When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Apa kau yakin?" Stefano memutar bola matanya jengah dengan pertanyaan Jeremi yang sama berulangkali. Saat ini mereka sudah berada di dalam mobil dan hendak menuju sekolah. Sebenarnya luka Stefano masih mengharuskan dirinya untuk tinggal di rumah sakit, tetapi kerinduannya pada Angel sudah tertahan lagi. Yah, saat mendengar kabar bahwa Angel sudah ditemukan beberapa hari lalu nyawa Stefano seolah kembali sepenuhnya. "Aku merasa pagi ini begitu buruk dengan mulut mu itu Jeremi. Telinga sudah panas, tidak bisakah kita segera pergi dan menghentikan semua kekonyolan ini." desis Stefano menatap jengkel pada Jeremi. Suara kekehan Alfredo yang berubah menjadi tawa membahana membuat kepala Jeremi yang hendak menoleh pada Stefano langsung tertuju pada Alfredo yang duduk di kursi kemudi. "Ku sa