Ranjang yang ditempati Gava dan Heartsa terasa dingin sekali. Mereka berdua berbaring diam, masing-masing terjaga dalam pikirannya. Gava berbaring di sisi kanan, sementara Heartsa di sisi kiri, seolah ada jarak tak terlihat di antara mereka. Malam itu terasa panjang, meski keduanya terbaring di tempat yang sama, perasaan asing tetap menyelimuti. Gava menatap langit-langit, pikirannya terus berputar, mencari cara agar Heartsa bisa menerimanya sepenuhnya, bukan hanya karena status suami-istri yang mereka sandang. Ia tahu, pernikahan ini bukanlah hal yang mudah bagi Heartsa. Tapi Gava sangat ingin membuktikan bahwa dia tidak akan menjadi suami yang hanya hadir secara fisik. Dia ingin Heartsa menyadari usahanya, bahwa di balik segala kekacauan yang terjadi, dia benar-benar menginginkan Hea