Sandiwara Part 3

1014 Words
Matthew masuk ke kamar yang berlapiskan emas, meskipun ia mendadak jadi orang kaya, tetap tak membuat hatinya bahagia. Ini hanya pekerjaan, ia akan mendapatkan uang setelah semuanya selesai, meskipun hatinya mulai sepi dan mulai memikirkan bagaimana nasib Valencia. Tak lama kemudian, Anshori masuk ke kamarnya lalu bertepuk tangan di depan Matthew dengan wajah semringah, Ansori menganggap hari ini adalah hari yang baik dan membahagiakan karena tak mendengar satu pun komentar Eros, sebagai pengacara yang dipercayakan untuk menjaga harta benda milik Jerano. "Kerja bagus," ucap Anshori membuat Matthew menautkan alisnya. Matthew tidak melakukan banyak hal untuk membuat semua orang percaya kepadanya. Jadi, Matthew heran melihat sikap Anshori yang seolah-olah sudah berhasil mencapai misinya. "Hari ini ... kita berhasil melaluinya. Saya berharap kamu bisa melewati seluruh rintangan yang akan hadir di depan kita, karena lawan kita bukan orang sembarangan keluarga Manzano adalah keluarga terkuat di kota ini. Jadi, saya menyuruhmu untuk lebih kuat, belajar untuk mengenal Uncle Jerano agar setiap apa yang kamu katakan nanti di depan semua orang, mereka semua bisa tersihir dan percaya kepadamu," seru Anshori, meraih dua gelas kristal dan menuang minuman itu ke dalamnya lalu memberikan satu gelas kepada Matthew. " "Apa menurut kamu Eros percaya pada saya?" tanya Matthew bersulang dengan Anshori. "Eros bukan orang sembarangan, dia tidak akan mudah percaya pada seseorang, namun hari ini saya melihatnya dengan mata kepala saya sendiri ia tak mengatakan satu kata pun setelah melihatmu, kita harus senang karena bisa saja hal itu adalah pertanda bahwa ia percaya kepadamu," jawab Anshori. "Sebenarnya apa yang meyakinkan mereka dan percaya begitu mudah dengan saya?" Matthew masih bingung. Karena semua orang terlihat tertegun melihatnya bahkan begitu tak percaya dengan kehadirannya. "Satu hal yang membuat mereka yakin bahwa kamu tidak berbohong, yaitu wajahmu yang sangat mirip dengan Uncle Jerano, jadi semua orang berpikir bahwa kamu adalah keturunannya dan juga anak kandungnya yang hilang 28 tahun yang lalu, bukan waktu yang singkat untuk menemukan seseorang dengan wajah yang sama, awalnya saya juga tidak percaya kepadamu tapi setelah saya lihat pekerjaan apa yang kamu kerjakan, saya jadi ingin bekerja sama dengan kamu, jadi pikirkan misi kita untuk mendapatkan rekening rahasia keluarga Manzano, karena kamu akan mendapatkan bagian dari itu yang akan membuat hidupmu berubah total, tapi ada konsekuensinya, jika kamu tidak berhasil terpaksa saya harus melenyapkanmu." Anshori mengancam. Matthew tak takut sama sekali karena ia adalah pria terkuat dan ia bisa melawan siapapun meskipun ia tak punya nama atau kekayaan, namun ia memiliki tenaga yang besar untuk melenyapkan Anshori lebih dulu sebelum Anshori melenyapkannya. Meskipun ini adalah pekerjaan yang berat dan resiko gagalnya tinggi, namun Matthew yakin akan mendapatkan apa yang Anshori dan keluarganya inginkan. Anshori bisa mendapatkannya jika Matthew bisa berkontribusi pada perusahaan meskipun ia tak memiliki pendidikan, tapi selama hidupnya Matthew banyak belajar dari buku-buku yang ia miliki, jadi selain tampan dan serba bisa, Matthew juga pria yang pintar dan kepintarannya entah turun dari siapa. "Tugasmu selanjutnya adalah mendekati Eros, ia harus yakin padamu dulu, karena Eros bisa menjadi jembatan untuk menuju kemenangan, kamu harus menang dan mendapatkan apa yang saya inginkan." Anshori mengangkat gelas kristal yang ada dalam genggamannya dan bersulang dengan Matthew. "Kamu suka kan dengan kenikmatan ini?" Matthew tak menjawab. Apakah benar ini yang ia inginkan? Valencia bagaimana? Tak lama kemudian, Daniel datang dan masuk ke kamar Matthew di mana Ansori berada, Daniel terlihat gusar dan bingung. Matthew menoleh melihat Anshori dan menunggu pria itu mengatakan sesuatu. "Ada apa, Daddy?" tanya Anshori. "Terjadi lagi sesuatu pada Meyden," jawab Daniel. "Ada apa lagi dengan orang tua itu?" tanya Anshori menautkan alisnya. "Seperti biasa. Dia mengamuk dan mencakar beberapa perawat yang datang menenangkannya. Semua perawat itu terluka. Dan, saat ini mereka sudah mendapatkan perawatan," jawab Daniel menjelaskan. "Dasar orang tua itu, tidak tahu berterima kasih, harusnya dia bersyukur masih hidup jika tidak, sekali saya angkat tangan nyawanya tidak akan selamat," geleng Anshori melempar gelas kristal itu ke lantai. "Kita tidak boleh gegabah, karena Meyden juga tahu di mana rekening rahasia itu tersimpan," geleng Daniel. "Kamu masih ingat kan penjelasan saya? Bahwa Meyden adalah istri dari Jerano, yang secara tak langsung adalah Ibumu," tanya Anshori. Matthew mengganggukan kepala, ia adalah boneka yang akan dimainkan oleh pria yang terlihat marah didepannya, ia tak punya kebebasan lagi meskipun uang ada dalam genggamannya namun ia tidak punya kebebasan seperti biasanya kebebasan yang lebih menyenangkan daripada dikekang dan terkungkung seperti ini namun semua itu adalah pilihannya. "Kapan saya bisa bertemu dengan beliau?" tanya Matthew. "Jangan terlalu terburu-buru, kamu pasti akan bertemu dengannya tanpa kamu minta, karena jembatan yang ada untuk menuju kemenangan ada pada Eros atau Meyden, jadi kamu harus dapat dari salah satunya," jawab Anshori. "Lalu apa yang harus saya lakukan selanjutnya?" Matthew tak mau membuang waktu. "Besok akan ada pertemuan dengan pemegang saham mereka akan bertemu dengan kamu sebagai pewaris tunggal Manzano." Anshori menjawab. "Apakah Daddy sudah mengatur pertemuan?" "Sudah. Semuanya sudah beres dan sepertinya akan ada keributan setelah mendengar anak kandung Jerano dan Meyden masih hidup dan kini kembali di tengah kekacauan setelah Jerano pergi. "Bagaimana? Kamu siap besok?" tanya Anshori menatap wajah pria tampan itu. "Saya siap," jawab Matthew. "Besok akan ada banyak media dan akan ada jumpa pers juga, semua apa yang kita rencanakan harus kamu ungkapkan didepan semua media yang hadir. Yakinkan semua orang bahwa kamu adalah anak kandung Jerano dan Meyden. Sang pewaris tunggal Manzano. Jangan pernah membuat satu kesalahan pun." "Baik," jawab Matthew. "Kamu siap kan?" Matthew mengangguk. "Oke hari ini kamu bisa beristirahat. Sore ini kita akan meeting," kata Anshori bangkit dari duduknya. "Ayo, Daddy, kita keluar." Daniel menganggukkan kepala dan mereka berdua keluar dari kamar Matthew. Daniel menoleh melihat Anshori yang terlihat semangat untuk menghadiri acara pertemuan besok. "Kamu yakin pada Matthew? Dia tak akan macam-macam, 'kan?" tanya Daniel berbisik. "Saya yakin, memulai sesuatu itu dibutuhkan keyakinan sebagai pondasinya, jadi kita harus melakukannya tanpa meragukan Matthew. Yang Matthew butuhkan hanya uang, dan uang yang kita berikan lebih dari apa yang ia butuhkan. Dia hanya membutuhkan uang, dia tak akan membutuhkan apa pun selain uang. Daniel mengangguk, Daniel hanya penuh pertimbangan meskipun semua perintah ada pada putranya. Daniel mendesah napas. Bagaimana nasib Matthew selanjutnya?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD