When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"William." Suara teriakan di yang berasal dari balik punggungnya langsung menghentikan langkah William dan Angel yang hendak memasuki ruangan kelas. Keduanya menoleh bersamaan. Senyum Angel melebar ketika melihat Jeremi yang sedang berlari mendekati mereka. Sementara William yang memasang ekspresi datar seolah tidak menaruh minat sama sekali melihat kedatangan lelaki itu. "Ada apa." William tersentak ketika merasakan kulit tangannya dijepit oleh kedua jemari kecil. Dia mengangkat alisnya kepada Angel yang sedang menatapnya dengan penuh peringatan. "Ada apa denganmu Jeremi, kenapa lari seperti itu?" tanya Angel dengan suara lembut hingga membuat William memutar kedua bola matanya kesal. Jeremi yang disambut dengan selembut itu seketika merasa canggung, dia turut melebarkan senyumnya kem