Brina. Kau beruntung, Brina diminta untuk menanganimu satu musim ini.” Ruby melongo. “Karena itu juga trio berisik tak menggangguku, Eve.” Irena memekik girang. “Lepas dari Brina adalah anugerah bagi mereka asal kau tahu.” “Astaga.” Ruby hanya bisa menghela penuh frustrasi. Ia tak jadi soal siapa pendampingnya selama mengikuti arus jadwal di S

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD