When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Setelah membuka pintu, ternyata tamu itu adalah Farhan. Tak seperti biasanya, malam ini Farhan ingin mengungkapan hal yang sangat penting pada Karina. Entah apa yang ingin Farhan sampaikan hingga membuatnya tampak gemetaran dan gugup saat bertemu Karina. “Farhan, ada apa nih? Tumben malam-malam kesini,” tanya Karina. “Begini, ada hal penting yang mau aku sampaikan sama kamu,” ucap Farhan. “Farhan kelihatannya serius banget. Mau ngomong apa sih,” batin Karina. “Kalau gitu, ayo masuk dulu. Gak enak kan kalau ngobrol di luar,” ucap Karina. Karina, Mika, dan Farhan kini sudah ada di ruang tamu. Mika sudah tahu kalau Farhan ingin melamar Karina. Tak mau mengganggu momen penting mereka, Mika pura-pura sakit perut agar bisa ke belakang sehingga Karina dan Farhan bisa lebih nyaman berdua. “K