Dijodohkan Dengan Lelaki Impoten

Kyomi memasuki rumahnya dengan senyuman lebar, rumah sederhana tapi keluarganya bahagia di sini. Gadis berusia dua puluh tiga tahun itu, baru pulang dari Kampus dengan memakai pakaian yang sopan dan juga senyuman cantik selalu terpatri di bibirnya. Matanya menatap pada lelaki yang sudah berumur tapi masih tampan yang duduk di ruang tamu bersama dengan orang tua Kyomi. Mata Kyomi menilai lelaki itu. Dia tahu kalau pria ini bukanlah orang sembarangan. Orang banyak duit yang pasti memiliki perusahaan besar yang gedungnya setinggi langit. Agak hioperbola memang. Tapi memang Kyomi sering mengatakan hal berlebihan. “Kyomi, kamu sudah pulang, Nak. Sini duduk dulu sama Mama. Mama mau kenalkan atasan Papa kamu di kantor, dan ada hal penting juga yang mau kami bicarakan sama kamu,” ucap Megi—Mama Kyomi masih sangat cantik diusianya yang sudah mau lima puluh tahun. Kyomin berjalan mendekati ibunya, duduk di samping ibunya melihat pria yang ada di depannya ini selalu saja melihat padanya. Bulu kuduk Kyomi merinding, merasakan tataapn ittu menembus ke bajunya dan membuat dirinya telanjang. Kyomi bukan orang polos. Dirinya memang masih perawan. Tapi bacaannya kebanyakan dewasa semua. Dan situs dewasa juga pernah dilihat oleh dirinya. “Ma, Om itu kenapa natap Kyomi kayak gitu?” bisik Kyomi masih dapat di dengar oleh pria di depan. Pria itu berdeham pelan. “Kyomi, ayahmu sudah menjodohkan kamu dengan saya.” Ucap pria itu tanpa basa basib menanyakan kabar Kyomi. Bagaimana hari Kyomi. Apakah Kyomi baik-baik saja. Apakah uang jajan Kyomi masih ada. Apakah Kyomi pandai dalamn pelajaran. Tidak ada! Yang ada dia langsung mengatakan kalau ayah Kyomi sudah menjodohkan Kyomi dengan pria di depannya ini, untuk dinikahi oleh pria itu. Jantung Kyomi berhenti beberapa detik setelahnya mata gadis cantik itu menatap pada orang tuanya. “Ma, Pa, Om itu melucu bukan? Mana mungkin Mama dan Papa jodohin Kyomi dengan Om itu, lagian Kyomi masih kuliah dan banyak hal yang harus dicapai oleh Kyomi. Salah satunya lihat suami Kyomi di Korea ketemu sama Mas Jaehyun dan Mas Johnny, ini kenapa Om satu ini ngelindur di siang hari!” ucap Kyomi menatap tajam pada Om yang ada di depannya. Lagian dia tidak pernah berpikiran untuk menikah diusia muda. Dia itu punya cita-cita. Mari menikah dengan Jaehyun dan selalu berdoa pada Tuhan kalau Jaehyun adalah jodohnya. “Kamu jangan seperti itu. Apa yang diucapkan Pak Bara memang benar. Papa akan menjodohkan kamu dengan Pak Bara. Dia itu lelaki baik untuk kamu Kyomi, dia juga sudah matang dan sudah jelas dia akan membimbing kamu dengan baik.” Ucap Rahadian—Papa Kyomi dengan senyuman sopannya. “Pa! Kyomi nggak mau nikah! Kyomi masih mau bebas dan Kyomi nggak mau nikah sama atasan Papa. Papa pernah bilang kalau Om Bara ini udah nikah. Terus kenapa Kyomi dinikahkan sama dia?” tanya Kyomi menunjuk pada lelaki di depannya dengan tatapan tajam dan juga wajah cemberut. Bara hanya diam saja, melihat pada Rahadian yang sudah berdiri dan menuntun putrinya untuk duduk kembali. Rahadian tersenyum malu pada atasannya dengan apa yang dilakukan oleh putrinya sekarang yang membuat dirinya mau memukul kening putrinya. “Pak Bara itu sudah bercerai dengan istrinya enam bulan yang lalu. Istrinya selingkuh dengan lelaki lain. Pak Bara itu orang yang sangat setia skeali Kyomi. Dia tidak akan menyakiti kamu, Papa mohon … kamu terima perjodohan ini. Kamu akan bertemu dengan orang tua Bara dua hari lagi, dan Papa tidak mau mendengar penolakan dari kamu.” Ucap Rahadian menatap pada putrinya dengan tatapan memohon darinya. Kyomi yang mendengar apa yang dikatakan oleh ayahnya cemberut, dan setelahnya berdiri dari tempat duduknya dan berjalan menuju kamarnya. Tidak mau mendengarkan apa yang dikatakan oleh orang tuanya lagi. Perjodohan? Yang benar saja! Dirinya juga dijodohkan dengan lelaki setua itu! Kyomi tidak tahu jarak umurnya dengan pria itu. Yang jelas dia putus asa mendengar perjodohan yang dibicarakan oleh orang tuanya, tidak mau menikah dengan lelaki itu. Dia baru bercerai enam bulan, dan sudah mau menikah dan memiliki istri lagi. Itu yang dikatakan oleh orang tuanya lelaki setia dan bisa membimbing dirinya. “Mas Jaehyun, Mas Johnny. Adek harus apa? Ini Adek dijodohkan dengan lelaki tua—yang Kyomi tidak tahu berapa umur lelaki itu. Kyomi tidak mau menikah, tolong Kyomi bawa Kyomi kabur dari rumah ini. Kyomi cuman mau nikah sama kalian aja.” Ucap Kyomi sudah menangis, dan menghapus air matanya sambil memanyunkan bibirnya. Megi mendengar semua yang dikatakan oleh anaknya menggeleng pelan. “Kyomi, kamu jangan sedih kayak gitu. Pak Bara bukan orang sembarangan, Mama mau bilang sesuatu. Kalau kamu tidak terima perjodohan dengan Pak Bara. Rumah ini dan harta kita semuanya akan lenyap. Kyomi akan tidur di jalanan,” ucap Megi. Kyomi melihat pada ibunya mengerjapkan matanya beberapa kali.m “Kenapa?” tanya Kyomi Megi membelai lembut rambut panjang putrinya. “Kita punya hutang pada Om dan Tante kamu, gaji Papa kamu juga tidka besar untuk bayar semuanya. Mereka nipu Papa kamu. Kalau kita tidak membayar itu, maka semuanya akan hilang. Papa kamu minta bantuan pada Pak Bara. Dan Pak Bara meminta Papa kamu untuk menjodohkan kamu dengan dia. Papa kamu terima, karena tahu bagaimana baiknya Pak Bara. Kamu terima Pak Bara. Kenal sama dia. Hidup Kyomi nggak akan susah Nak, kalau nikah sama Pak Bara.” Ucap Megi menjelaskan dengan nada lembutnya pada sang putri. Kyomi mendengarnya menangis, lalu menjadikan paha ibunya untuk dijadikan bantal. Kyomi bimbang apakah dirinya akan bahagia dengan menikah bersama lelaki itu? Kyomi memikirkan berbagai macam hal buruk pada Bara, karena dia yakin kalau lelaki itu tidak sebaik apa yang ibunya katakan. Bisa saja… ah! Membayangkannya saja sudah membuat Kyomi takut. Kyomi harus apa? Apakah Kyomi harus kabur dengan uang seratus lima puluh ribu di dalam dompetnya? Tapi setelah itu dia harus kemana? Tinggal dimana? Makan apa? Kyomi tidak pernah pergi kemanapun kecuali bersama dengan orang tuanya. Kyomi pusing! Kyomi mau ke Korea saja! Mana tahu di sana dirinya diterima menjadi istrinya Jaehyun. Kyomi nasibnya kurang beruntung, pulang kuliah bukannya disambut dengan makanan enak malah disambut dengan perkataan mau dijodohkan dengan Om-om yang tidak pernah dikenal oleh Kyomi, dan tidak tahu dimana rumah Om itu! Juga tatapan m***m dari Om itu masih diingat oleh Kyomi membuat bulu kuduk Kyomi berdiri seketika. Lebih menakutkan dari melihat hantu.