Nisa seketika membulatkan bola matanya merasa terkejut. "Apa? Kamu gak tertarik punya pacar apalagi punya istri? Jangan-jangan kamu--" Nisa menahan ucapannya tidak kuasa untuk meneruskan apa yang ingin ia sampaikan. "Jangan-jangan apa?" tanya Irfan menoleh dan menatap wajah Nisa sekejap lalu kembali menatap lurus ke depan. "Eu ... kamu bukan salah satu dari mereka, 'kan?" "Mereka?" Kening Irfan seketika mengerut heran. "Maaf kalau aku lancang, eu ... kamu laki-laki normal, 'kan? Kamu bukan salah satu penganut me-ji-ku-hi-bi-ni-u," 'kan?" Kening Irfan semakin mengerut heran, ia pun mengulangi kalimat terakhir yang baru saja diucapkan oleh wanita bernama lengkap Annisa ini. "Me-ji-ku-hi-bi-ni-u," ucapannya seraya memutar bola matanya ke kiri dan ke kanan mencoba untuk berfikir. "Astag,