When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Brengsek....!!! BUGH....!!! BUGH....!!! "Ku bunuh kau...!!!! Beraninya kau menyentuh milikku! Beraninya kau menyentuh Ella ku bangsat...!!! Mati kau...!!! Mati kau...!!!" Seperti layaknya seorang yang pesakitan, William menghujam pukulan bertubi-tubi hingga lelaki yang berada di bawah kuasanya tak lagi sadarkan diri. Dengan mata berkilat merah layaknya predator buas, William menghajar lelaki bertubuh tegap itu tanpa ampun. Tak hanya meninju, lelaki dengan amarah berkobar-kobar itu bahkan menginjak dan menendang kepalanya hingga darah segar keluar dari mulutnya. William tidak memperdulikan suara pekikan orang-orang yang menjerit ketakutan. Lelaki itu masih saja dikuasai oleh hawa nafsu. "Liam berhenti! Aku mohon berhenti Liam....!!!" Angel menjerit-jerit kencang, dengan berderai ai