When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Cahaya mentari bersinar benderang, dengan berani mengusir sang kegelapan yang sudah terlalu lama menaungi bumi. Dan tanpa perlu izin, sang mentari pagi mengintip dari celah-celah kecil mengusik para manusia yang masih bergelung dalam tidur. Hingga sinarnya bertambah terang saat kejahilannya berhasil membangunkan sang putri dari tidur ayamnya. "Kenapa cepat sekali pagi, aku bahkan belum tidur lebih dari dua jam." gumam Angel dengan suara seraknya, "Badanku sakit sekali." rintihnya kemudian sambil mengangkat tangan ke pundaknya untuk memberi pijatan kecil. Kepala Angel terasa berat, dia sama sekali tidak berniat untuk memulai pagi biasanya hari ini. Hingga pada akhirnya dia memutuskan untuk kembali membaringkan tubuh. Baru saja tangan Angel hendak menarik selimut untuk membungkus tubuhn