When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Setelah pulang dari rumah Rohman, Farhan pulang bersama Karina dan Syifa. Sesampainya di rumah, ternyata sudah ada Angga yang menunggunya. Angga adalah teman sekampung Farhan yang cukup akrab dengannya. Namun, beberapa bulan ini Farhan sudah lama tak melihatnya. Karena sudah terlalu lelah, Syifa masuk ke dalam rumah lebih dulu. Ia ingin segera mandi dan istirahat. “Akhirnya lo pulang juga. Gue udah 3 jam nungguin lo dirumah lo,” ucap Angga. “Tadi gue pergi sebentar. Lagian lo sih main ke rumah gue tapi gak ngabarin dulu,” ucap Farhan. “Gue udah telfon lo berkali-kali tapi gak lo angkat,” ucap Angga. Farhan mengambil ponselnya dari saku celananya dan benar saja Angga memang menelponnya berkali-kali. Karena tadi ia sibuk membantu mengurus pemakaman Ibunda Rohman, Farhan tak sempat membu