jangan cintai orang lain, selain aku.

1047 Words
semakin hari semakin jadi, aku semakin sering bertemu dengan Panji. jika bertemu maka bukan hanya berbincang, kami lagi lagi bermain. hasrat kami semakin tinggi ditambah, Panji lebih intens menghubungiku. dan aku yang patah hati semakin menjadi, bagaimana jika aku menghancurkan rencana pernikahannya. bagaimana jika aku memaksa dia untuk tetap bersamaku, bukan bersama orang lain. bagaimana jika kali ini aku memohon untuk tidak meninggalkan aku. "lo puas maaa? " tanya panji "kelihatanya bagaimana?" "setelah gue nikah, kita ketemu diluar" kata panji "gue jadi simpenan Lo?" tanyaku "iya" "hah caranya?" "gue sewa apart ya atas nama lo, buat kita ketemu, gue sewa apart nya aga jauh dari rumah, biar ga ada yang curiga gpp" tanya panji "gue seneng lo mikirin gue" jawabku "besok gue hubungi temen gue, baju sepatu dll ga usah bawa dari sini, kita beli baru semuanya buat kehidupan baru kita" kata panji "kita kumpul kebo?" "santai aja, gue pilih apart yang orangnya cuek cuek aja yang ga akan usik" "pokoknya intinya, lo lagi kepengen langsung ke apart kita main sampe puas" tambah panji "gue apa lo yang selalu kepengen?" tanyaku "Lo itu candu ma" ucapnya "sama ji, lo candu dan gue ga bisa berhenti gitu aja" kataku "maaa" "iyaaa" "lepas mandi kita tidur sambil cerita ya" "iyaaa banyak hal yang ingin ku perbincangkan. kami bergegas mandi memberikan diri, panji hanya mengenakan kolor nya, aku hanya mengenakan baju tipis, kami berbaring di kasur sambil menatap langit-langit kamar. "lo pake gitu aja gue hampir mau tegang lagi, tapi gue tahan karena gue mau quality time sama lo" . "hah serius" aku hanya tersenyum lalu menghadap kearah yang berlawanan dengan panji. panji langsung memelukku dari belakang. dia mengusap lembut rambutku. "alma sayang, maukah kamu menikah denganku, jadi ibu dari anak-anak ku kelak, jadi istri ku, dan yang menemaniku dalam keadaan suka maupun duka, yang tidak akan pernah berhenti mencintaiku" "gue mau ji, tapi mustahil" kataku "nikah siri mau?" tanyanya "ngga ji, keluarga gue berpendidikan semua, kalau harus nikah siri apa kata keluarga besar gue? pasti pada protes. lo harus bisa memilih gue atau laras" kataku "lo tau maa, gue cuma kasih 50jt, karena keluarga gue pengennya nikah siri, dan setelah lahir baru nikah di rayain" katanya "terus aku harus apa? " "gue bilang ke nyokap gue ya, gue pengen nikah sama lo sah secara hukum dan agama tapi kita diem aja" katanya "hah mana bisa gue diem, pernikahan itu sakral buat gue ji" "yaaa nikah di KUA tanpa resepsi" kata panji "jiii pilih gue jangan laras" pinta ku. "tapi gue ga bisa sejahat itu, laras perempuan dan gue juga, dia lebih butuh lo ketimbang gue, tapi gue ga bisa diem aja kek gini, gue patah ji, gue remuk. gue hancur lo harus tau ini ji, posisi gue serba salah gue pengen lo tapi lo milik orang lain yang lebih butuh lo ketimbang gue" kataku sambil terisak panji memelukku dengan erat, dia membalikan tubuhku menghadap kearahnya. dia mencium keningku, mencium pipiku, mencium mataku dan juga bibirku. "sabar sayang sabar, semua ada waktunya, terus lah menjadi yang terbaik buat hubungan kita" katanya "gue ga mau, kalau Lo di miliki orang lain selain gue" "iya gue milik lo, dan lo milik gue dengan utuh, jangan mencintai orang lain selain aku"katanya aku diam, tanganku reflek memegang dadaku, mencoba mengenang siapa yang sebenarnya aku cintai. siapa? bukanya aku hanya butuh Panji, dan mencintai Gaga. bagaimana ini? siapa yang sebenarnya aku inginkan. "aku ga pernah liat orang lain semenarik lo ji, dunia gue cuma lo ga ada yang lain" kataku suaraku sedikit bergetar, entah mengapa? mungkin karena ku balut dengan kebohongan. "iya baguslah, gue ga mau sampe lo dimiliki orang lain" tambahnya kami terlelap dalam tidur, tangan panji melingkar di pergelangan pinggang ku. untuk hari ini mungkin yang ku butuhkan adalah Panji, tapi tidak tahu jika Gaga datang. esok paginya panji tidak berangkat kerja, begitupun aku memutuskan untuk tidak pergi ke kampus. kami masih ingin mengenang kebersamaan ini. "lo ga kerja ji? " tanyaku "ngga, gue cuti 2 hari gue bilang kalau gue ada urusan mendadak di puncak " nyokap lo gimana?" "ya percaya, gue bilang perjalanan dinas" katanya "laras?" tanyaku "gue bilang kalau gue ada rapat pagi ini sampe sore, jadi ga bisa dihubungi, jadi nomer HP langsung gue nonaktifkan" kata panji "kenapa dimatiin? " "gue cuma butuh lo, ngga yang lain, gue rasa yang lain ngga penting, untuk sekarang cuma lo yang gue butuhin" katanya aku tersenyum, lalu tertawa disusul panji yang juga ikut tertawa. kami mentertawakan diri kami masing-masing, demi cinta mengapa kami sebodoh ini, bahkan kami melakukan segala macam cara untuk tetap bersama, padahal gue rasa laras lebih butuh ketenangan yang lebih tenang dari ini. namun sayangnya panji lebih takut gue menderita ketimbang calon istrinya. "ah Tuhan salahkah aku" gerutu ku "jangan mencintai orang lain selain aku sekali pun dia adalah istri mu" kataku "yaaaa maaa i love you so much kekasih gelap ku" kata panji "ma besok pagi kita ke apartemen, dan belanja, beli semua kebutuhan kita" "Iyah ji, iya. tapi gimana cara keluar dari rumah gue ini?" tanyaku "gampang, nanti gue nyuruh temen gue jemput pake mobilnya, abis itu dia bakalan gue suruh parkir langsung di garasi Lo, pas nyampe gue langsung masuk ke dalam mobilnya" katanya "maling tetap maling ya" aku menatap panji lalu tersenyum tipis "demi lo ma, demi gue bisa sepanjang waktu bersama lo, gue bisa lakuin apa aja" jawabnya. benar saja, hari ini kami menghabiskan uang lebih dari 10 juta, hanya untuk berbelanja kebutuhan kami berdua. mulai dari baju, celana, baju dalam, celana dalam, makanan ringan, mie dll. banyak sekali yang kita butuhkan, untuk kehidupan kami berdua di apartemen baru, di apartemen ini, di ketinggian 100 meter, aku tidak tahu akan ada cerita dan kisah yang lebih menarik dari sebelumnya atau tidak. jika iya, mungkin kisah antara aku dan panji yang semakin rumit, menjalin sebuah hubungan yang salah satu diantara kami, memiliki istri. dan bahkan sedang hamil anaknya. aku tidak suka di bohongi, bahkan jika Panji berbohong aku tidak tahu apakah aku bisa memaafkannya atau tidak. ah entahlah. kisah yang lebih rumit dari ini akan berlanjut, tentang kisah perselingkuhan ku dengan suami orang lain, dan kisah cintaku dengan lelaki yang kucintai dimasa lalu, mana yang akan lebih ku pilih? dapatkan aku menjalaninya? jawabannya tidak tahu, hari ini aku hanya ingin bersama panji. lagi dan terus.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD