Fira terkejut melihat siapa yang berdiri di ambang pintu.
Mia dan Leo lah yang berdiri disana.
"Fir! Kamu di sini?" ujar Leo setengah memekik, hatinya berbunga-bunga merasa Fira akan kembali padanya.
Fira diam mematung menatap Leo dan Mia bergantian.
"Kak Fira! Maafkan aku ya! Hik hik hik!" Mia berlari dan bersimpuh memeluk Kak Fira.
"Maafkan aku, hari ini aku sudah resmi menjadi istri Mas Leo. Ini semua demi anak yang ada dalam kandunganku, maafkan aku Kak. Ayo kita baikkan, aku rela menjadi adik madumu. Jadi Kak Fira gak usah pisah dengan Mas Leo," ujar Mia disela isaknya.
Fira tersenyum kecut mendengar perkataan Mia. Tentu saja tak percaya dengan perkataannya itu!
Sementara leo tertegun mendengar perkataan Mia. Dia merasa bahagia, membayangkan Fira dan Mia akur.
"Baiklah kalau begitu, aku akan menerimamu menjadi adik maduku," ujar Fira dengan senyuman miring dari sudut bibirnya.
"Hah!" Mia mendongakkan wajahnya,menatap Fira tak percaya.
"Be benarkah?" tanyanya tergagap, sungguh tak percaya dengan perkataan Fira.
"Tentu saja adikku, berdirilah!" sahut Fira, dia tersenyum tipis.
Mia berdiri, menatap Fira lekat dan kesal. Tentu saja, dia kesal dan tak menduga dengan apa yang akan Fira katakan.
Tadinya, dia hanya pura-pura saja mengatakan hal itu sebenarnya.
"Sayang benarkah!" Leo setengah berteriak, dia langsung memeluk Fira erat. Tersemat tawa bahagia dari sudut bibirnya.
Mia menggeram kesal, tak rela suaminya menyentuh wanita lain. Meski nyatanya, dia masih istrinya juga.
Sementara itu, Surya kakaknya Fira yang baru saja kembali dari toilet, langsung naik ke kamar Fira.
Dia terkejut luar biasa, karena niatnya berjaga-jaga agar Leo dan Mia tak tau kedatangan Fira, eh malah sudah masuk ke kamar.
Yang membuat Surya terkejut adalah, karena dia mendengar perkataan adiknya itu. Ada rasa kecewa dan tak percaya akan apa yang dikatakan oleh Fira.
Dia menatap tajam ke arah adiknya, dengan penuh rasa kesal dan kecewa.
Tetapi sesaat kemudian kemarahannya berganti senyuman, saat mendengar perkataan Fira selanjutnya.
"Hahaha, kalian ini kenapa sih?" Fira tergelak melihat reaksi suami istri yang menyakiti hatinya ini. Mendorong d**a Leo, agar menjauh.
Lalu, menepuk-nepuk bajunya seolah Leo adalah debu yang menempel di bajunya.
Leo menatap Fira bingung, dengan apa yang dia lakukan.
"Kamu lihat Mas Leo, Mia sangatlah syok mendengar aku mau balikan sama kamu! Dia sebenarnya bohong padaku, dia tak mau aku bersamamu! Dia mau kamu miliknya saja," ujar Fira dengan nada sedih, yang sengaja dia buat-buat saja sebenarnya.
Leo menatap Mia marah!
"Eh, hem tidak-tidak! Kak Fira bohong, aku gak kayak gitu!" Mia syok mendengar perkataan Fira. Dia takut Leo marah kepadanya.
"Fira bukan pembohong Mia! Aku lebih percaya kepadanya daripada sama kamu!" Leo menatap tajam Mia, nada bicaranya
Mia terkejut mendengar perkataan Leo, pria yang baru sah menjadi suaminya beberapa jam yang lalu itu memarahinya.
"Mas!" mata Mia mulai berair.
"Cukup! Cukup! Jangan bertengkar lagi, aku malas mendengarnya," ujar Fira ketus.
"Lagian aku hanya bercanda saja Mas Leo! Mana mau aku menerimamu kembali, aku sudah melakukan kebodohan di masa lalu dan sekarang aku sudah tak akan melakukan kebodohan yang sama lagi!" lanjut Fira dengan nada sinis dan penuh emosi.
Leo tertegun, menatap Fira tak percaya. "Ini kamu Fir? Kenapa kamu kasar sekali sekarang! Aku sedih melihatmu seperti ini," ujar Leo dengan mata berembun.
"Ck, apaan sih Mas. Kenapa seolah aku yang jahat! Padahal disini, akulah yang tersakiti!" sinis Fira.
"Fir sudah? Kalau sudah ayo kita pulang sekarang!" terdengar suara kakaknya memanggil. Surya tak mau adiknya terus berdebat dengan Leo dan Mia.
"Iya kak sudah!" sahut Fira.
Dia menabrakkan bahunya ke bahu Leo, lalu berlalu.
"Fira!" terdengar suara Leo memekik cukup keras.
Fira menghentikkan langkahnya namun tak menoleh.
Sedangkan Surya, kakaknya menatap Leo dengan tajam. Ingin tau apa kira-kira yang akan akan dikatakan Leo kepada adiknya.
"Mulai saat ini kamu bukan lagi istriku! Aku menjatuhkan talak kepadamu!" ujar Leo dengan suara bergetar.
