Axel terbelalak melihat tubuh indah Samara tanpa mengenakan sehelai benangpun. Hasrat kelelakiannya terpantik tapi dia menahannya karena tak ingin Samara terpaksa melakukannya hanya untuk memuaskan rasa amarahnya.
Samara maju lalu mengambil tangan besar Axel dan menaruhnya di bukit kembarnya yang berukuran besar dan menantang.
"Aku tau papa diam-diam selalu melihatku dan memperhatikan dadaku ini. Aku adalah istrimu pa. Aku halal untuk kamu sentuh seperti ini" goda Samara. Axel menarik tangannya. Dia mengambil selimut dan menutupi tubuh Samara.
"Kenapa pa? apa papa tidak bernafsu padaku? apa papa lebih bernafsu pada Nayla? " tanya Samara marah dan cemburu.
"Jangan melakukan sesuatu yang akan kamu sesali Samara. Papa minta maaf soal tadi. Sebaiknya kamu pakai lagi pakaianmu" Axel langsung keluar meninggalkan Samara seorang diri di kamarnya. Samara merasa sangat malu karena dia barusan bertingkah seperti jalang yang meminta untuk disetubuhi. Dia hanya takut Axel yang sudah terlalu lama menduda tergoda dengan rayuan Nayla wanita iblis itu.
Beberapa hari sudah Axel tidak pernah tidur sekamar dengan Samara. Sejak dia melihat tubuh polosnya Axel tidak bisa menyingkirkan bayangan wanita itu di dalam otaknya.
Tok tok tok
Samara mengetuk pintunya dan membuatkan secangkir kopi untuknya. Dia menaruh kopi itu di atas meja kerjanya.
"Pa kenapa papa menjauhi aku? " tanya Samara yang sudah beberapa hari ini kesepian karena Axel tidak tidur di kamar mereka.
"Papa sibuk sayang" jawab Axel berbohong.
"Maafkan sikapku beberapa hari kemarin pa. Tolong jangan jauhi aku. Aku butuh papa dalam hidupku" pinta Samara dengan mata berkaca-kaca.
"Jangan menangis kamu tidak ada salah apapun. Papa yang bersalah papa minta maaf" Axel merengkuh tubuh Samara ke dalam pelukannya. Rasanya sangat nyaman dan menenangkan saat memeluknya. Axel menghapus air mata yang membasahi pipi istrinya.
"Apa kamu es krim? papa akan membelikannya untukmu sebagai permintaan maaf" tawar Axel agar Samara tidak bersedih lagi.
"Aku bukan anak kecil pa" ucap Samara.
"Lalu apa yang kau inginkan? " tanya Axel.
"Aku ingin waktumu pa. Ayo kita kencan diluar sambil naik motor. Aku bosan naik mobil" ajak Samara.
"Baiklah ayo kita kencan malam ini" ucap Axel setuju. Sudah lama Axel tidak melakukan kencan. Terakhir kali dia berkencan dengan mamanya Erick saat mereka masih muda dulu.
Setelah mereka bersiap-siap untuk pergi Axel meminta izin pada Erick untuk meminjam motornya.
" Papa pinjam motormu ya. Mamamu mau jalan-jalan naik motor. Ini kunci mobil papa jika kamu mau keluar " ucap Axel sambil menyerahkan kunci mobilnya.
"Oke pa" ucap Erick sambil melihat Samara dengan tatapan liarnya.
"Pa aku nitip sate ya kalau papa pulang" pinta Nayla.
"Baiklah nanti akan papa belikan ayo Samara"
Erick melihat Samara naik ke atas motor sambil memeluk erat pinggang papanya. Kenapa setelah mereka bercerai Samara bertambah cantik dan seksi. Wanita itu juga sudah pintar merias diri dan memadupadankan pakaiannya.
"Apa yang kamu lihat mas? " tanya Nayla saat melihat Erick memperhatikan mantan istrinya.
"Tidak ada apa-apa ayo masuk" ajak Erick sambil membawa Nayla masuk ke dalam rumah.
Sedangkan Axel membawa Samara jalan-jalan ke pasar malam. Disana ada banyak permainan dan banyak orang yang sedang berjualan. Axel memarkirkan motornya dan membawa Samara masuk ke pasar malam itu. Mereka berhenti di sebuah permainan menembak balon.
"Pa aku mau boneka itu " Samara menunjuk sebuah boneka keroppi yang berukuran besar.
"Baik akan mendapatkannya untukmu"
Axel melemparkan beberapa jarum ke arah balon dan semuanya meletus tepat pada sasarannya.
"Wah!! papa hebat!! " seru Samara begitu senang karena boneka yang dia inginkan akhirnya bisa dia dapatkan. Axel senang melihat Samara kembali tersenyum. Setelah itu mereka membeli beberapa cemilan dan minuman lalu duduk di sebuah kursi.
"Kenapa kamu suka boneka kodok itu? biasanya wanita lebih suka bunga dan cokelat" tanya Axel sambil meminum es kopi miliknya.
"Kalau ada seseorang yang memberikan barang berbentuk kodok artinya dia mencintai kamu apa adanya pa. Itu sih yang aku tau" jawab Samara.
