Part 05 - Ahjussi Tampan

1059 Words
Bara menatap pada Kyomi yang memakai gaun putih yang terlihat sangat cantik sekali malam ini. Bara mengajak Kyomi untuk ke rumahnya menemui orang tua Bara yang sangat ingin bertemu dengan Kyomi. Kyomi menguap pelan. Kyomi menyadari apa yang dilakukan oleh dirinya menatap pada Bara yang tertawa kecil melihat padanya. Kyomi hanya tersenyum tipis dengan hal bodoh yang dilakukan oleh dirinya barusan. “Kamu ngantuk? Tapi ini baru jam delapan malam!” ucap Bara pada Kyomi. Kyomi mendengar apa yang dikatakan oleh Braa menggeleng pelan, kenapa dia bisa sampai memalukan dirinya sendiri, dengan menguap. Ini efek siang tadi dia tidak ada tidur siang. Sehingga malamnya dia menggantuk. “Enggak. Om Bara nantri di rumah orang tua Om, nanti Kyomi nggak bakalan diuji coba dengan masak dan lainnya, ‘kan? Apalagi ini Kyomi harus nginap di rumah orang tua Om Bara. Kyomi nggak mau nanti malah dites untuk bersihkan ini itu. Disuruh masak dan lainnya. Kyomi nggak bisa masak dan kerjain pekerjaan rumah. Di rumah Kyomi yantg kerjain semuanya Bibi dan Kyomi nggak ada kerjain apapun,” ucap Kyomi menatap pada Bara. Bara tertawa kecil mendengar itu. Dia tidak masalah Kyomi tidak bisa masak. Lagian dia cari itu istri bukan calon pembantu! Kyomi akan jadi istrinya. bukan orang yang akan bersih-bersih di rumahnya. Bara bisa bayar orang untuk bekerja di rumahnya. Tanpa Kyomi kerjakan semuanya. “Kamu nggak perlu takut, lagian yang aku cari itu istri. Bukan pembantu, aku nggak masalah kamu nggak bisa masak atau apapun itu, yang penting kamu itu ada buat aku. Cukup diam di rumah belanjain semua uang aku!” ucap Bara tersenyum manis pada Kyomi. Kyomi mendengarnya mengerjapkan matanya beberapa kali setelahnya terkikik geli. Jadi ini dia disuruh menjadi istri yang baik dan cukup di rumah saja. Membuat Kyomi mau-mau saja mah. Dia tidak akan menolak untuk menghabiskan uang. Lagian menghabiskan uang itu adalah hal yang mudah untuk dirinya. “Aku nggak masalah kalau cuman suruh ngabisin duit. Malahan aku sangat senang kalau disuruh buat ngehabisin duit!” senyuman Kyomi melebar. Bara mendengar apa yang dikatakan oleh Kyomi tertawa kecil, dirinya menatap pada Kyomi yang sekarang gadis itu sedang memakan coklat yang ada di dalam mobil. Bara memakirkan mobilnya di depan pintu rumah orang tuanya. Bara keluar dari dalam mobil membukakan pintu untuk Kyomi. Kyomi menelan salivanya. Apakah dirinya sungguh akan diterima di dalam rumah ini? Atau dirinya diusir dan didepak dari dalam rumah ini. Kyomi merasakan gugup yang luar biasa sekali pada hatinya sekarang. Kyomi memainkan jari jemarinya menatap pintu rumah yang dibuka oleh Bara. Kyomi berjalan seperti orang habis melahirkan sangat pelan dan tidak sanggup untuk bertemu dengan calon mertuanya. Katanya orang kaya raya dan pastinya orang kaya itu kejam. Mata Kyomi membulat. “Omo! Mas siapa? Kok cakep banget sih? Lebih cakep dari Om Bara. Umur Mas berapa? Kenapa nggak Mas aja yang dijodohin sama Kyomi?” tanya Kyomi tanpa tahu malu memeluk lengan pria yang menurutnya sangat tampan melebihi Bara. Bara mendengar ucapan Kyomi memutar bola matanya malas, menarik tangan gadis itu agar menjauh dari ayahnya. “Itu ayahku! Kamu jangan asal peluk dan panggil Mas!” ucap Bara berwajah masam mendengar Kyomi yang memanggil ayahnya dengan sebutan Mas. Sedangkan dia dipanggil Om oleh Kyomi. “Aigo! Ini Bapak kamu Om? Kok lebih kelihatan muda Bapak kamu dibanding kamu. Om, nggak ada niat jadiin Kyomi istri kedua aja? Kyomi bersedia jadi istri kedua Om. Kalau Om mau nerima Kyomi jadi istri kedua. Kyomi janji. Janji kalau Kyomi akan jadi sugar baby yang baik hati dan suka habisin uang Om.” Ucap Kyomi nyengir. Rasa gugupnya dalam mobil tadi entah hilang kemana. Sekarang malah dia seperti wanita yang haus akan belaian dan menggoda ayah dari calon suaminya. Bagas—ayah Bara tertawa kecil mendengar apa yqang dikatakan oleh Kyomi. “Kamu ini lucu sekali. Pantas saja Bara mau nikah sama kamu. Ma, kamu lihat ini calon menantu kamu. Lucu dan cantik sekali ya?” tanya Bagas pada istrinya. Hanum mengangguk. “Iya, cantik banget Pa. Pantesan anak Papa ini mau nikah sama Kyomi. Kyomi sayang, kamu jangan jadi istri kedua Kakek tua ini. nanti kamu mau kalau Mama racuni kamu sama sianida?” tanya Hanum membuat Kyomi menggeleng pelan, lalu matanya menatap pada Bara yang hanya diam saja tidak mengatakan apapun. Kyomi tahu kalau lelaki itu sekarang pasti sedang marah padanya. Kyomi menatap pada Bara dengan tatapan bersalahnya. Kyomi memeluk lengan pria itu, tersenyum manis pada Bara yang masih saja enggan untuk menatap padanya. “Maafin Kyomi, Om! Kyomi tahu kalau Kyomi itu salah. Kyomi nggak akan ulangi lagi. Maafin ya.” Ucap Kyomi merayu Bara. Bara yang mendengar rayuan dari Kyomi memutar bola matanya malas, dia tidak mau memaafkan Kyomi sebenarnya. Melihat bagaimana Kyomi tadi merayu ayahnya Bara dan dipanggil Mas lagi. Bara saja tidak pernah dipanggil Mas oleh Kyomi. “Kita makan malam sekarang!” ucap Baraa dingin. Kyomi mendengar apa yang dikatakan oleh Bara menggigit bibirnya, dia mau menangis saja mendengar apa yang dikatakan oleh lelaki itu. Kyomi menggeleng pelan, dia tahu kalau dirinya salah. Tapi Om Bara jangan marah-marah pada Kyomi. “Om! Om jangan marah sama Kyomi. Kyomi nggak bisa lihat Om marah sama Kyomi!” air mata Kyomi mau menetes sekarang rasanya, melihat Bara yang masih saja diam tidak mengatakan apapun. Kyomi benar menang pada akhirnya. Hanum dan Bagas yang melihat itu, menatap pada Bara, keduanya menghela napas mereka kasar. “Bara! Kamu nggak boleh kayak gitu. Lagian Kyomi sudah minta maaf sama kamu.” Ucap Hanum menegur putranya. Bara mendengar apa yang dikatakan oleh ibunya, melihat Kyomi menangis, dan ingus yang sudah kesana kesini. Bara berjalan mendekati Kyomi lap ingus wanita itu. Lalu dia tertawa kecil. “Jangan diulangi lagi.” Ucap Bara pada Kyomi mendapatkan anggukan dari gadis itu. “Maafin Kyomi.” Ucap Kyomi masih manja. “Iya, udah aku maafin.” Kata Bara membuat Kyomi tersenyum lebar dan tanpa sadar mencium pipi Bara sekilas. Bara memegang pipinya, lalu dia tersenyum tipis. Bara tidak ada rasa risih sama sekali, malahan dia sangat senang sekali saat Kyomi mencium pipinya. Bara mengacak rambut Kyomi. “Tapi Bapak Om memang seperti Ahjussi tampan! Dan nggak kelihatan tua!” ucap Kyomi membuat Bara mendengarnya memutar bola matanya malas. Ini dia mau meninggalkan Kyomi di jalanan nanti kalau dia mengantarkan Kyomi pulang. Kesal sekali Bara mendengar apa yang dikatakan oleh Kyomi, yang memuja ayahnya—yang sudah tua itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD