Sandiwara Part 2

1015 Words
Matthew duduk dihadapan keluarga yang akan menjadi keluarganya untuk sementara waktu sampai pekerjaannya selesai. Sejak tadi pandangan Delisa mengarah pada Matthew yang tak ia sangka akan sangat mirip dengan Jerano, kakak iparnya. Delisa sampai bergidik ngeri ketika Matthew tiba di rumah ini, ada sesuatu yang ia takuti, meskipun putranya sudah memberikannya pemahaman dan berusaha menenangkan, namun tetap saja hal itu membuat Delisa merasa takut, meskipun Anshori mengatakan bahwa wajah mirip di dunia ini sudah sangat wajar. Tapi, bagi Delisa kemiripan itu benar-benar tak ada bedanya. Biasanya kembar saja akan memiliki perbedaan, namun wajah Matthew malah tak ada bedanya dengan Jerano, tinggi badannya, wajahnya, bahkan sama persis dengan gaya Jerano. Hanya satu perbedaan diantara mereka, Jerano versi tua, sementara Matthew versi mudanya. "Selama ini, kamu tinggal dimana?" tanya Eros, pengacara keluarga Manzano yang selama ini melindungi harta benda dan kekayaan keluarga tersebut. "Saya bersama keluarga angkat saya," jawab Matthew. "Kenapa kamu tahu bahwa keluarga itu adalah keluarga angkat?" tanya Eros lagi. Matthew berusaha tenang, ia tak boleh mengacaukan segalanya apalagi membuat kesalahan, jika ia tak bisa meyakinkan Eros, artinya ia tak akan berkuasa. "Keluarga itu yang menceritakan kepada saya sebelum meninggal, bahwa saya ditemukan didepan swalayan dimalam hari pada saat hujan," jawab Matthew, apa yang Matthew ceritakan saat ini, benar adanya. Itu bukan rekayasa yang ia buat dengan Anshori, keluarga angkatnya yang mengatakan hal itu. Daniel dan Delisa bertukar pandangan, sepertinya cerita yang diceritakan Matthew barusan sama persis yang mereka lakukan beberapa tahun yang lalu. Meskipun bukan mereka yang menurunkan anak itu didepan swalayan, namun saat itu memang hujan deras. Delisa mulai bergerak gelisah, ia takut jika Matthew memang benar-benar anak dari Meyden dan Jerano. Apa yang harus mereka lakukan jika memang terbukti? Daniel memegang lengan istrinya yang terlihat gelisah, Daniel hanya tak mau sampai istrinya itu memperlihatkan sesuatu yang mencurigakan didepan Eros. "Usia kamu berapa tahun sekarang?" tanya Eros lagi. Ia memang harus memastikan hal itu, karena jika ia langsung percaya pada kehadiran Matthew, apa yang ia lindungi saat ini akan percuma. Jadi, Eros hanya berusaha melakukan tugasnya dengan baik. "Saya 29 tahun," jawab Matthew. Eros lalu mengelus dagunya, anak Meyden dan Jerano hilang pun memang 29 tahun yang lalu, apakah dengan pertanyaan itu akan membuat Eros percaya? Itu tak akan mungkin. Ia harus melakukan sesuatu. Eros adalah pengacara keluarga yang diberi kepercayaan untuk menjaga harta Jerano, dan harta itu akan diberikan kepada anak Jerano dan Meyden satu-satunya, harta yang jumlahnya tak sedikit, harta yang benar-benar tak akan pernah habis. Itulah tujuan Matthew berada di rumah keluarga Manzano saat ini, untuk mendapatkan aliran dana atau rekening rahasia keluarga Manzano. *** Satu Minggu ini, Valencia terlihat begitu gelisah, karena Matthew tak pernah pulang ke rumah, terakhir kali ia bertemu kekasihnya itu sebelum Matthew berangkat kerja, katanya ada job dari Jessie yang harus Matthew lakukan, namun kemarin Valencia bertemu dengan Jessie, Jessie mengatakan akan menemui Matthew, sementara Matthew beralasan mau menemui Jessie. Valencia bingung dan berusaha tak berpikir macam-macam tentang kekasihnya, kemungkinan Matthew melakukan jobnya diluar kota meskipun sudah membohonginya. Valencia juga sudah ke rumah sakit menemui Millen, namun kata suster di sana, Millen sudah dipindahkan ke rumah sakit yang lebih baik, masih juga Valencia berpikir yang baik tanpa mencurigai kekasihnya. Valencia berusaha tak goyah hanya karena sesuatu yang ia temui. Akankah cinta mereka berakhir sia-sia? Akankah Matthew kembali ke sisinya? Satu Minggu yang berat sudah ia lalui namun airmatanya tak kunjung berhenti, rindu dan rasa penasaran bercampur aduk. Ia hanya ingin kepastian, ia hanya ingin mendengar kabar Matthew, semua teman-teman Matthew yang berada di lingkungan yang sama, sudah ia temui juga, namun tak ada yang melihat Matthew. Lalu, siapa yang memindahkan Millen dari rumah sakit itu? Terus apa tujuannya? Valencia terus duduk di teras rumahnya, setiap terdengar bunyi kendaraan yang menghampiri rumahnya, Valencia langsung berdiri dan berharap itu Matthew, namun tetap saja sia-sia penantiannya satu Minggu ini. Sesaat kemudian, mobil Supercar parkir didepan rumah Valencia. Valencia bangkit dari duduknya dan bertanya-tanya dalam hati, siapa orang yang mengendarai Supercar itu? Tak butuh waktu lama, keluarlah penilik kendaraan dari dalam mobil tersebut, Valencia membulatkan mata ketika melihat kakaknya datang. Kakak kandungnya yang sudah menikah dengan seorang pengusaha kaya raya, yang tak lain tak bukan adalah mantan kekasihnya, pria yang ternyata berselingkuh dengan kakaknya sendiri selepas pertemuan keluarga kala itu. Karena itu, Valencia mabuk-mabukan, selain masalah keluarga, ia juga lelah dengan masalah hati. Tapi, tetap saja Valencia harus mengalah karena hubungan kakaknya dan mantan kekasihnya itu sudah terlalu jauh hingga mereka menikah. Satu-satunya yang tahu keberadaannya hanyalah kakaknya, meskipun kakaknya tak pernah kemari, namun Valencia sudah mengirim alamat tempat tinggalnya berharap kakaknya itu tak memberitahu siapapun. "Halo adikku yang manis dan cantiknya sangat paripurna," ucap Casandra—kakak kandungnya. Kakaknya itu memeluk dirinya dan mengecup kedua pipinya tanpa basa-basi, begitulah keakraban mereka. "Kamu kenapa kemari?" tanya Valencia bersedekap didepan kakaknya itu. "Aku kemari karena mau menemuimu, aku rindu padamu," jawab Casandra, membuat Valencia mengangguk. "Kamu duduk dulu, aku buatkan minum," kata Valencia. "Eits tak perlu, Valen, aku kemari karena hanya ingin mendengar kabarmu, selain itu saya harus membawa satu kabar yang mungkin akan membuatmu terkejut. Bukan maksud hatiku datang memberitahumu sekarang, tapi kamu harus mendengar kabarnya." Casandra masih menyiapkan diri untum memberitahu adiknya itu. "Ada apa sih kak? Kabar apa yang mau kamu katakan? Katakan saja. Jangan membuatku bingung," kata Valencia menautkan alis didepan kakaknya. "Sebenarnya ... Mommy sakit, sudah semingguan ini tak bisa bangun, kata dokter Mommy mengalami struk," jawab Casandra. "Apa? Mommy sakit? Kenapa tak mengatakannya kepadaku? Kan kamu bisa mengirim pesan padaku. "Jadi, aku dan Daddy harap kamu pulang, kamu harus pulang, Valen, kasihan Mommy dia juga setiap hari menyebut nama kamu dan menyuruhku membawamu pulang. Kita hanya punya Mommy yang bisa memahami kita, Valen, jika Mommy pergi, siapa lagi yang bisa mendukung kita? Daddy tak mungkin mendukung kita." "Tapi, aku menunggu Matthew pulang," jawab Valencia. "Kamu lebih memilih menunggu Matthew, daripada menemui Mommy? Begitu?" tanya Casandra. "Tapi sudah beberapa hari ini, Matthew tak pulang, jadi aku harus menunggunya. Sampaikan saja salamku pada mommy, karena saya tetap harus di sini," jawab Valencia yang sudah dibutakan oleh cinta sampai keluarganya saja tak ia perdulikan. Akankah Matthew pulang?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD