Ingin Menyusui

1240 Words
Axel terkejut melihat Nayla sudah tidak sadarkan diri dengan darah yang mengalir dibawah kakinya. "Nayla!!" Axel langsung berlari menghampirinya dan segera membawanya kerumah sakit. Axel berkali-kali menelpon Erick namun teleponnya tidak diangkat. Sesampai dirumah sakit Nayla langsung dimasukkan ke ruang operasi karena ketubannya sudah mengering. Axel langsung menghubungi orang tua Nayla dan memberitahu mereka kalau Nayla sedang melahirkan. Tak lama kemudian orang tua Nayla datang menghampiri Axel yang sedang berdiri di depan ruang operasi. Ayra mamanya Nayla sangat khawatir dengan keadaan anaknya. Meski mereka kecewa namun sesungguhnya mereka sangat menyayanginya. "Dimana Erick? kenapa dia tidak ada di saat putriku sedang bertaruh nyawa di dalam sana? " tanya Bara pada Axel. "Erick sebentar lagi akan kemari" jawab Axel sambil terus menghubungi anaknya. Tak lama kemudian Samara datang sambil membawa perlengkapan bayi yang baru saja dibelinya. Tadinya dia sedang melakukan pemotretan tapi saat mendengar kabar Nayla sedang melahirkan dia langsung kemari dan menunda pemotretannya. "Samara kamu datang nak" Ayra memeluk Samara sudah dia anggap seperti anaknya sendiri. "Iya tante maaf Samara terlambat datang karena ada pekerjaan. Bagaimana keadaan Nayla dan bayinya? " tanya Samara. "Nayla sedang dioperasi sekarang karena ketubannya mengering. Semoga Allah masih menyelamatkan nyawa keduanya. Kamu sangat baik nak padahal Nayla sudah jahat sama kamu. Tante sangat malu sama kamu" ucap Ayra dengan berlinang air mata. "Iya tante aku sudah memaafkan Nayla karena walau bagaimana pun dia adalah sepupuku" balas Samara. "Aku akan memaafkannya tapi dia harus menyerahkan bayinya padaku" batinnya. "Oekk oekk oekk!! " suara tangisan bayi menggema di pendengaran mereka. Ayra tak bisa menahan tangisnya saat mendengar cucunya sudah lahir ke dunia. Axel juga ikut merasakan kebahagiaan ini tapi di sisi lain dia resah karena sampai saat ini Erick tidak menunjukkan batang hidungnya. Dokter keluar menemui mereka dan menyampaikan tentang keadaan Nayla dan bayinya. "Dokter bagaimana keadaan anak saya? " tanya Ayra. "Ibu Nayla dan bayinya selamat. Bayinya sehat dan berjenis kelamin perempuan Sebentar lagi kami akan memindahkannya ke ruangan lain" jelas dokter itu. Tak lama kemudian Erick datang sambil berlarian ke arah mereka. Bara menatap tajam pada Erick yang dinilainya tidak bertanggung jawab atas anaknya. "Maafkan aku, aku sedang mencari pekerjaan dan baterai hp ku lowbat. Aku tidak tau kalau Nayla akan melahirkan karena perkiraan dokter harusnya Nayla melahirkan bulan depan" jelas Erick agar kedua mertuanya tidak marah. "Setelah ini kamu datang ke perusahaanku. Aku akan memberikan kamu kesempatan satu kali dan jika kamu menyakiti putriku maka aku bisa memecatmu kapanpun aku mau " ucap Bara. Erick tampak senang karena akhirnya dia bisa masuk ke dalam perusahaan papanya Nayla tanpa harus bersusah payah mencari kerja lagi. Nayla sudah dipindahkan ke ruang VVIP yang dibayar oleh Bara. Axel sampai malu dengan besannya karena seharusnya Erick yang menanggung semua biaya lahiran cucunya. "Papa mama!! " Nayla bahagia melihat kedua orang tuanya datang saat dia melahirkan. Ayra memeluk anaknya sambil menangis. Dia rindu dengan Nayla tapi karena kekecewaannya dia sengaja mengabaikan pesan dan teleponnya. "Maafkan Nayla ya pa ma hiks hiks hiks Nayla kangen kalian" tangis Nayla. "Maafkan mama juga nak. Mama juga kangen sekali denganmu" ucap Ayra. Bara juga ikut memeluk anaknya dan memberi kesempatan untuk anaknya berubah. Samara tidak peduli dengan mereka. Tatapannya teralih pada bayi mungil yang sedang sedang tertidur pulas di dalam box bayi. Samara menggendong bayi mungil itu ke dalam dekapannya. "Halo sayang ini mama Samara" sapa Samara dengan mata berkaca-kaca. "Kembalikan anakku!! " seru Nayla tidak terima kalau anaknya digendong oleh Samara. "Nayla kamu tidak boleh kasar dengan Samara. Dia dengan baik hatinya memaafkan kamu dan datang kemari. Dia itu sepupu kamu" tegur Ayra. "Tidak!! kembalikan anakku sekarang!! kalau kamu mau seorang anak makanya hamil dong jangan menginginkan bayi orang lain. Dasar mandul !! " sindir Nayla. Samara sangat marah karena Nayla malah