22. Opera

2670 Words

"Mau apa lagi anda masuk ke ruangan saya!" semprot Marsel tanpa melihat siapa yang masuk. "Weis... Lo kenapa sih sensi amat? Santai dong, sobat dateng bukannya disambut malah diomelin." Marsel memutar tubuhnya melihat bahwa yang masuk ke ruangannya adalah Ricky, bukan Audi. Marsel kembali menetralkan deru napasnya yang memburu akibat menahan amarah. "Ngapain lo ke sini pagi-pagi." "Ya elah gak seneng amat lo, gue tengokin. Bdw lo kenapa sih marah-marah gitu? Gak bisa nyusu lo semalem?" canda Ricky yang sudah duduk di kursi depan meja Marsel. "Kesel gue sama tuh dokter saiko, udah stres kali dia. Bukan tempatnya dia di sini, tapi di rumah sakit jiwa sebagai pasiennya." Marsel pun membuka jas dokternya dan duduk di kursi kejayaannya. "Siapa yang lo maksud? Kok gue gak paham." Ricky ber

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD