Heartsa tersindir, lalu terdiam sejenak sebelum mundur perlahan. "Kesayangan siapa? Ejeklah sampai puas, aku mungkin salah satu contoh korban-korban pria seperti kamu dan Nick, cuma kamu belum sadar aja... nyakitin perempuan, bahkan ngancurin." Kalimat Heartsa menusuk cukup menyindir Gava, “Apa maksud kamu?" Gava tidak terima, suaranya mulai meninggi. "Jangan samain aku sama dia!" Heartsa menatap Gava tajam. "Kenapa? Kamu merasa lebih baik? Kamu berhubungan dengan banyak wanita, emang kamu ngga ngerasa nyakitin orang lain?" Gava terdiam sejenak, tak menyangka Heartsa akan membandingkannya dengan Nick, “Sok tahu, jangan sok kenal!" balas Gava kesal, lalu dengan langkah cepat dia pergi menuju sofa. Suasana di kamar yang seharusnya menjadi kamar pengantin mereka terasa sangat dingin da