Mengucapkan talak kepada Zara sangatlah menyedihkan dan menyakiti hatinya.
Fira tertegun, air matanya menetes. Dia menundukkan wajahnya sekilas, lalu mendongak kembali.
Meski dia memang mengharapkan hal ini, Tetapi ternyata rasanya hatinya sangat sakit sekali saat mendengarnya.
"Terimakasih Mas," ujar Fira pelan, berusaha tak menunjukkan sakit hatinya. Dia melanjutkan langkah kaki, menghampiri Surya. Memeluk lengannya, lalu menyeretnya pergi meninggalkan rumah ini.
Leo menatap punggung Fira dengan air mata berderai, sakit hatinya. Rasa cintanya untuk Fira masih sangat besar.
Dia merasa bersalah, sangat menyesal telah menyakiti hati wanita sebaik Fira.
Kakinya terasa berat untuk melangkah, dia masih diam mematung menatap kepergian wanita yang kini menjadi mantan istrinya itu.
Semakin sesak saja rasanya, semakin sedih saja rasanya. Hingga kepalanya terasa berdenyut nyeri, dan Leo pun tumbang.
Brukk
Dia jatuh tepat didepan Mia, yang duduk di lantai dengan deraian air mata. Karena tadi dibentak suaminya.
"Mas Leo!" Pekiknya terkejut. Mia berteriak memanggil siapa saja yang bisa membantunya.
"Leo kenapa?" itu adalah suara bapaknya Mia, Pak Parman. Yang datang setelah mendengar suara Mia yang memekik.
"Mas Leo pingsan setelah mentalak Fira!" jawab Mia sambil terisak.
Pak Parman mendesah. "Iya tadi bapak sempat bertemu sebentar, tapi Nyonya Fira langsung pergi, tak banyak bicara. Hanya pamit saja," ujarnya merasa bersalah.
"Kenapa Bapak masih manggil dia Nyonya! Dia sudah bukan nyonya di rumah ini! Akulah nyonya-nya!" sahut Mia kesal, yang sebenarnya kesal karena Leo suaminya, sampai menangisi Fira, bahkan sampai pingsan segala! Sungguh lemah!
"Mia! Kamu jangan keterlaluan! Seharusnya kamu sadar diri, minta maaf dengan tulus dan meminta restunya! Bukannya malah sinis begitu! Apa kamu tidak takut dapat karma, atau hidupmu susah dengan apa yang sudah kamu perbuat itu!" Bapaknya berkata dengan nada tinggi, matanya melotot dan mukanya sampai memerah, karena marah.
Mia terkejut dengan kemarahan bapaknya, yang tak ia kira sama sekali.
"Kenapa bapak malah membela dia!" sahut Mia dengan air mata berderai, merasa disalahkan dan diabaikan, bukannya dibela dan di dukung.
"Bapak gak akan dukung kamu Mia, kalau memang kamu salah! Meski kamu anak bapak sendiri," suara Pak Parman sekarang lebih melunak.
"Ada apa ini? Kenapa kalian malah berdebat, bukannya membantu Leo!" terdengar suara seseorang, yang tidak lain adalah suara Rizky kakak Mia, anak sulung Pak Parman.
Pak Parman Dan Mia langsung bungkam mendengar suara Rizki, karena memang benar adanya. Saat ini, Leo masih tergeletak di lantai tak sadarkan diri.
Dengan cepat, Rizki dan Pak Parman menggotong Leo, memindahkannya ke atas tempat tidur.
Sementara Mia dibantu ibunya merawat Leo.
Sementara itu, Fira mengambil mobilnya di dalam garasi. Karena, memang sejak berangkat dari rumah orang tuanya sudah berniat mengambil mobilnya, hasil kerja kerasnya selama ini.
Kunci mobil, sudah dibawanya dalam tas. Karena, memang waktu itu ia bawa.
"Fir, mau naik mobil? Apa kamu bisa? Kamu yakin?" Surya bertanya, karena melihat raut suram adiknya, dia tak yakin Fira bisa nyetir dengan baik.
"Aku yakin Kak, kakak gak perlu khawatir," jawab Fira lirih, dadanya terasa sesak akibat tangisan.
"Baiklah kalau kamu yakin, kakak akan terus mengikutimu dari belakang." Surya mengalah. Sebenarnya, dia tak tega melihat adiknya terus menangis.
Tapi, dia tak memintanya berhenti. Biarlah Fira meluapkan emosi dengan tangisan, cuma satu atau dua hari saja pikirnya. Jika lebih, maka barulah dia akan mengambil tindakan menghentikannya.
"Iya kak," jawab Fira pelan. Kemudian masuk ke dalam mobilnya. Di sepanjang jalan, Fira nyetir dengan air mata berderai.
Leo sendiri sebenarnya, bukan tanpa alasan memilih menceraikan Fira.
Dia sudah memikirkan matang-matang selama beberapa hari terakhir ini. Dia juga sudah berbicara dengan orang yang lebih tau masalah perceraian.
Jika Fira menggugatnya cerai, lalu melakukan khulu, yaitu bercerai dengan Fira yang menebus dirinya, maka dia tidak akan bisa rujuk kembali dengannya.
Oleh sebab itu, Leo memilih mentalak Fira, dan memutuskan kalau dialah yang akan menebus Fira. Dengan harapan bisa rujuk kembali suatu hari nanti.