When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Ah... tidak bisakah kau pakai hati sedikit." William menepis tangan Angel yang hendak kembali menempelkan kapas beralkohol di wajahnya. Dia menggerakkan tangannya untuk mengipas bekas luka-luka yang terasa perih. Pertarungannya dengan Stefano tadi membuat sekujur tubuhnya terluka parah. Namun semua sakit itu terbayar impas ketika Stefano akhirnya kalah telak darinya. Senyum puas mengejek terbit di wajahnya saat mengetahui bahwa Stefano mengalami patah tulang di beberapa bagian rusuknya. Dan lelaki itu pasti sedang berjuang keras untuk menahan sakit karena luka tusuk di perut dan punggungnya. Ah, membayangkan semua itu d**a William membuncah bahagia. Stefano memang pantas mendapatkan semua itu supaya dia menyadari betapa menakutkannya dirinya. William melirik sekilas pada Angel, beruntun