When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
Ruangan itu gelap ketika dia membuka mata. Tubuh kecilnya dibungkus oleh selimut tebal yang sangat berat. William hendak bangkit tetapi sekujur tubuhnya terasa sakit karena itulah dengan sangat terpaksa dia kembali membaringkan tubuhnya. William berpikir keras apa yang membuat seluruh tubuhnya kesakitan. Hingga ketika dia menemukan jawaban melalui sisa ingatannya, ekspresinya mengeras dan aura kamar gelap itu semakin mencekam mengerikan. William melupakan rasa sakitnya seketika, mengumpulkan seluruh tenaganya untuk kemudian turun dari ranjang. Di dalam kegelapan temaram William melangkah meraba, mencoba meraih pintu. Tetapi ketika mendengar suara langkah kaki mendekat, perlahan kakinya melangkah mundur hendak ingin bersembunyi kembali di bawah selimut. Tubuhnya gemetaran, napasnya berkeja