PART. 29 HUTANG NYAWA

948 Words

Seperti janjinya, Riana datang kembali ke rumah sakit. Riana mengetuk pintu, dari dalam terdengar suara mempersilakan masuk. Riana membuka pintu, tatapannya langsung bertemu dengan tatapan Parman. "Assalamuallaikum," Riana menutup pintu. "Waalaikum salam, kok ke sini lagi?" Parman menatap Riana dengan kening berkerut. Riana duduk di kursi di dekat ranjang. "Ehmm, aku ingin bicara dengan kamu, Man." "Apa yang ingin kamu bicarakan, Na?" "Pertama, aku ingin berterimakasih padamu, aku berhutang budi, berhutang nyawa padamu, Man." "Ya Allah, Na, jujur saja, sebenarnya saat itu aku bahkan tidak tahu kalau yang aku tolong itu kamu. Aku baru menduga itu kamu saat mendengar sumpah serapah Zainal. Aku semakin yakin, saat mendengar pembicaraan kalian, tapi mataku susah aku buka, makany

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD