Amarah Swan Artur Livingston

1074 Words

"Terserah kamulah. Aku selama ini sudah cukup melunak padamu. Karena aku menghargai kakekmu. Tapi kamu sepertinya menyepelekan semua kebaikanku. Aku tidak tahu salahku dimana..." ucap Swan merasa wanita yang dia nikahi kalinini memiliki keanehan. Karena wanita ini bahkan tidak sedikitpun berusaha merayunya atau mungkin meminta kemewahan darinya. "Kebaikan katamu? Kebaikan..." Windy terkekeh membuat Swan nenoleh menatap heran kearah sang istri. "Ya, kau tak merasakan kebaikanku? Kau memang tak tahu terimakasih!" Swan kesal dan melipat kedua tangannya ke d**a. "Kalau kau baik padaku...kau seharusnya memberikan ponselku." tegas Windy membuat Swan menghela nafas panjang dan menahan senyum. Ternyata dia bersikap dingin padaku karena ponsel itu. "Bukankah kau mengetahuinya jika kau bersama

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD