When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Selamat pagi." Sapaan lembut itu mengalun syahdu di telinga Angel. Matanya mengerjap, menyesuaikan dengan cahaya jingga yang masuk dari jendela. Angel mengerjabkan, menyesuaikan dengan sinar kesilauan yang menerpa wajahnya. Sekujur tubuhnya terasa sakit, sebelah tangannya bahkan kebas. Susah payah dia mengangkat tubuhnya, menyeret perlahan sebelum kemudian bersandar di kepala ranjang. Seketika itu juga matanya terbelalak, ekspresinya berubah syok bercampur kaget ketika menyadari keberadaan Debora di kamar ini. Dengan panik, dirabanya seluruh tubuhnya dan di detik itu juga kelegaan langsung menghampiri Angel saat tubuh telanjangnya sudah dibungkus gaun tidur tipis berbahan sutra lembut. Pipi Angel merah padam, rasa canggung tiba-tiba melanda benaknya. Bagaimana tidak, seorang tamu haru