Perlahan mata keyra mulai terbuka. Dia menatap ke langit-langit ruangan rumah sakit, lalu menatap Dinar dan yang lain. Senyum tergaris di wajah Dinar saat ini. “Tante, di mana aku?” tanya Keyra. “Kita sudah sampai rumah sakit, Sayang. Apa kamu tak ingat saat perjalanan ke sini tadi?” tanya Dinar. Keyra menggelengkan kepalanya, kemudian menjawab. “Yang kuingat aku hanya terjatuh tadi saat di lempar makhluk itu. Setelah itu, enggak ingat.” “Jadi, yang tadi selama perjalanan dan interaksi denganku bukan kamu?” tanya Dinar dengan mata terbelalak kaget. Lagi-lagi Keyra menggelengkan kepalanya. “Sudah, Din. Biarkan Rara istirahat, ya.” Mama Dewi mengelus bahu Dinar. “Sebenarnya dia sudah boleh pulang, Tante. Berhubung ada kejadian tadi, membuat keadaannya kacau,” ujar Dinar memberitahu.