mengatainya mandul. Dia menyerahkan bayi Nayla pada Ayra lalu pergi dari sana tanpa satu kata pun. Nayla tersenyum puas karena dia berhasil membuat Samara marah. Axel ikut pergi menyusul Samara dan mencari keberadaannya. Ternyata Samara sedang duduk di taman sambil melamun melihat sekitarnya. Axel menghampirinya dan duduk di sampingnya. "Samara.. jangan ambil hati ucapan Nayla tadi ya" ucap Axel sambil menggenggam tangannya. "Iya pa, aku hanya rindu pada bayiku apa aku salah? " tanya Samara dengan kata berkaca-kaca. "Tidak kamu tidak salah. Kelak kita akan memiliki anak kita sendiri" ucap Axel membuat Samara tersenyum. "Tapi papa tidak pernah mau menyentuhku. Apa karena aku ini bekas anakmu makanya papa jijik menyentuhku? " tanya Samara sambil menahan tangisnya. "Aku ingin sekali menyentuhmu Samara. Setiap malam aku membayangkan dirimu jangan pernah merendahkan dirimu lagi." Axel merengkuh Samara ke dalam pelukannya dan menenangkannya. "Pa apa papa akan meninggalkan aku jika aku benar-benar mandul? " "Tentu saja tidak. Anak adalah titipan. Jika Allah tidak memberikan kita anak maka papa akan terima. Selama papa menikah dengan mamanya Erick kami juga tidak pernah dikaruniai anak. Tapi hidup kami bahagia saja. " Setelah Samara kembali tenang, Axel mengantarkannya pulang kerumah.Dia berjanji akan kembali lagi karena harus kerumah sakit membantu Erick menjaga Nayla dan cucunya. *** Samara datang menemui seorang dokter laktasi. Dia ingin melakukan suntik hormon pada payudaranya agar bisa mengeluarkan Asi. Hal ini dia lakukan agar dia bisa merasakan rasanya menyusui seorang bayi. "Setelah melakukan suntik laktasi ibu harus memijat pelan payudaranya dan memainkan putingnya agar asinya bisa keluar. Bisa juga langsung dirangsang langsung ke mulut bayinya ya bu" jelas dokter itu. "Iya dok terima kasih sudah membantu saya" ucap Samara. Selesai melakukan suntik laktasi Samara langsung pulang kerumah. Dia merasakan payudaranya sangat sakit sekali hingga membuatnya meriang. "Kamu sakit? " tanya Axel saat melihat Samara meminum obat demam. "Hanya sakit biasa pa tidur sebentar aku pasti sembuh kok" jawab Samara lalu kembali terbaring di atas ranjang. "Kenapa bajumu basah? " tanya Axel saat melihat baju Samara basah. "Tidak apa-apa itu hanya keringatku saja" Samara tidak ingin mengatakan yang sebenarnya pada Axel kalau dia habis melakukan suntik laktasi. Pasti asinya sudah mulai keluar karena dia merasakan dadanya semakin berat dan berisi. "Ini biar papa bantu kamu ganti baju" Axel mengambil sebuah baju agar Samara tidak kedinginan karena memakai baju yang basah. "Tidak pa aku bisa sendiri. Aku malu kalau papa melihatku ganti baju" ucap Samara beralasan sampai membuat kening Axel berkerut karena tempo hari istrinya ini pernah berani telanjang bulat di depannya. "Baiklah kalau begitu kamu istirahat saja papa akan buatkan bubur untukmu" Setelah Axel pergi Samara langsung mengganti bajunya dan menaruh breast pad di payudaranya agar asi nya tidak merembes kemana-mana lagi. *** Seminggu sudah Samara diam-diam memompa asi nya. Dia melihat Nayla kewalahan menjaga bayinya sampai kurang tidur sedangkan Erick dan Axel sibuk bekerja. "Biar aku saja yang menjaganya dan kamu bisa tidur sebentar" tawar Samara. "Tidak aku bisa menjaganya sendiri!! ' tolak Nayla. " Kamu kurang tidur dan belum istirahat sama sekali. Percayalah aku tidak mungkin menyakitinya." ucap Samara meyakinkannya. Nayla tampak berpikir sejenak. Dia juga sudah terlalu lelah seharian menjaga bayinya sampai hampir terkena baby blues. "Baiklah awas jika kamu macam-macam pada anakku. Aku tidak akan pernah memaafkanmu" Nayla menyerahkan bayinya tanpa curiga pada Samara lalu masuk ke dalam kamarnya. Samara menggendong baby Kiara ke kamarnya. Dia menutup pintu kamarnya dengan rapat lalu mulai menyusuinya. Baby Kiara awalnya tidak mau tapi setelah beberapa kali mencoba akhirnya Kiara mau juga menyusu dengannya. Ada perasaan bahagia memenuhi hatinya saat merasakan aliran asinya disedot oleh baby Kiara. "Sayang.. minum asi yang banyak ya sayang" ucap Samara sambil mencium pipi gembulnya. CEKLEK "Apa yang sedang kamu lakukan Samara" tanya Axel yang tiba-tiba saja membuka pintu kamarnya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD