Satu jam kemudian ...
Netra Rayyan sangat dibuat tercengang melihat penampilan sekretaris culunnya, bagaimana bisa sekretarisnya datang ke rumah sakit dengan mengenakan pakaian daster motif doraemon, kedua kakinya pakai sendal jepit, rambutnya terlihat tidak disisir dan hanya dicepol ke atas, dan tak lupa kacamata tebalnya yang menggelayuti hidung mungil dan sedikit mancung ke depan. Apa boleh buat Rayyan tidak bisa komplain atas penampilan Sasha, masih untung mau datang ke rumah sakit. Rayyan hanya bisa mendesah. “Huft.”
Sasha berulang kali menguap lebar menahan rasa kantuknya dan tak memiliki rasa malu dengan Rayyan selaku bosnya, sejak dulu memang tidak pernah bertingkah anggun, kecuali pas ada acara perusahaan itu pun juga terpaksa menjadi wanita yang sangat imut dan menggemaskan.
Bola mata Sasha mulai menelusuri Rayyan yang katanya sakit, mulai dari ujung kuku sampai ujung rambut, lalu tak lama dia memutar badan Rayyan.
“Stop Sasha kenapa kamu jadi memutar begini!” tegur Rayyan terdengar kesal.
Langkah kaki Sasha berhenti tepat di hadapan Rayyan, lagi-lagi wanita itu menguap sebelum buka suara. “Sasha itu cuma mau ngecek aja, Pak Bos tadi bilangnya sakit, tapi kok ini gak ada yang patah tulangnya, gak ada yang terluka,” jawab Sasha, diangkatnya kedua tangan Rayyan ke atas untuk memastikan bosnya baik-baik saja.
“Sasha!” Gemes banget Rayyan sama tingkah laku sekretarisnya, rasanya dia ingin menarik ucapannya pada Daddy Kavin.
“Mmm ... iya Sasha dengar kok Pak, telinga Sasha gak budek kok,” sahut Sasha, bola matanya berkedip bagai boneka kucing.
Rayyan menarik daster Sasha di bagian pinggangnya dan mengajaknya untuk duduk di bangku tunggu.
“Yang sakit itu daddy saya, kena serangan jantung, bukan saya yang sakit. Saya minta kamu datang ke sini karena butuh bantuan kamu. Biar daddy mau menjalankan operasi pasang ring sesegera mungkin,” tutur Rayyan saat mereka berdua sudah duduk bersama.
“Ya Allah, Pak Kavin kena serangan jantung, duh Pak semoga Pak Kavin cepat sembuh ya,” balas Sasha dengan tatapan prihatinnya.
“Maka dari itu Sasha, biar daddy saya cepat sembuh dan segera operasi jantung, saya butuh bantuan kamu.”
Netra Sasha menelisik raut wajah Rayyan, untuk memastikan bosnya memang benar-benar membutuhkan bantuan dirinya.
“Bantuan apa Pak Bos, Sasha gak punya apa-apa loh, Sasha gak punya banyak uang, tabungan Sasha aja nolnya pada ngelinding entah kemana, mau mungut nol aja Sasha bingung mau cari dimana lagi. Terus Pak Bos mau minta bantuan apa sama Sasha?” Awal mula dia berkata serius dengan wajah polosnya, tapi ujungnya dia nyengir kuda, ingin rasanya Rayyan menyentil kening sekretarisnya yang suka tiba-tiba oleng ke kiri.
Pria tampan itu menarik napasnya dalam-dalam dan seraya berdoa mengusir jin serta setan yang menghinggapi tubuh Sasha.
“Doanya jangan lama-lama Pak Bos, jin Sasha udah kepanasan nih!” celetuk Sasha yang melihat bibir Rayyan goyang ke kanan goyang ke kiri.
Tik!
Kan, benar aja akhirnya disentil juga kening Sasha sama Rayyan. “Tuhkan, kena lagi!” keluh Sasha langsung mengusap jidat lebarnya itu, dengan bibirnya meruncing ke depan.
“Makanya jangan bercanda melulu, ini dalam keadaan gawat darurat, dengerin kalau saya ngomong!” tegur Rayyan jengkel.
Kedua bahu Sasha melorot dan mulai pasang wajah suramnya. “Cepetan ngomongnya, Sasha udah 5 watt nih bohlam matanya,” pinta Sasha, sembari meredupkan sorot matanya.
Rayyan kembali tarik napas sebanyak-banyaknya, lalu berkata. “Saya minta bantuan sama kamu, malam ini kita menikah!”
“Aapppaaaa!!” Teriak Sasha langsung bangkit dari duduknya sangking terkejut mendengar kata-kata yang sangat Sasha hindari.
Rayyan menarik tangan Sasha, agar kembali duduk. Wanita berkacamata itu masih dalam keadaan terkejut, bibir mungil nan menggoda masih sedikit terbuka, tinggal tunggu nyamuk masuk aja ke dalam.
“Malam ini kita akan menikah, kamu harus menolong saya.” Kembali lagi Rayyan mengucapkan kata ajakan itu.
Sasha menggelengkan kepalanya, lalu tangannya langsung menempel ke kening bosnya tanpa permisi. “Pak Bos tidak sedang sakit kan, badannya gak panas loh?”
“Sasha!” Wanita itu langsung menarik tangannya ketika namanya disebut kembali oleh Rayyan.
