Windy merasa tak kuasa menahan air mata yang berusaha tumpah sejak tadi.
“Ya, aku adalah anak yang tidak memiliki semua kenangan indah dalam keluarga. Satu-satunya yang indah bagiku adalah kenanganku bersama seorang pembantu tua yang bahkan tak sempat memikirkan kesehatannya hingga akhir hayatnya hanya demi membuatku terlihat baik-baik saja. Kalau kau merasa menyesal karena telah menikahi seorang wanita sepertiku. Belum terlambat mengakhirinya. Kau bisa melakukan pembatalan pernikahan. Silahkan…itu hakmu. Mungkin di dunia ini aku tidak memiliki hak sedikitpun untuk bahagia dan di terima kehadiranku di tengah-tengah orang. Bahkan pria berumur sepertimu juga tak bisa menerima orang sepertiku…itu sebabnya satu-satu yang berharga bagiku, yang membuatku bisa bertahan hingga detik ini adalah ke
