When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Jadi, apa sekarang kau sedang mengungkapkan cinta padaku?" William menarik wajahnya untuk melihat ekspresi wajah Angel. Semburat merah terasa panas mulai menjalar di seluruh wajah Angel. Dia semakin menenggelamkan wajahnya kedalam d**a William. Lelaki itu berhasil membuat dadanya bergemuruh riak. William terkekeh pelan. "Apa yang sedang terjadi dengan kucing mungilku ini, hm?" ujarnya lagi. "Liam, berhentilah menggodaku." Angel berujar dengan suara kecil. "Memangnya apa yang sedang kulakukan? Aku hanya bertanya bukan menggoda." sambungnya kemudian menarik Angel kembali ke dadanya. "Baiklah kucing mungil, sekarang apa yang harus kita lakukan selain berpelukan?" William berucap sambil mengusap lembut rambut Angel. "Aku tidak tahu, tapi aku tidak ingin bekerja malam ini." suara Ange