“Semua ini gara-gara aku?” Suara Nanay terdengar makin lemah, dalam hitungan detik, butiran bening berjatuhan membasahi wajahnya yang hanya dipoles rias tipis. Christopher yang menyimak di balik pintu ruang keberadaan Nanay, langsung ketar-ketir. Ditatapnya Xinxin yang duduk di ranjang rawat selaku lawan bicara Nanay. Sekitar satu jam yang lalu, mereka yang kebetulan memutuskan pergi ke panti asuhan biasa Christopher berkomunikasi dengan Xinxin, menemukan Xinxin jatuh pingsan tak jauh dari motornya yang terparkir di sekitar gerbang panti. Setelah itu, Nanay yang baru keluar dari panti bersama Christopher, langsung membawa Xinxin ke rumah sakit terdekat. Nanay sangat mengkhawatirkan Xinxin, tak hentinya berlinang air mata sambil menggenggam salah satu tangan Xinxin, selain Nanay yang sam