Tujuh

1520 Words
Dua minggu setelah pindah ke kost akhirnya Icha menyempatkan diri ke apartmen Andre, sudah dua hari ini lelaki itu tidak datang bekerja karena ada urusan ke luar kota dan Icha diminta stand by di kantor. Dia sempat meminta Icha membawa dokumen yang perlu dipelajarinya malam ini karena besok ada rapat di kantor tiga. Pulang kerja, Icha dijemput Eka, supir Andre yang langsung mengantarkannya sampai ke lantai apartmen Andre karena Eka membantunya membawa setumpuk dokumen. Setelah Andre membuka pintu, Eka menyerahkan dokumen itu dan meninggalkan Icha yang dipersilahkan masuk oleh Andre. Icha meletakkan tas laptopnya di meja ruang tamu, ketika dia berbalik, Andre tampak memperhatikannya lekat. Lelaki itu memakai baju santai, kaos putih tipis dan celana panjang bahan. Icha mengerutkan keningnya, "Kenapa?" tanyanya saat Andre melemparkan senyum padanya. Andre melangkah maju dan memeluk Icha, Icha membalas pelukan Andre dengan wajah bingung. "Kangen nggak?" tanya Andre, Icha terkekeh, hingga Andre melepas pelukan itu. "Malah ketawa?" rutuk Andre, "Om kangen sama aku?" tanya Icha balik. Andre tak mau menjawabnya dan mendaratkan ciuman ke bibir wanita itu. Icha membalasnya dengan lihai bahkan tangannya berani menelusuri punggung Andre dan mengusapnya lembut. Tangan Andre membuka kancing kemeja Icha dan menghentakkannya dengan kasar hingga terjatuh ke lantai. Tubuh Icha yang jauh lebih pendek dari Andre membuat lelaki itu tak terlalu nyaman. Karenanya Andre melepas ciumannya dan menatap Icha yang mulai terengah. "Pindah ke kamar yuk," bisik Andre dengan suara beratnya, Icha hanya mampu menuruti nya. Karena sejujurnya selama dua hari ini tak melihat Andre, dia sangat merindukan lelaki itu. Rindu setiap sentuhan Andre pada kepalanya, punggung dan juga terkadang Andre meremas bokongnya pelan saat dia memberikannya kopi. Rindu morning kiss bersama Andre. Kamar Andre sangat rapih dan bersih serta atmosfernya terasa hangat meskipun diluar telah turun hujan. Andre menutup pintu kamar dan menyuruh Icha duduk di kasur, dia membuka kaosnya yang untuk pertama kalinya Icha melihat tubuhnya yang kekar dan berbentuk. Icha tahu jadwal rutin Andre berlatih gym namun melihat secara langsung sixpack di perut Andre membuat dirinya didera gairah yang tinggi. Andre mendorong Icha untuk berbaring di kasur empuknya, lalu menindih Icha dengan tubuhnya, mencium bibirnya yang manis dan menjejalkan lidahnya yang menari-nari di rongga mulut Icha. Wanita itu tak sekaku saat pertama kali, apalagi Icha punya rasa ingin tahu yang tinggi, Dara memberinya beberapa Video blue yang membuat Icha semakin bernafsu saat melihat Andre dengan tubuh yang mirip dengan pemeran video itu. Icha mengusap d**a Andre yang mengungkung dengan tangannya, membalas setiap lumatan Andre. Bahkan dia membuka sendiri bra kawatnya dan melemparkannya asal. Ciuman Andre turun ke leher Icha, menjilati lehernya yang harum parfum dan terus turun memainkan lidah di bukit kembar, membasahinya dan memutar dengan lidahnya, lalu menghisapnya kuat-kuat sehingga Icha melenguh. Dengan sebelah tangan, Andre membuka celananya sendiri hingga menyisakan celana dalam saja. Ciuman Andre turun lagi ke perut Icha dan menjilati sekitar pusar wanita itu hingga rasanya perut Icha mencelos dengan sensasi yang menggelitik. Tangan Andre berupaya meloloskan rok Icha, dan Icha mengangkat bokongnya agar lebih mudah. Menyisakan kain tipis penghalang k*************a itu, Andre kembali menciumi bibir Icha dan tangannya mengusap kewanitaan Icha yang masih terhalang celana tipis berenda itu. "Buka ya?" ucap Andre, Icha mengangguk pasrah, gairah mengalahkan logikanya. Dengan sekali hentakan, Andre berhasil melemparkan kain wanita itu ke lantai, diapun menindih tubuh Icha, kejantanannya mengeras diposisikan diatas kewanitaan Icha meskipun masih terhalang celana dalamnya. Digesekkan miliknya membuat Icha merasa kan liangnya semakin basah. Andre menurunkan tangannya ingin mengeluarkan rudalnya dan menembus milik wanita yang terbaring pasrah dibawahnya. Namun Andre menggeleng. Diurungkan tangan itu dan dia menunduk mencoba menahan hasratnya dan berpikir jernih. "Kenapa om?" tanya Icha ketika melihat Andre yang hanya terdiam, Andre menggeleng dan kembali melumat bibir Icha. Lalu dia pun mencumbu telinga Icha hingga wanita itu menggelinjang dan mengetatkan pelukannya. "Saya mau buat kamu merasakan sensasi lain, boleh ya?" "Terserah Om aja, aku shhhh... pasrah," ucap Icha saat tangan Andre mulai bermain di kewanitaannya. Andre menurunkan tubuhnya dan menjilati perut Icha, lalu ciumannya turun, membelai bulu halus wanita itu dengan tangannya dan melesakkan lidahnya disana. "Achh Om,, ahh enak banget Om," racau Icha saat Andre memainkan lidanya di milik Icha tanpa rasa jijik, aroma khas kewanitaan itu membuatnya semakin b*******h. Lidah Andre terus membelai milik Icha menghisap daging kecilnya, sesekali menggigit kecil bibir liang Icha, ingin dimasukkan jarinya lebih dalam, namun tak mau menyesali keputusannya, akhirnya dia hanya terus memberikan godaan secara sensual disana. Icha mendorong kepala Andre agar lebih memasukinnya, lebih dalam menghirupnya, hingga hidung mancung Andre ikut melesak ke milik Icha. Wanita itu merasa melayang ke langit tertinggi dengan sisa-sisa pelepasannya.  Andre membersihkan milik Icha dengan mulutnya seolah kehausan, membuat Icha semakin kegelian. Lalu Andre berbaring disamping Icha, mengusap miliknya sendiri. Icha yang melihat itu segera bangkit dan bergantian menindih Andre, melakukan hal yang sama seperti yang tadi dilakukan laki-laki itu terhadapnya. Cukup lama hingga lelaki itu meminta Icha mengangkat wajahnya dan membantu menggerakkan tangan di miliknya sendiri hingga keluar pelepasan pertamanya. Icha tersenyum senang melihat ekpresi puas yang ditunjukkan Andre. Diapun berbaring disamping Andre, Andre bangkit dan memakai celana dalamnya. Lalu memeluk Icha dari belakang. "Mau diantar pulang?" tanya Andre, Icha melihat jam sudah pukul sebelas malam, kalau dia pulang sekarang pasti gerbang kost sudah di kunci. "Pasti pas kita sampai, sudah dikunci gerbangnya Om, aku nginep aja gak apa-apa ya?" "Ya sudah." "Om," panggil Icha, Andre menghirup aroma rambut wanita yang berada dipelukannya itu. "Kenapa?" tanya Andre, saat Icha tak jua bersuara. "Tadi kenapa Om gak jadi masukin punya Om?" Icha penasaran karena di video yang Dara kasih, semua adegan itu berakhir dengan penetrasi. "Saya nggak mau menghancurkan keperawanan kamu, kamu harus memberikannya untuk suami kamu kelak," Icha berjengit. Tangan Andre masih melingkari perutnya namun entah mengapa ucapan Andre membuatnya sedikit tercubit. "Memangnya Om enggak mau nikahin aku?" tanya Icha dengan suara agak