When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"A...apa? Tu... tunangan?" Tangan Angel bergerak membekap mulutnya. Air matanya menetas karena sakit yang luar biasa menghunus jantungnya. Tanpa sadar kakinya melangkah mundur dan hal itu membuat dirinya langsung bertatapan pada William yang sedang menatapnya. Dan tanpa perlu penjelasan lagi sorot mata lelaki itu sudah mengatakan semuanya. Kini luka itu menganga lebar menyisakan sakit yang teramat. Tunangan. Kata itu kembali terngiang di kepala Angel, menusuk-nusuk jantungnya. Dan ketika melihat William hanya terdiam tanpa kata Angel menggerakkan bibirnya susah payah menatap dalam kepada William. "Selamat... kau berhasil menghancurkan ku." Dan kalimat menyedihkan itu menjadi kata terakhirnya sebelum kemudian dia berlari kencang meninggalkan semua para tokoh yang berperan dalam luka keh