“Pah ...?” Rafael baru saja keluar dari ruang kerjanya ketika panggilan manis dan Rafael yakin dari Nanay, terdengar dari lorong belakang. Benar saja, senyum cerah terbit dan menghiasi wajah Rafael yang di beberapa bagiannya sudah dihiasi kerut tipis, ketika pria paruh baya itu mendapati sang putri setengah berlari ke arahnya. “Assalamualaikum, Ukhti?” sapa Rafael sengaja menggoda Nanay. Tak disangka, Nanay langsung menatapnya dengan tatapan geli sekaligus sanksi. Nanay sampai memelankan langkahnya. “Papah nih, ya, jadi curiga, jangan-jangan sudah terbiasa sapa-sapa Ukhti di luar sana,” ucapnya sambil membenarkan kaitan tas di pundak kanannya yang sebenarnya baik-baik saja. Mendengar tudingan tersebut, Rafael langsung tertawa karena merasa geli sendiri. Apalagi, Nanay juga menjadi mena