Part 5

2002 Words
Setelah acara selesai, Lucia dan Wilona menikmati hidangan makan malam yang sudah di sediakan oleh waitres, Lucia lalu mencicipi semua hidangan yang ada dan mengabaikan pandangan orang-orang padanya, Lucia memang bukan wanita yang menjaga imej di depan semua orang, karena menurutnya, dia adalah dia dan dia tak akan pernah menjadi orang Lain. Itu lah yang membuat semua pria kemungkinan ilfeel padanya. "Pelan-pelan, Lucia," bisik Wilona, berusaha membuat sahabatnya sadar akan tontonan semua orang. "Duh, makanan ini enak sekali, Lon." "Iya, pasti lah enak karena makanan hotel, 'kan?" "Benar katamu." "Woah .. sepertinya masih banyak yang tidak menyukaimu, Lucia, termaksud Keith the gank." "Aku tidak perduli, Lon. Yang penting malam ini aku kenyang, aku tidak perduli dengan mereka semua. Sejak dulu mereka memang tidak menyukaiku, 'kan?" "Jika saja kamu membawa Rayoen bersamamu, mereka pasti akan menganga tak percaya dan diam tanpa kata seperti mulut mereka di lem," kekeh Wilona. "Andai saja bisa, Lon, pasti aku akan mengajak Rayoen." "Iya benar. Nasibmu, Lucia. Karena kamu menikah dengan perjanjian. Aku jadi kesal sendiri setiap kali harus ada acara seperti ini." *** Rayoen sedang menyetir menuju ke hotel Bulgari miliknya, karena sedikit ada masalah dengan tawar menawarnya perusahaan negara asing yang akan bekerja sama dengan perusahaannya, dengan pencurian design ponsel yang akan ia rilis, Rayoen akhirnya mengadakan rapat dewan direksi dadakan. Sampai di hotel, Rayoen di sambut hangat oleh para pelayan hotel dan manager hotel dengan membungkukkan kepala, sangat jarang melihat Rayoen berkunjung ke hotel ini, Rayoen berjalan di susul sekretarisnya Exan. "Apa dewan direksi semuanya sudah hadir?" tanya Rayoen pada sekretarisnya. "Sudah, Tuan, semuanya sudah hadir," jawab Exan. "Kita langsung menuju ke sana." Para pegawai dan beberapa pelayan hotel juga beberapa manager hotel berusaha menyibukkan diri untuk melayani Tuan mereka, beberapa dokumen harus di rapikan agar ketika Rayoen berkunjung ke management mereka, tak akan ada kesalahan yang bisa merugikan mereka, karena Rayoen tidak pernah memberikan kesempatan kedua pada pekerjanya yang membuat kesalahan. "Ada apa, ya, Tuan Leonidas kemari? Aku jadi merinding," bisik salah satu pegawai hotel ke pegawai Lainnya. "Yang aku dengar, Tuan Leonidas sedang ada rapat dadakan di sini." "Kalian ini apaan, sih, beliau pasti datang lah, secara ini kan hotel miliknya. " "Jangan bergosip dulu, selesaikan apa yang saya minta, saya harus menghadiri rapat," ujar Labe salah satu manager hotel. Rayoen memasuki ruang rapat, lalu para dewan direksi berdiri dan menundukkan kepala mereka kepada sang empunya, Rayoen melakukan hal yang sama, lalu duduk di kursi kebesarannya di tengah meja panjang di mana para direksi duduk. "Silahkan langsung saja," pintah Rayoen. Lalu, Henry salah satu direktur menjelaskan pada Rayoen, maksud dan tujuan di adakannya rapat dadakan ini. "Salah satu pesaing kita akan merilis ponsel yang sama persis yang juga sudah kita design, anehnya siapa yang membocorkan proposal pembuatan ponsel kepada pesaing kita, model dan designnya pula sama dengan ponsel yang akan kita rilis bulan depan, para peminat pun bertambah ketika melihat design dan kelebihan ponsel ini," kata Henry, menjelaskan pada seluruh anggota dewan direksi. "Kalian benar-benar ceroboh, lalu kapan mereka merilisnya?" tanya Rayoen, dengan menumpu dagunya di kedua tangannya yang sudah ia kepal. "Minggu depan, sedangkan kita baru akan merilisnya bulan depan," jawab salah satu dewan direksi. "Apa kemungkinan tidak bisa mengganti design?" "Sejauh yang saya pikirkan, sepertinya tidak bisa, Tuan, karena mepetnya waktu juga ada beberapa design yang sudah siap," jawab salah satu direksi. "Kita banyak pekerja, kita memiliki ratusan bahkan ribuan jika di gabungkan dengan cabang lain pekerja di perusahaan, kenapa tidak bisa? Saya ingin mendengarnya, mendengar alasan kenapa tidak bisa?" tanya Rayoen, membuat para anggota dewan duduk dengan gelisah. "Karena mepetnya waktu dan beberapa pekerja sudah dalam pembuatan dan persiapan rilis, Tuan." sambung salah satu direksi. "Apa yang tidak mungkin dari itu? Hentikan pembuatan juga persiapannya, lalu kaji ulang designnya," pintah Rayoen. "Namun, beberapa perusahaan dan pasar asing membatalkan kerja sama, karena mereka menganggap perusahaan kita adalah plagiaters, kerugian yang di sebabkan plagiat itu sangatlah besar, Tuan, tidak mudah untuk mendesign atau mengkajinya ulang, membutuhkan setiap proses yang ada dan beberapa proses yang di perlukan," jawab salah satu tetua. "Bagaimana jika sementara waktu kita melakukan tuntutan hukum pada JT, karena sudah memplagiat design kita?" tanya Henry. "Ide bagus, cari beberapa pengacara dan ajukan tuntutan hukum untuk JT dan jika mendesignya ulang kemungkinan tidak bisa karena persiapan sudah sejauh yang kalian pikir, satu-satunya cara hanya lah merilis design ponsel itu sebelum JT melakukannya. Namun, lakukan diam-diam tanpa tercium oleh JT atau mata-matanya, setelah kita melakukannya dan merilisnya, saya sangat yakin peminat pun menjadi keutamaan dalam pembelian di pasar asing nantinya." Rayoen menjelaskan kepada dewan direksi, sedangkan para dewan sudah mulai ribut karena tidak semudah apa yang di katakan Rayoen. "Baiklah, saya akan mengurus tuntutan hukumnya yang di akan di tujukan pada JT." "Semoga saja di antara kalian tak ada pengkhianat, jika di antara kalian ada pengkhianat, kalian pun sudah tahu, sedang berhadapan dengan siapa dan kalian berdua atur pertemuan saya dengan beberapa pasar asing dan perusahaan asing, untuk membuat mereka tidak goyah," sindir Rayoen. "Iya, Tuan." tunduk kedua dewan direksi. "Ada lagi? Jika tak ada lagi, kalian bisa kembali," kata Rayoen. Para dewan direksi berdiri dan menundukkan kepala tanda hormat mereka pada sang empunya, lalu berjalan keluar dari ruang rapat, dengan bersalaman terlebih dahulu pada sang empunya. Rayoen mendengkus. "Apa kamu yakin akan merilis ponsel kita sebelum JT? Apa itu mungkin?" tanya Henry, ketika melihat para direksi sudah keluar dari ruang rapat. "Aku yakin, Hen, semua pasti ada jalannya, aku tidak mau sampai pasar asing mengatakan jika perusahaan kita adalah perusahaan plagiaters, tentu saja itu tidak akan pernah terjadi sejauh yang ku tau, lebih baik di katakan tak mampu daripada di katakan plagiat, 'kan?" tanya Rayoen penuh penekanan, membuat Henry mengangguk. "Namun, JT merilis ponsel itu minggu depan yang artinya kita harus merilisnya sebelum mereka yang waktunya 5 Hari dari sekarang." "Jika kita mendesignya ulang kerugian kita akan besar, tentu saja aku tak akan membiarkannya, bagaimana lagi caranya jika tak merilisnya sebelum JT." "Terserah kamu kalau begitu, jika kamu merasa bisa melakukannya ya lakukan, aku tidak mau sampai dampak fitnah dari pesaing bisa merugikan kita semua," kata Henry. "Itu yang aku jaga, karena kepercayaan itu mahal," sambung Rayoen. "Kamu mau langsung pulang? " tanya Henry. "Iya. " "Kita minum dulu, bagaimana? Selagi kita di hotel, 'kan?" "Tidak, Hen, aku harus pulang," jawab Rayoen. "Baiklah, kalau begitu aku pulang duluan, aku juga harus melakukan sesuatu." "Kenapa mengajakku minum jika kamu juga ada urusan?" tanya Rayoen. "Aku hanya mengajak saja, jika kamu mau ayo, jika kamu tidak mau ya sudah, aku akan mengurusi urusanku," jawab Henry. "Baiklah, sampai ketemu di kantor." "Sampai besok, Rayoen." Setelah makan malam, Lucia dan Wilona menyaksikan tampilan Vivian yang menyanyikan beberapa lagu karena permintaan teman-temannya, Lucia tertegun melihat Vivian menyanyikan sebuah lagu bersama suaminya, terlihat harmonis dan romantis. Jika saja pernikahannya seperti itu, itu akan benar-benar sangat membahagiakan. Lucia adalah tipe wanita yang akan mudah jatuh cinta, namun dari tipe yang ia miliki itu, membuat banyak lelaki yang tidak sanggup berkomitmen dengannya. "Kayaknya kamu menikmatinya, Lucia," kata Keith. "Tentu saja, Vivian benar-benar bahagia dan romantis bersama suaminya," jawab Lucia. "Apa memang benar? Suamimu Itu tidak bisa datang karena sibuk? " tanya Keith lagi. "Iya," jawab Lucia. "Apa benar? Kamu tidak bohong, 'kan? " "Buat apa aku bohong, Keith? Tidak ada keuntungannya juga." Lucia mulai kesal. "Namun, setelah aku pikir-pikir, kenapa bisa, ya, kamu itu menikah, padahal kami tak pernah mendengar kamu memiliki kekasih? " sambung Nelly. "Aku tak mungkin mempublikasikannya. Apa itu penting, ya? " "Terus kenapa kamu datang dengan pakaian seperti ini? Ini, kan, party Vivian, berpenampilan menarik, kan, perlu, kamu tidak mungkin, kan, datang dengan penampilan dekil seperti ini? Istri pengusaha seperti ini? Ya tuhan.. aku tidak percaya," sambung Len. Keith juga yang lainnya terkekeh karena sindiran keras Len yang tak mengenal ampun. "Sepertinya Tuan Leonidas itu tidak punya mata kali, ya? Kok bisa menikah dengan wanita seperti ini? Aku pun benar-benar tak percaya," sambung Keith, di susul dengan kekehan teman-temannya. "Kalian apa-apaan, sih, kenapa terlalu sibuk mengurusiku? Apa kalian tidak punya kerjaan lain? Sampai harus mengurusiku setiap waktu!!" tanya Lucia mulai kesal. "Iya benar kata Lucia, apa kalian tidak punya kerjaan lain? Sampai terus mengurusinya? " sambung Luc. "Apaan, sih, Liens, kamu kok belain dia?" "Karena kalian keterlaluan," jawab Liens. "Sorry, aku mau lewat," ujar Helmya, lalu berjalan melintasi Lucia dan dengan sengaja menyiramkan secangkir teh yang masih sangat panas di baju tipis Lucia, sampai menunjukkan lekukan tubuh Lucia termaksud bagian dadanya, Keith dan teman-temannya terkekeh dan tertawa terbahak-bahak. Lucia geram lalu menapis bajunya agar kering, karena ini benar-benar memalukan. "Sayang, stop ... kenapa terlalu kasar? Dia itu istri bosku, apa kamu tidak paham apa yang aku katakan?" tanya Ran, suami Keith, membuat Keith terkekeh, menikmati semua ini. "Ini menyenangkan, Sayang, apa kamu tidak mau melihatku senang? Lagian bosmu itu tidak di sini, jadi tidak masalah, 'kan? " tanya Keith. "Kamu benar-benar sudah gila!" umpat Ran. Will berlari dan memakaikan jasnya pada Lucia yang sedang kebingungan bagaimana menutupi lekukan tubuhnya yang sudah sangat terlihat bagian dadanya. Lucia menatap Will, lalu melepas jas Will yang sudah membalut tubuhnya. Ia tidak sudi meski sangat membutuhkan penutup dadanya. "Tidak ada pilihan lain, Lucia, kamu harus mamakai ini, lihat tubuhmu dan lihat para lelaki itu yang sedang menertawakanmu dan menikmati indahnya pemandangan tubuhmu," kata Will. membuat Lucia menundukkan kepala karena malu. "Kalian apa-apaan, sih, Keith, Len, Helmya, dan kalian semua? Apa kalian benar-benar kurang kerjaan, ya? Kenapa harus Lucia yang kalian bully setiap waktu? Kalian punya hati apa tidak ada? Kenapa keterlaluan begini?" tanya Will membela Lucia. "Kalian benar-benar keterlaluan," sambung Wilona, yang baru saja datang dari toilet. "Ayo, Lucia, aku akan mengantarmu pulang," ujar Will. "Kamu masih suka sama Lucia, Will? Kenapa membelanya?" tanya Len. "Ini tidak ada urusan dengan kamu, siapapun itu kita harus menolongnya, apalagi dengan sikap kalian yang keterlaluan seperti ini," jawab Will. "Kalian benar-benar merusak pestaku," sambung Vivian. Suara hentakan kaki terdengar sangar, membuat semua tamu undangan melihatnya, Keith dan lainnya terkhusus Gavia membelalak tak percaya melihat kedatangan Rayoen Villeks Leonidas, pria tampan yang memiliki kharisma mematikan. Rayoen lalu berjalan menghampiri istrinya dan melepas jas yang di pakai Lucia, setelah itu melepas jasnya dan di pakaikan pada Lucia, Rayoen melepas genggaman tangan Will pada istrinya. Lucia mendongak, karena terkejut melihat Rayoen ada di sini. "Ayo, pulang!" ajak Rayoen, merangkul bahu sang istri. Lucia menganggukkan kepala dengan helaan napas lega, akhirnya penolongnya ada, ia pikir ia yang akan benar-benar memalukan seperti biasanya, namun Rayoen membelanya saat ini dan menyelamatkannya dari semua orang. Rayoen berjalan sambil merangkul bahu istrinya, lalu berhenti sejenak menatap Keith dan teman-temannya, yang tengah menundukkan kepala. "Jika aku di pecat karena ulahmu, aku akan menceraikanmu," bisik Ran pada Keith yang tengah melongo tak percaya dengan ancaman suaminya. Keith merinding mendengar perkataan suaminya yang di luar dugaannya. "Siapa pun dari kalian yang bekerja di perusahaanku, saya minta besok tak perlu datang bekerja lagi, karena saya tidak pernah memberikan kesempatan kedua kepada pegawai saya yang semena-mena!" tekan Rayoen, lalu membawa Lucia bersamanya. Membuat semua tamu yang hadir menunduk takut dan tidak percaya. Lucia masih heran. Namun, setidaknya Rayoen sudah menjadi penyelamatnya. Wilona tersenyum lega melihat Rayoen datang di waktu yang tepat. "Puas kamu? Puas sudah membuatku di pecat dari pekerjaanku? Apa yang harus aku lakukan sekarang? Aku sudah mengingatkanmu untuk menjaga sikap, tapi sekarang? Kau sudah membuat semuanya hancur, lebih baik tak usah bertemu denganku lagi dan berhenti sampai di sini, aku akan menceraikanmu, karena aku tidak menyukai wanita yang selalu bertindak seenaknya pada orang lain. Jangan mengharapkan tunjangan dariku, karena ulahmu, aku tidak lagi punya pekerjaan!" bentak Ran berjalan meninggalkan kerumunan begitupun isrinya. "Sayang, kamu_ jangan tinggalkan aku, Sayang!!!! SAYANGGG!" teriak Keith. "Aku tidak menyangka, ya, kamu sekejam itu, Keith, kamu menghancurkan pesta ulang tahunku, kau_ Aishh... kau tidak berguna!" Vivian dan suaminya pun pergi dari kerumunan. Membuat Keith menunduk tak percaya sampai semua orang bubar. Tak ada lagi yang membelanya, semua orang oergi termaksud teman-temannya gengnya, seperti itu lah pertemanan Keith. Ia akan kehilangan teman jika ia sudah tidak memiliki uang. Semua orang benar-benar meninggalkannya dan tidak ada satu pun yang menemaninya. BERSAMBUNG
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD