Kedua matanya mengerjap, butuh beberapa detik bagi Zion hingga retinanya siap menerima asupan cahaya mentari pagi yang mengintip dari celah gorden. Zion mengernyitkan dahi tatkala dia merasa sebelah tangannya kaku. Namun segera dia berubah cerah menatap hasil usahanya. Ah, benar tangannya yang kaku karena tertindih tubuh Ilka yang tertidur disampingnya. Sedikit banyak memori berputar dalam benaknya. Tingkah bodohnya kala demam membuatnya terkikik, sebagian besar karena kejahilannya berpengaruh besar pada Ilka. Dia bangkit, terduduk kemudian menatap sang gadis dengan maklum. Pelan dia merubah posisi, wajahnya dia turunkan hingga menghadap wajah Ilka yang masih terlelap. "Ilka-senpai~" Suaranya yang masih serak basah menerpa pendengaran Ilka. Helaan napas yang menerpa tengkuknya adalah go