When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Bagaimana kau bisa masuk kesini? Bukankah Andreas menempatkan pengawalnya untuk mengawasiku tanpa batas waktu?" Saat ini Clara sudah berbaring di atas tempat tidur dengan punggung bersandar di kepala ranjang dan kepalanya menoleh pada Alfredo yang duduk di kursi yang tepat di samping ranjang. Dia tidak habis pikir bagaimana bisa kakaknya itu menerobos masuk dengan begitu mudah sementara dirinya yang sudah berusaha keras sama sekali tidak berhasil untuk mengelabui para penjaga itu. Ketika melihat ekspresi Clara yang berubah-ubah, Alfredo menggertakkan jemarinya untuk menjepit hidung gadis itu dengan gemas. "Jangan pikirkan itu adik kecilku. Karena aku tidak akan memberitahumu." sahut Alfredo sambil terkekeh geli. Ekspresi wajah Clara langsung cemberut ketika mendengar jawaban Alfredo