"Baiklah kapan ulang tahunmu papa akan menangkap kodok yang banyak untuk kamu pelihara"
"Bukan kodok asli juga pa astaga papa ini ada-ada saja. Ayo kita pulang pa hari sudah semakin dingin" ajak Samara sambil merapatkan jaketnya.
"Sebelum pulang ayo kita cari tukang jual sate dulu.Nayla tadi nitip sate dengan papa" Samara langsung manyun karena Axel masih sempat ingat dengan sate pesanan Nayla. Mereka mencari tukang sate yang masih mangkal di dekat pasar malam. Diam-diam Samara meminta tukang sate itu menambahkan banyak cabai ke dalam saus kacangnya. Setelah satenya jadi Axel membayarnya dan mengajak Samara pulang kerumah. Sampai di rumah Axel memberikan satenya pada Nayla.
"Ini sate pesanan kamu"
"Makasih ya pa" Nayla menerima bungkusan satenya lalu memakannya sendirian di dapur.
"Ahh kok pedes banget sih!!" Nayla mengibas-ngibaskan wajahnya karena kepedasan. Dia langsung meminum air sebanyak-banyaknya tapi tiba-tiba saja perutnya bergejolak. Nayla langsung lari ke kamar mandi untuk menuntaskan hajatnya. Samara diam-diam tertawa di dalam hatinya karena berhasil mengerjai Nayla. Tiba-tiba Erick lewat dan melihat sate yang baru saja dimakan oleh Nayla.
"Wah enak nih sate" baru saja makan sesuap Erick langsung menutup mulutnya karena kepedasan. Dia langsung minum air dingin namun tidak bisa meredakan rasa pedasnya. Tiba-tiba aja Erick merasakan perutnya bergejolak dan ingin membuang hajatnya. Nayla yang baru selesai boker langsung keluar dari kamar mandi.
"Minggir aku mau eek!! " Erick langsung masuk ke kamar mandi dan mengeluarkan hajatnya. Nayla kembali merasakan perutnya kembali bergejolak dan langsung menggedor-gedorkan pintu kamar mandinya. Samara tertawa terpingkal-pingkal melihat keduanya sakit perut. Ini namanya sekali mendayung dua tiga pulau terlampaui.
***
Mulai hari ini Samara mulai bekerja sebagai model. Dia bosan terus di rumah dan bertemu dengan Nayla setiap harinya. Erick melihat penampilan Samara dari atas sampai bawah. Kenapa dia baru sadar kalau Samara secantik ini. Menyesal juga sudah terlambat karena Samara sudah menikah dengan papanya.
"Kamu yakin mau kerja? apa tidak sebaiknya di rumah saja? " tanya Axel yang sedikit tidak suka dengan pekerjaannya. Kebanyakan model mempertontonkan aurat mereka. Axel tidak suka tubuh istrinya dilihat orang lain.
"Iya pa aku ingin lebih produktif dan tidak bermalas-malasan seperti seseorang" sindir Samara pada Nayla.
"Siapa yang kau katakan malas hah?! aku ini hamil wajar kalau cuma tidur seharian!! " seru Nayla yang merasa tersindir.
"Sudah jangan bertengkar. Ayo papa antar kamu berangkat kerja. Papa tidak mau kamu kenapa-napa di jalan " ajak Axel. Samara hanya tersenyum sinis lalu pergi bersama suaminya. Nayla hanya bisa mengepalkan tangannya menahan kemarahannya.
"Sial!! kalau aku tidak hamil aku tidak mungkin sejelek dan segendut ini! ini semua gara-gara bayi sialan ini!! "
"Bisa diam nggak sih?! ahk sial game over lagi!! " Erick pusing mendengar ocehan Nayla setiap hari. Menyesal dia menikahi Nayla. Dia berharap dapat pekerjaan yang bagus dari papanya Nayla tapi malah sial seperti ini. Papa Nayla malah menawarkan dia posisi sebagai OB. Mau ditaruh dimana mukanya kalau dia jadi OB.
"Mas kamu gak kerja apa? kamu udah nganggur dua bulan ini mau jadi apa kamu mas?! sebentar lagi aku mau lahiran mas!! kita butuh banyak biaya!! " tanya Nayla sambil memegang perutnya yang sudah semakin membesar.
"Kamu tenang saja ada papa yang akan membantu kita. Aku sudah cari kerja tapi belum ada panggilan." jawab Erick sambil memainkan kembali game nya.
"Apa kamu gak malu terus bergantung pada papa?! aku malu minta-minta mulu sama papa kamu mas!! "
"Berisik!! ahk kalah lagi kan?! kamu itu ngomel saja seharian kerjaannya. Ngomel tidur ngomel tidur udah kayak buntelan kentut kamu itu Nayla. Sudah aku mau pergi saja!! " Erick langsung cabut meninggalkan Nayla sendirian dirumah. Tiba-tiba saja Nayla merasakan perutnya sakit sampai merambat ke pinggang. Matanya terbelalak saat melihat darah membasahi kakinya.
"Ahkkk sakit!!! " teriak Nayla sampai akhirnya pingsan tak sadarkan diri.