When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Monica menyembunyikan tubuh bergetarnya di balik selimut. Meskipun saat ini napasnya terasa sesak namun dia merasa bahwa dirinya jauh lebih aman. Dia meringkuk seperti janin, kedua tangannya menutup rapat telinganya seolah hendak menghalau bisikan-bisikan yang mengerikan. Suara pintu yang digedor keras sama sekali tidak dipedulikannya. Ketakutan Monica yang luar biasa membuat dirinya begitu waspada dan jantungnya semakin berdegup kencang tatkala kepingan-kepingan peristiwa mengerikan itu perlahan muncul menghantam ketenangannya. Ingatlah suaraku, aku akan selalu menjadi mimpi buruk mu. Tiba-tiba Monica berteriak sekuat tenaga saat telinganya disapa oleh suara mengerikan itu. Dia meringsut ke tempat yang paling jauh, membawa tubuhnya susah payah hingga ke ujung ranjang. Dengan sikap waspa