“Pak Rayyan jangan bercanda ah, ogah banget saya jadi istri bos casanova kayak Bapak!” seru Sasha gak habis pikir dengan permintaan bosnya.
“Ayolah Sasha, biar daddy saya cepat sembuh, kamu hanya jadi istri di atas kertas saja, kamu gak akan saya sentuh kok. Saya akan tambahin bonus kerja kamu 500 juta, kalau kami minta uang seember bakal saya kasih juga,” sahut Rayyan masih merayu sekretaris culunnya.
Sasha bergeming ...
Uang ... Uang, jumlah uang 500 juta langsung tertangkap di sinyal kepala Sasha. Wajah anak semata wayang terlihat di pelupuk matanya, dia tidak munafik keadaan dia sekarang memang butuh uang ratusan juta agar anaknya segera dioperasi.
Rayyan memajukan wajahnya saat melihat sekretarisnya tiba-tiba terdiam. “Sasha tolong bantu saya, cuma kamu yang jadi pilihan untuk saya nikahi, kalau saya menikahi salah satu kekasih saya, hidup saya pasti akan terkekang, sebenarnya saya juga tidak mau menikah. Kamu kan tahu kalau hidup saya ini seperti apa, dan saya udah enjoy dengan keadaan saya sekarang. Pernikahan kita tidak akan diketahui oleh orang luar, hanya nikah di depan orang tua saya saja, setelah itu kita hidup seperti biasa saja,” tutur Rayyan menjelaskan.
Dibenak Sasha juga tidak ingin menikah dengan siapapun, karena latar belakang dirinya yang memiliki anak tanpa ada ikatan nikah, statusnya dibilang perawan bukan, janda pun bukan, dirinya pun tidak percaya lagi akan adanya cinta setelah tragedi pele-cehan tersebut, rasa untuk lawan jenis sepertinya lenyap begitu saja.
Seperti saat ini, jika wanita normal duduk dengan sosok pria tampan seperti Rayyan, mungkin jantung sudah berdebar-debar dan pasti bakal salah tingkah, tapi buat Sasha terlihat biasa saja, inilah salah satu dampak dari pelecehan tersebut.
Rayyan menatap intens wajah culun sekretarisnya itu, benar-benar bukan tipe dia, tapi mau bagaimana lagi, semua dia lakukan agar Daddy Kavin mau dioperasi.
“Saya menikahi kamu, agar daddy mau menjalan operasi Sasha, jika malam ini saya tidak menikah maka daddy juga tidak mau dioperasi, sedangkan fungsi jantung daddy mulai melemah, tolong saya, Sasha, saya belum siap kehilangan daddy,” lanjut kata Rayyan memohon dan agak memelas, lalu pria itu menundukkan kepalanya.
Sasha ikutan iba juga, dan tahu rasanya jika tidak memiliki orang tua, pasti sangat menyedihkan.
“Pak Rayyan beneran akan kasih Sasha uang 500 juta, dan beneran setelah menikah ... kita akan seperti biasa saja, kan? Kalau iya, Sasha akan mengajukan proposal kaya di n****+ pernikahan kontrak biar Sasha gak rugi. Soalnya Sasha'kan gak mau punya suami tipe casanova, dan Sasha juga paham sebenarnya mana mau Pak Rayyan punya istri secantik jelita kayak Sasha ini, pasti tipenya kayak pacar Pak Rayyan yang silih berganti datang ke kantor, ya'kan!” kata Sasha, ekspresinya serius tapi bicaranya agak bercanda.
“Nah begitu, Sasha pintar dan paham. Malam ini kita nikah, besok kita ambil duitnya 500 juta di bank, bagaimana deal!” Rayyan mengulurkan tangannya, Sasha menyambut tangan Rayyan.
“Demi kamu sayang, biar cepat sembuh nak,” batin Sasha ingin sekali menangis.
Sasha selama ini berusaha terlihat ceria seperti tidak ada beban yang dipikulnya, padahal dibalik keceriaannya banyak perjuangan, luka yang beriringan jalannya dalam hidupnya. Kuat! Dia berusaha menguatkan dirinya, agar mampu menghadapi pahitnya kehidupan.
Kini, langkah hidupnya maju satu langkah ke depan, cerita baru sudah mulai membentang di depan matanya. Entah dia masih sanggup bertahan atau tidaknya dengan tantangan selanjutnya.
Setengah jam kemudian ...
“Saya nikahkan dan kawinkan kamu dengan Sasha Alexa, perempuan yang menjadi kuasa saya, dengan mahar sebesar 10 juta tunai,” ucap wali nikah.
“Saya terima nikah dan kawinnya Sasha Alexa binti fulan, dengan mahar sebesar 10 juta dibayar tunai,” jawab Rayyan dengan satu tarikan napas panjangnya.
“Alhamdulillah, SAH ... SAH,” ucap Pak Penghulu, diikuti Daddy Kavin, Mommy Salma dan yang lainnya.
Daddy Kavin yang menyaksikan pernikahan dadakan putra pertamanya dengan Sasha, menitikkan air mata yang penuh pengharapan yang terbaik begitu juga Mommy Salma, sedangkan Bella dan Bian justru masih belum percaya kalau kakaknya akhirnya mau menikah juga, setelah patah hati ditinggal Iris.