3 - Falling in Love

1106 Words
            Keesokan harinya, Mika tanpa sengaja kembali bertemu Yoshiki di perpustakaan. Bukan karena ia sengaja mencari pria itu, tapi Mika harus menuntaskan semua ujiannya dan itu membutuhkan kerja keras. Sedangkan Yoshiki memang selalu menghabiskan waktu istirahatnya untuk membaca di perpustakaan karena itu adalah hobinya. “Oh, halo Kimura-kun.” sapa Mika saat menyadari Yoshiki sedang berdiri membaca buku. Gadis itu baru saja masuk ke bagian itu sambil membawa beberapa buku. “Ah, Mika. Kau belajar lagi ?” Yoshiki menoleh ke arahnya dengan penasaran sambil melirik tumpukan buku yang dibawanya.             Mika mengangguk dan melirik rak buku sambil mencari beberapa buku lagi. Ia fokus mencari bukunya sementara Yoshiki hanya mengamati tindakannya. “Ujian apa kali ini ?” tanya Yoshiki memastikan Mika tidak lagi berada di bagian yang salah. “Kimia.” jawab Mika singkat tanpa menoleh dan Yoshiki langsung mengangguk. Oh, kali ini dia tidak salah... ada kemajuan... pikir Yoshiki.             Mika tiba-tiba berhenti mencari buku dan ia berbalik memandang Yoshiki yang terkejut dengan tindakannya tiba-tiba.             “Ah, Kimura-kun. Dua hari lagi aku harus mengambil ujian ulang untuk pelajaran Kimia dan ada bagian yang tidak kumengerti, apa kau bisa membantuku ?” Mika terlihat sedikit ragu dan takut-takut saat mengatakannya. Ia takut merepotkan Yoshiki di jam istirahatnya.             Yoshiki tertegun dan diam saja. Sedetik kemudian ia mengangguk dan berjalan menuju meja baca. Ia kemudian mempersilahkan Mika duduk di depannya.             Lagi-lagi Yoshiki mengajarkan Mika dan gadis itu sama sekali tidak memikirkan untuk mendekati Yoshiki. Ia memang sangat serius saat menerima ajaran dari pria itu dan Yoshiki bisa melihat keseriusan itu. Karena itulah Yoshiki tidak keberatan mengajarkan Mika sama sekali.             Hal yang paling disukai Mika adalah saat Yoshiki menyebut namanya. Ia senang mendengarnya dan tidak sadar ada perasaan aneh yang muncul di hatinya.             Selama seminggu ia selalu menerima ajaran dari Yoshiki hingga membuat Mika semakin menantikan pertemuannya dengan Yoshiki setiap istirahat siang. Ia sangat senang belajar dengan Yoshiki yang menurutnya guru yang hebat.             Gadis itu berlari ke perpustakaan dengan terburu-buru siang itu. Matanya dengan segera mencari Yoshiki yang duduk tenang sambil membaca buku lagi. “Kimura-kun ! Kimura-kun ! Lihat ini !” Mika dengan antusias mengacungkan selembar kertas hasil ujian Aritmatikanya. Ada angka 80 di sana.             Yoshiki sampai terkejut mendengar suara Mika dan langsung menyuruhnya untuk diam karena semua orang menoleh pada mereka di ruangan sunyi itu.             “Aku lulus !!!” serunya dengan bersemangat dalam suara kecil.             Yoshiki mengambil kertas ujiannya dan melihat usaha Mika dalam menjawab semua pertanyaan itu. Ia tersenyum sekilas.             “Kerja bagus, Mika.” puji Yoshiki.             “Biasanya aku selalu dapat nilai di bawah 50 dan selalu ikut ujian ulang. Tapi, cara pengajaranmu sangat mudah dimengerti ! Terima kasih banyak Kimura-kun !” Mika menunduk hormat ke arahnya.             Yoshiki terkejut dan cepat-cepat menyuruh Mika berdiri tegak kembali. “Tidak perlu sampai begini. Aku hanya membantu sedikit.” gumamnya dengan tidak enak hati. “Tidak ! Kau benar-benar membantuku ! Lihat saja, aku akan membawa nilai ujian Kimia yang bagus padamu !” ujar Mika dengan girang dan ia langsung berlari meninggalkan Yoshiki yang mendengus tersenyum sambil menggeleng-geleng.                                                                                                       ***                 Mika belajar dengan sungguh-sungguh menjelang ujian ulangnya. Ia menatap catatannya dimana ada tulisan Yoshiki yang memberinya beberapa poin-poin penting untuk diingatnya. Tanpa sadar ia tersenyum melihat tulisan itu dan ia bisa membayangkan wajah Yoshiki yang sedang mengajarinya.             d**a Mika berdesir saat ia menyadari sesuatu, ia menyukai Yoshiki dan perasaannya terjadi bukan karena ia menyukai wajah pria itu. Tapi, Mika menyukainya karena Yoshiki berbeda dari pria yang pernah ditemuinya dan dialah satu-satunya yang ingat dengan nama gadis itu. Walaupun demikian, hanya saat Yoshiki memanggil namanya lah Mika akan merasakan jantungnya berdebar-debar. Bahkan saat membayangkan senyum Yoshiki saja, wajah Mika langsung tersipu hingga ia meringis malu sendiri dengan tindakannya.             Pagi itu saat hasil ujian dibagikan, senyum Mika kembali terulas di bibirnya. Dengan gembira, ia segera berlari ke perpustakaan untuk mencari Yoshiki. Dipandangnya setiap sudut perpustakaan dengan cepat dan ia menemukan Yoshiki berdiri di dekat jendela sambil memandang ke luar seakan menanti sesuatu.             Entah kenapa sudah menjadi sebuah kebiasaan baru bagi Yoshiki untuk melihat Mika setiap jam istirahat siang dan tanpa sadar ia jadi menantikan hal itu.             “Kimura-kun !” panggil Mika dengan suara yang tidak terlalu keras. Ia tidak ingin membuat dirinya diusir dari perpustakaan karena berisik.             Deg !             Jantung Yoshiki berdetak saat mendengar suara yang sering didengarnya setiap siang. Ia menoleh dan tanpa sadar tersenyum saat melihat Mika.             Melihat Yoshiki tersenyum padanya di bawah sinar cahaya matahari seperti itu membuat wajah Mika merona dan jantungnya berdegup kencang. Ia menghampiri pria itu.             “Aku lulus ujian Kimia seperti yang kujanjikan waktu itu !” Mika langsung memperlihatkan hasil ujiannya, 85. “Kau benar-benar sudah berusaha, Mika.” puji Yoshiki sambil melihat kertas jawaban Mika. Ia masih tersenyum sambil memperhatikan kertas itu. “Berkat bantuanmu aku bisa lulus. Terima kasih banyak Kimura-kun !” Mika lagi-lagi menunduk memberi hormat sebagai tanda rasa terima kasihnya.             Yoshiki terkejut dan ia langsung menyentuh lengan Mika agar membuat gadis itu menegakkan kepalanya kembali. “Sudah kubilang tidak perlu sampai seperti itu...” gumamnya.             Mika tersenyum dan ia mengangguk. Mereka diam selama beberapa detik sebelum akhirnya Mika bicara.             “Umm... Kimura-kun, boleh aku mengatakan sesuatu ?” tanya Mika dengan suara pelan. Yoshiki menaikkan alisnya. “Apa itu ?” tanyanya penasaran.             “Aku... suka padamu...” wajah Mika merona merah dan ia menunduk malu. Jantungnya berdegup sangat kencang. Bahkan tangannya dingin sekali.             Yoshiki tertegun mendengarnya dan ia membeku selama beberapa saat. Entah kenapa ia merasa dirinya dilanda perasaan kecewa mendengar pernyataan Mika. Selama ini ia berpikir Mika mungkin gadis yang berbeda dengan gadis-gadis yang selalu memujanya. Tapi, ia salah. Ia baru menyadari bahwa Mika sama saja dengan gadis-gadis yang selalu berteriak histeris setiap kali melihatnya. Ia mengakui bahwa ia juga jatuh hati pada gadis itu dan sebelum ia memastikan perasaannya lebih lanjut, ia tidak akan mengatakannya. Namun, pernyataan Mika entah kenapa membuatnya sangat kecewa. Bahkan tanpa disadarinya, ia berpikir jika Mika sengaja menjumpainya di perpustakaan dari awal untuk menggodanya.             Tatapan Yoshiki berubah mendingin dan raut wajahnya mengeras. Ia berbalik hendak meninggalkan Mika yang masih menunggu jawabannya dengan jantung berdegup keras.             “Kukira kau berbeda. Tapi, ternyata sama saja. Selama ini kau mendekatiku demi tujuan ini ? Maaf Mika, aku tidak tertarik dengan hubungan apapun.” tegas Yoshiki dengan suara dingin dan ia langsung berjalan meninggalkan Mika yang tertegun mendengarnya.             Tubuh gadis itu melemas dan ia terjongkok di lantai perpustakaan dengan tatapan kosong. Ia bisa merasakan butiran air mata mengalir di kedua pipinya. Jantungnya terasa sangat sakit apalagi saat melihat tatapan dingin yang diberikan Yoshiki padanya.             Dalam hatinya, Mika menyesali tindakannya yang terlalu cepat mengutarakan isi hatinya. Ucapannya telah membuat jarak di antara mereka hingga membuat Mika hanya bisa menangis dalam diam di perpustakaan sunyi itu.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD