PERSIAPAN

1108 Words
                Hari ini Adrian sudah lebih sehat dari kamrin. Pagi ini Adrian sudah kembali ke kantor seperti biasanya. Pekerjaan yang sudah beberapa hari sudah menggunung mengantri untuk tanda tangan sang CEO.  Di ruangan yang lumayan luas, Adrian sedang fokus menyelesaikan berkas berkas yang semakin menumpuk. Hingga waktu sudah hampir makan siang Adrian masih belum menyelesaikan pekerjaannya. “Tok,,,tok,,,tok”  suara ketukan pintu tak mengalihkan perhatian Adrian. “Maaf tuan,,,ada undangan pesta ulang tahun perusahaan WILIAM CORP.” “kapan pesta itu Rico?” “Malam ini tuan. Dalam pesta di wajibkan membawa pasangan tuan.” Rico menjelaskan. “ Baiklah kamu atur segala sesuatunya. “ “Baik tuan.” Rico menundukkan kepala sebagai tanda hormat, kemudian berlalu pergi meninggalkan ruangan boss besarnya itu. Adrian segera memeri pesan singkat kepada Shafa agar gadis itu bersiap. Me : Sayang kamu bersiap siaplah, sebentar lagi Rico akan datang menjemputmu. Wife: Untuk apa Rico menjemputku? Kemana dia akan membawaku? Me : kau akan tahu nanti. Miss you ,,,. Adrian kembali melanjutkan memeriksa berkas berkas yang berada di mejanya. *** Shafa tidak mengerti, kenapa Adrian tiba tiba menyuruhnya untuk bersiap.Shafa juga tidak tahu kemana Rico akan membawa Shafa. Sekarang Shafa berada didalam mobil yang di kendarai oleh Rico. Kali ini tidak ada bodyguard  yang mengikuti seperti sebelumnya. Apakah karena dia keluar bersama Rico sehingga Adrian melonggarkan pengawasan kepadanya. Shafa menatap keluar jendela. Melihat banyak sekali gedung gedung tinggi menjulang di kota tersebut. Shafa membuka sedikit jendela mobil agar udara dapat masuk dan juga terasa lebih segar. “Rico ,,,sekarang kita berada di mana?” Shafa bertanya tanpa tahu Rico menatapnya heran. “Apa nona tidak pernah kekota?” Shafa melihat tatapan heran Rico melalui pantulan kaca spion depan. “Pernah hanya sekali. Waktu itu bersama mbok Darmi ke supermarket untuk belanja bulanan,” shafa mengingat kembali saat dirinya bersama mbok Darmi juga kedua bodyguard yang setia menemani kemanapun. Tak terasa sudah sampai di tempat tujuan. “Kita sudah sampai nona.” Rico sudah membukakan pintu mobil untuk Shafa keluar. Shafa mengedarkan pandangannya. Terlihat sebuah gedung dengan bermacam macam model baju di dalamnya. Ya sekarang Shafa dan juga Rico berada di sebuah butik terbaik di bidangnya. “Mari masuk nona.” Rico mempersilahkan Shafa agar memasuki gedung terlebih dahulu. Shafa memasuki gedung dengan sambutan yang amat ramah. Pemilik butik sendirilah yang secara khusus menyambut kedatangan Shafa dan Rico. “ Selamat datang di UNIQE BOUTIQ,”  beberapa pegawai butik berjajar rapi menyambut kedatangan Shafa. Para pegawai butik menunduk saat Shafa memasuki butik. Shafa bingung dengan sambutan para pegawai butik. Kenapa dirinya harus disambut sedemikian rupa . padahal Shafa bukanlah siapa siapa. Shafa bukan seorang politikus maupun selebriti yang harus disambut dengan istimewa. Shafa memndang Rico penuh tanya? Rico mendekat seakan tahu apa yang akan ditanyakan oleh Shafa. “Saya sudah pernah bilang sebelumnya. Anda bukanlah istri orang biasa. Anda adalah menantu keluarga Hutama. Hutama group adalah pemilik gedung ini, dan juga merupakan investor butik ini.” Shafa mulai faham sekarang. Sebegitu terpandangkah keluarga Hutama dan sebegitu besarkah pengaruh keluarga Hutama? Hingga semua tunduk dan amat menghormati keluarga Hutama. “Perkenalkan saya Neni pemilik butik ini.” Neni mengulurkan tangan sebagai formalitas berkenalan. “Perkenalkan saya Shafa” shafa menyambut uluran tangan Neni sambil tersenyum ramah. “Senang bertemu dengan anda nona muda.” Neni membalas senyum ramah Shafa. “ Mari ikuti saya nona, gaun anda sudah saya siapkan” Neni melanjutkan “Ini gaun yang anda minta.” Neni menunjukkan beberapa manekin yang terpajang  mengenakan gaun indah. Total manekin ada 5 yang mengenakan gaun dengan model yang berbeda. Pandangan Shafa tertuju pada manekin yang menggunakan gaun berwarna tosca. Model gaun mermaid dengan lengan pendek. Bagian d**a sedikit terbuka berbahan brokat bagian atas hingga pinggang. Shafa merasa gaun tersebut yang paling cocok dengannya. Karena lebih sopan dari pada yang lain. Ke 4 gaun yang lain bermodel sangat terbuka menurut Shafa. ke empatnya tidak berlengan dan mempertontonkan bagian d**a juga punggung. Bahkan salah satunya hanya mampu menutupi bagian p******a hingga paha saja. Meski gaun itu panjang, tapi ada potongan gaun bagian bawah yang amat panjang. sehingga akan memperlihatkan paha mulus setiap orang yang memakainya. Shafa mencoba gaun pilihannya. Nampak bagus dan elegan. Potongan baju yang pas melekat di tubuh Shafa, membuat Shafa semakin mempesona. Juga warna kulit Shafa yang putih sangat cocok di padukan dengan warna tosca gaun tersebut. “Anda cantik sekali nona.” Puji Neni yang melihat Shafa semakin menawan. “Anda bisa saja nona Neni. Ini karena gaun rancangan anda yang membuatku tapak cantik.” Shafa mencoba merendah, walau tak di pungkiri bahwa dirinya nampak amat cantik. “ Saya akan ambil yang ini nona,” Shafa menunjuk gaun yang ia kenakan. “Tentu , tuan muda akan semakin cinta kepada anda nona.” Ucap Neni sekali lagi. sShafa hanya tersenyum menanggapi ucapan Neni. Keluarnya Shafa dari butik, Rico masih setia menunggu Shafa di dalam mobil. Rico bangkit dan membukakan pintu mobil untuk Shafa. “Silahkan nona” Shafa masuk ke dalam mobil. Mobilpun melaju membelah jalanan kota yang ramai. “Apa sekarang kita akan pulang Rico?” Shafa bertanya pasalnya kali ini mobil yang kendarai tidak melewati jalan yang tadi. “Masih belum nona. Masih ada satu tempat lagi yang harus kita kunjungi.” Shafa mengangguk pasrah. “Sebenarnya ada apa ini? Kenapa kita membeli gaun yang begitu mahal?” Shafa penasaran. “,,,” Rico hanya diam tidak menanggapi pertanyaan Shafa. Kali ini mobil yang di kendarai Rico berhenti di sebuah salon kecantikan. Shafa melangkah menuju salon di hadapannya. Shafa di perlakukan sama seperti di butik tadi. Kali ini Shafa menikmati layanan salon. Mulai dari pijat,spa, luluran, menicure dan pedicure. Shafa merasa sangat rileks setelah berbagai ritual di dalam. Kini Shafa sudah mulai make up. Shafa memilih untuk di make up natural. Yang dirasa paling cocok untuk Shafa. Shafa nampak terlihat amat cantik dan imut. Sebagian rambut di sisi kanan dan kiri Shafa di kepang, dan di satukan di bagian belakang. Kemudian di bentuk bunga mawar yang sangat indah. Rambut bagian belakang di biarkan tergerai menambah ke eleganan Shafa. Shafa melihat pantulan dirinya di dalam cermin. Sangat cantik. “ Apa benar ini aku?” Shafa terkagum dengan hasilnya. Shafa merasa seperti seorang putri di dalam dongeng, sungguh seperti bukan diri Shafa. para penata rias tersenyum melihat tingkah lugu Shafa. Kini Shafa tahu, dengan melihat dirinya sendiri. Pasti Adrian akan mengajak Shafa ke pesta. Entah pesta apa itu, Shafa tidak tahu. Hari ini sangat melelahkan tapi mendapat hasil yang sangat memuaskan. Shafa dan Rico telah sampai di mansion. Terlihat Adrian sudah menunggu Shafa di ruang tengah. Adrian terpesona akan kecantikan Shafa. Dimata Adrian kini, Shafa bagai bidadari yang turun dari kahyangan. Adrian tak dapat mengalihkan perhatiannya. 
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD