MAMI RINA

2124 Words
    Tiga orang terkurung di dalam penjara bawah tanah. Tidak di ragukan lagi, mereka Adalah keluarga Wiliam. Tampak pakaian yang mereka kenakan sudah tidak layak pakai, dan sudah compang camping tak berbentuk. Hukuman yang di berikan oleh Rico sungguh menyiksa. Tuan Wiliam dan istrinya di ikat kedua tangannya menggunakan rantai. Begitu juga dengan kedua kaki mereka, sehingga tubuh mereka berbentuk huruf X. Hanya Willy yang masih di biarkan di dalam penjara tanpa di ikat. “Bagaimana rasanya? Nikmat sekali bukan?” terdengar suara Adrian yang menggema di seluruh penjara. “Tolong lepas ,,, .” tuan Wiliam meminta tolong dengan suara yang amat kecil. Sehingga Adrian harus mendekat jika ingin tahu apa yang di katakan oleh tuan wiliam. “Tolong? Enak sekali kamu minta tolong? Kamu tidak tahu rasanya tidak bisa berjalan bukan? Maka bersiaplah. Aku akan membuatmu merasakan apa yang di rasakan oleh istriku.” Adrian tersenyum tersirat penuh dendam. “Aku ,,, mo ,,, hon.” Kata tuan Wiliam kembali. “apa kamu pikir aku akan berbaik hati melepaskanmu heh ,,, ? itu tidak akan mungkin terjadi.” ucap Adrian kepada tuan wiliam. “Dan untuk anda tuan Willy, saya mengucapkan terima kasih banyak, karena telah membantu kami dengan menyerahkan bukti tersebut.” Kakek tiba tiba datang dan berterima kasih kepada Willy. Sontak mami Rina menoleh ke arah Willy. Dia tidak menyangka kalau Willy akan tega menghianati kedua orang tuanya.  “ Kenapa kamu melakukan ini Wil?” tanya Rina yang masih di rantai di ruang sebelah Willy. “karena mami dan papi sudah keterlaluan. Willy merasa bersalah dan malu mi. Seharusnya, Willy melindungi orang yang Wil cintai. Tapi nyatanya adalah Willy menjadi penyebab kemalangan Shafa.” Willy memberi alasannya. “ Kamu bodoh Wil, kamu sudah buta karena cintamu kepada gadis itu!” Mami emosi dan memaki Willy “Willy memang bodoh mi, Willy memang sudah buta. Karena itu Willy rela di penjara seperti ini, asalkan Shafa bahagia. Sudah cukup mami merenggut kedua kakinya. Tidak untuk yang lainnya.” Willy mengatakan panjang lebar. “ Dasar anak durhaka kamu Wil!” Mami memaki Willy karena keputusannya. “Good good. Drama yang cukup menghibur. Harusnya kalian menjadi aktor dan aktris saja. Kalian tidak cocok untuk menjadi seorang pengusaha.” Kata kakek. Kakek mendekat ke arah mami Rina. “ ini aku ambil, karena liontin ini bukanlah milikmu. Sang Pemilik sudah berada di sini.” Kata kakek dengan berbisik di telinga Rina. “ apa maksud anda?” mami Rina tercengang mendengar ucapan kakek Adam. “ Apa kamu masih ingat kejadian 20 tahun yang lalu?” tanya kakek. Rina membelalak karena pertanyaan yang di lontarkan oleh kakek Adam. “Bagaimana anda mengetahui hal itu?” Rina mulai takut, sebab tidak ada satupun yang mengetahui hal tersebut. FLASH BACK   Dua puluh tahun yang lalu ...     Rina merupakan anak dari pedagan sate. Pagi itu Rina berada di hutan untuk mencari kayu bakar dan batang bambu untuk di jadikan tusuk sate. Saat di tengah hutan, Rina melihat seorang wanita paruh baya dan seorang wanita hamil. Rina tahu siapa wanita yang hamil tersebut. dia adalah Ayu sahabat Rina. Rina ingin tahu apa yang di lakukan dua orang tersebut. sehingga Rina mengikuti kedua orang tersebut secara diam diam.     Rina melihat wanita paruh baya itu mengambil sesuatu pada celah pohon pohon besar. Wanita itu mengambil dua buah liotin untuk di satukan. Kemudian wanita itu menyembelih seekor ayam cemani hitam. Darah ayam tersebut di siram pada liontin. Kedua Liontin itu di buka dan wanita itu mengucapkan sesuatu. Entah apa yang di lafalkan oleh wanita paruh baya tersebut.     Ayu hanya diam memperhatikan apa yang di lakukan oleh wanita itu. Beberapa saat kemudian, ada sebuah lubang putih yang bersinar terang. Ayu dan wanita itu masuk ke dalam lubang itu. Rina yang penasaran dengan apa yang di lakukan oleh Ayu dan wanita itu, nekat mengikuti kemana mereka pergi. Dan masuk ke dalam lubang sebelum lubang itu menghilang.     Rina menutup mata saat masuk kedalam lubang tersebut, karena cahaya yang sangat menyilaukan dan membuat mata sakit. Rina terdampar di hutan dalam keadaan pingsan dan tidak dapat melihat sekitar. Rina buta untuk sementara waktu. Rina di tolong oleh bayangannya sendiri yang bernama Irina. Irina membawa Rina ke rumahnya yang mewah untuk istirahat sementara waktu. “Terima kasih Irina telah menolongku.” Rina bersyukur ada Ynag mau menolongnya. “Ini sudah menjadi kewajibanku untuk menolong yang membutuhkan pertolongan.”  Rina perlahan sudah bisa melihat di sekelilingnya. “Di mana ini? apakah ini istana?” Rina sangat kaget dan terkagum dengan kemewahan rumah yang ada di sana. “Bukan, ini adalah tempat tinggalku. Lebih tepatnya, rumah orang tuaku.” Rina juga terkejut melihat rupa Irina yang sangat mirip dengannya. “Kamu? Kenapa wajah kita sama?” Rina memutar tubuh Irina, seakan tidak percaya dengan apa yang di lihatnya. Irina hanya terkekeh melihat tingkah Rina. “Seperti punya saudara kembar” ucap Rina dan Irina bersamaan. Mereka berdua tertawa bersama layaknya saudara kembar yang sedang bercanda. Sebenarnya  Rina sendiri juga tidak tahu, di mana dia sebenarnya. Yang jelas Rina sangat suka berada di sana. Dua hari kemudian, Rina melihat Ayu berkunjung ke rumah Irina. Rina menghampiri Ayu untuk menanyakan di mana dirinya sekarang berada. “Ayu!” panggil Rina. Ayu kaget melihat Irina ada dua. “Ka ,,, kamu Rina sate kan?” Tanya Ayu dengan takut. Ia takut melakukan kesalahan. “Iya, kamu benar. Syukurlah kamu mengenaliku.” Rina sangat senang karena Ayu bisa mengenalinya. Ayu meminta izin Irina untuk berbicara berdua dengan Rina. Rina pun bertanya berada di manakah dirinya sekarang saat berada di tengah hutan. “Ayu, apa yang kamulakukan di sini?” Rina sangat penasaran dengan yang di lakukan oleh Ayu. “Lalu, kamu sendiri? Bagaimana bisa berada di sini?” Ayu balik bertanya kepada Rina. Rina menceritakan kepada Ayu kenapa dirinya berada di sana. Ayu sadar, bahwa ini sebuah kesalahan. Ayu takut jika ia berkata jujur kepada ibunya. Sehingga dia memutuskan untuk menyembunyikan Rina sementara. Ayu pun menceritakan di mana mereka berada sekarang, dan siapa Irina bagi Rina. Rina awalnya tidak percaya dengan perkataan Ayu yang tidak masuk akal. Lama lama Rina percaya. Nasibku disini sungguh enak. Sangat berbanding terbalik dengan nasibku yang sebenarnya. Ucap Rina dalam hati. “Rin, nanti sore aku dan ibu akan kembali. Kamu ikut juga ya! Tapi dengan diam diam seperti kamu mengikuti kami kesini.”Ayu memberi tahu Rina bahwa nanti sore dirinya akan kembali ke dunia nyata. Rina berfikir sejenak sebelum menjawab ajakan Ayu. “Baiklah, kita bertemu di mana?” tanya Rina. “Kamu tunggu saja di sini. Setelah kami melewati hutan ini, kamu ikuti dari belakang. Oke!” Rina mengangguk faham dengan perkataan Ayu. Terlintas pemikiran yang jahat di dalam benak Rina. Rina akan melemparkan Irina ke dunia nyata yang kejam. Dan dirinya berniat mengambil alih identitas Irina. Siang berganti sore, ini sudah saatnya Ayu beserta ibunya untuk kembali. Rina yang tidak ingin meninggalkan  dunia cermin mecoba membujuk Irina supaya Irina mau mengikuti Ayu dan ibunya. “Rin, kamu tahu di mana tempat tinggal Ayu?” Rina bertanya kepada Irina untuk sekedar basa basi. “Aku tidak tau dimana tempat tinggal Ayu. Apa kamu tahu?” irin bertanya balik kepada Rina. “Aku juga tidak tahu, setiap aku bertanya di mana rumahnya, Ayu selalu mengelak.” Rina berbohong “Iya juga, saat aku bertanya juga begitu. Tapi yang aku tahu, Ayu berkunjung kemari setiap tiga hari sekali. Katanya, dia ke rumah bibinya. Tapi aku tidak tahu persis di mana rumah bibinya itu.” Irin menceritakan yang dia tahu mengenai Ayu. “Rin, kata Ayu tadi siang dia akan pulang ke rumahnya. Bagaimana kalau kita mengikutinya dari belakang?” Rina memberi usul kepada Irin. “Tapi, apakah tidak apa apa kita mengikuti Ayu?” Irin sedikit takut dengan ajakan Rina. “Tidak apa, kita akan mengikutinya diam diam.” Rina meyakinkan Irin. “ Nanti kalau Ayu marah bagaimana?” Irin merasa bimbang dengan saran Rina. “Dia tidak akan marah kalau kamu tidak bilang kepadanya. Ayolah ,,, Rin! Aku mohon !” Rina memegang tangan Irin dengan binar mata penuh harap. “Baiklah, kapan Ayu pulang?” akhirnya Irina menerima ajakan Rina. Rina tersenyum senang mendengar jawaban Irin. “Sore ini.” jawab Rina dengan penuh semangat. “Baiklah, ayo kita pergi!” Irin dan Rina pergi menuju hutan. Tempat dimana Ayu dan Rina berbincang tadi siang.     Seperti sebelumnya, Rina mengikuti Ayu beserta ibunya yang akan kembali ke dunia nyata. Tapi Rina tidak sendiri, ia mengajak Irina untuk ikut serta. Ibu Ayu tidak tahu akan keberadaan Rina. Hingga saat pintu portal terbuka, ibu Ayu segera masuk, dan di ikuti oleh Ayu. Saat pintu mulai mengecil, Irina di dorong dengan kuat agar dapat masuk pintu tersebut. dan Rina tersenyum bahagia. Dirinya tidak lagi hidup susah. Rina segera pergi meninggalkan hutan, tanpa peduli dengan yang terjadi setelahnya. FLASH BACK END “Cukup kamu mencelakai ibunya, tidak untuk anaknya.” Ucapan kakek Adam membuyarkan lamunan Rina. “A ,,, apa maksumu?” Rina masih tidak mengerti dengan ucapan Adam. “Ayu.” Hanya satu nama yang di ucap oleh kakek Adam. Rina seakan tahu apa yang di maksud oleh kakek Adam. “A,,,” belum sempat Rina berucap, kakek Adam telah memotongnya. “Benar dugaanmu itu. Ayu adalah ibu dari Shafa. kamu tahu karena perilakumu itu telah merenggut nyawa Ayu. Dan hampir saja Shafa tidak dapat melihat Dunia.” Tubuh Rina seakan lemah mendengar kenyataan yang sebenarnya. Memang benar Rina ingin merebut kehidupan Irina di dunia cermin ini. Tapi ia tidak menyangka akan membuat nyawa Ayu melayang. Rina tidak menginginkan hal itu. Ayu adalah sahabat terbaiknya, yang mau menerima dia apa adanya. Kini Rina hanya pasrah akan hidupnya. Ia rela jika harus mati sekarang juga. Adrian tidak tahu apa yang sebenarnya di bicarakan oleh kakeknya itu sehingga membuat wajah mami Rina begitu pucat. “Sekarang apa keinginan terakhirmu?” tanya Adrian yang mulai mendekat ke arah kakek dan mami Rina. “Aku ingin menebus dosaku.” Ucap mami Rina dengan mantap. “Baiklah Yan, kirimkam Rina untuk menjadi b***k di kediamanku.” Kata kakek Adam. Adrian dan mami Rina terkejut dengan hukuman yang di berikan oleh Adam kepada Rina. “Tapi kek ,,, .” “Itu keputusan kakek Yan, kamu jangan ikut campur!” kata kakek yang tidak ingin di bantah. Adrian tidak terima jika Rina hanya di hukum menjadi b***k saja. Ia ingin menghukum Rina dengan lebih menyakitkan. “Baiklah, untuk tuan Wiliam, aku yang akan memutuskan apa hukuman yang pantas untuknya.” Kata Adrian yang tak kalah tegas. “Untuk kamu Willy, kamu akan ikut bersama mamimu nanti.” Kata kakek. “Kenapa Willy juga ikut kakek? Dia harus di hukum disini kek!” ucap Adrian “Apakah Shafa kelak akan memaafkanmu jika tahu kamu menyiksa Willy di sini? Dan Shafa akan tahu jika Willy lah yang memberikan semua bukti kejahatan mami dan papinya. Shafa akan sangat kecewa padamu Yan. Kamu tahu sendiri, hati Shafa itu lembut. Amat sangat lembut.” Tutur kakek Adam. Adrian berfikir untuk sejenak. Benar apa yang di katakan oleh kakeknya. Sehingga terpaksa dirinya harus merelakan Willy untuk di hukum oleh kakek. “Baiklah kek” Adrian sudah pasrah jika kakek sudah memutuskan.     Willy dan mami Rina sudah di beri pakaian yang lebih layak, dan mereka sudah siap untuk berangkat menuju kediaman Kakek Adam. mereka memasuki mobil yang sudah di sediakan oleh Adam.     Setelah Rina serta Willy pergi meninggalkan mansion Adrian, Adrian dan Rico kembali masuk ke dalam penjara untuk memberikan hukuman kepada Tuan Wiliam dan Joni yang masih di tahan di sana.     Adrian duduk di tengah ruangan sambil menatap tajam ke arah kedua tahanan secara bergantian. Sedangkan Rico masih setia berdiri dengan kokoh di belakang Adrian. “bagaimana rasanya di tinggal pergi oleh keluarga?” Adrian bertanya kepada tuan Wiliam. “Aku mohon ,,, lepaskan saya!!!” ucap tuan Wiliam yang kini sudah duduk di kursi kayu. Tapi masih tetap terikat. “Baiklah, kamu akan aku lepaskan.” Ucap Adrian. “Rico, eksekusi sekarang!” Rico mengangguk dan mengerti apa yang akan menjadi hukuman tuan Wiliam.     Rico mengambil sebuah belati kecil yang berjajar rapi di sepanjang tembok. Kemudian Rico mendekat ke arah tuan Wiliam. Tuan Wiliam tersenyum, ia mengira Rico akan melepaskan tali yang mengikat kakinya. Tapi yang di perkirakan itu salah besar. “AAAAAA ,,,,,, “ tuan wiliam berteriak dengan kencang. Ternyata Rico memotong otot besar pada  kaki yang berada di atas tumit. Otot tersebut yang berfungsi untuk menapakkan telapak kaki pada tanah, dan untuk menahan keseimbangan tubuh saat berdiri dan berjalan. “AAAAAA ,,,,,,, “ tuan Wilian kembali berteriak. Rico telah memotong kedua otot besar tuan Wiliam. Sehingga kedua kakinya tidak dapat di gunakan untuk berjalan. Tidak lupa, Rico juga memotong lidah tuan Adrian. setelahnya, Adrian menyuruh Rico untuk membuang tubuh lemah tuan Adrian ke pinggir hutan. Sungguh sadis hukuman yang di berikan oleh Adrian.  
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD