When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Sesampainya di rumah Rohman, Farhan, Karina, dan Syifa melihat ada bendera kuning didepan rumahnya. Selain itu, banyak juga orang yang sudah datang untuk melayat. Farhan bersama dengan Syifa dan Karina langsung menemui Rohman yang duduk termenung di teras rumahnya. “Assalamualaikum,” ucap Farhan. “Waalaikumsalam,” jawab Rohman. “Maaf Mas Rohman. Siapa yang meninggal ya?” tanya Farhan. “Ibu saya Mas Farhan,” jawab Rohman. “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun. Saya sekeluarga turut berduka cita atas meninggalnya Ibu Mas Rohman. Semoga amal ibadah almarhumah diterima di sisi Allah,” ucap Farhan. “Aamiin.. Terima kasih Mas,” ucap Rohman. “Oh iya Mas Farhan kesini mau mengantarkan pesanan saya kan? Bisa gak kalau saya ngurusnya nanti setelah saya pulang dari memakamkan ibu saya. Kare