When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Roti bakarnya enak sekali. Sampaikan ucapan terimakasih ku pada asisten dapurmu yah." William mengangkat alisnya merasa tertarik untuk menggoda Angel. Mereka berjalan menuju ruangan kelas dengan tangan yang saling bertautan. Meskipun demikian, tidak ada satupun yang berani menegur mereka yang melanggar aturan untuk tidak menunjukkan kemesraan di area sekolah. Berulangkali perempuan itu menarik tangannya karena merasa malu. Tetapi dirinya sendiri malah tidak peduli dan semakin memamerkan kemesraan mereka pada semua orang. "Kenapa tidak kau saja yang memberitahu secara langsung. Ku rasa asisten dapurku akan merasa senang." William menjawab tenang, bibirnya tersenyum ironi hendak tertawa melihat mata hitam Angel yang berbinar. "Benarkah? Kau mengizinkanku?" tanya Angel penuh semangat men