bergetar. "memangnya kamu mau nikah sama om-om seperti saya?" tanya Andre balik. "Ya maulah Om!" tegas Icha, membuat Andre mengulum senyumnya. "Sudah tidur, besok kan kita kerja," Andre semakin mengetatkan pelukan pada tubuh Icha hingga b****g wanita itu menempal pada miliknya. "Tuh kan mengalihkan pembicaraan," rajuk Icha. "Nanti saja kita bahas lagi, saya ngantuk, ya?" Icha hanya mengangguk ketika Andre mulai terdengar emosional. Tak mau melihat kemarahan lelaki itu, dia hanya mampu membalas pelukan Andre melalui tangan yang melingkar di perutnya dan Andre memasukkan tangannya ke sela paha Icha, membuat Icha mendesah lagi. "Ahh, Om." "Ssshhhttt bobo bobo," tutur Andre. *** "Pagi Om," ucap Icha yang sedang membuat sarapan di dapur Andre, dia mengenakan apron namun Andre tahu wanita itu tak mengenakan apa-apa lagi di baliknya. Benar-benar setan kecil yang nakal. Andre memeluk Icha dari belakang dan menyusupkan tangannya ke milik Icha. Membelainya lembut hingga Icha menggigit bibir bawahnya dan mendongak. Andre menghisap ceruk leher Icha sementara tangan satunya meraba bukit kembar wanita itu. Icha mematikan kompor dan berpegangan pada pinggir nya. Tangan Andre yang bermain di miliknya sungguh membuatnya melemah. Andre menarik apron Icha dan membalik tubuh Icha menghadap nya. "Mau dikeluarin lagi?" tanyanya, Icha mengangguk malu. Andre melumat bibir Icha dan tangannya memegang dua bukit kembar Icha, memilin puncaknya hingga mengeras, ciumannya turun, menuju bukit milik wanita itu dan menghisapnya kuat-kuat. Lalu dia berjongkok tepat didepan liang surgawi Icha, mendongak melihat wajah Icha yang terlihat sangat b*******h. Di cium milik Icha dan mulai memainkan lidahnya disana, Icha merasa tubuhnya lemas, diapun menopang dengan satu tangannya. Sementara tangan satunya membelai rambut atasan tempatnya bekerja yang kini justru berada di bawahnya, membuai dan mencumbu miliknya. "Ahhh, ayo Om dikit lagi aku – sampai... terus," racau Icha sambil mendorong kepala Andre lebih dalam, Andre terus bermain di milik Icha dan menyentuh dengan hidung nya yang mancung terus melesakkan lidahnya hingga ujung hidungnya menyundul daging kecil wanita itu, terus memutar lidahnya di dalam liang surgawi Icha hingga wanita itu mendesah dan melentingkan tubuhnya, mengeluarkan pelepasannya. Andre mendongak dan mendapati Icha yang menunduk malu. Andre berdiri di hadapan Icha dan menatap wanita itu dengan intens. Ditatap seperti itu membuat Icha sangat malu, diapun melesakkan tangannya dan memeluk Andre. "Jangan dilihatin terus, akunya malu," ucap Icha manja. Andre mengusap kepala gadis itu dan mendekapnya. Icha mendongak, dan mencium bibir Andre, "Mau dikeluarin juga gak om?" Andre menggeleng. "Sudah siang nanti kita terlambat, yuk sarapan." Andre memakan sarapannya dengan Icha yang kembali ingin mengenakan apron, Andre terkekeh geli dan berjalan ke kamar, mengambil kimono handuk untuk Icha dan Icha memakainya. melanjutkan makan berdua. Setelah itu Icha mandi lebih dahulu dan bergantian dengan Andre. Icha kembali memakai bajunya yang semalam, Andre akan mengantarnya ke kost-an sebelum ke kantor dan Icha boleh datang terlambat hari ini. Di parkiran basement mereka bertemu Eka yang sudah selesai membersihkan mobil Andre dari debu. Lelaki itu melihat Icha dan tersenyim jahil, membuka pintu belakang untuk Andre dan pintu depan untuk Icha. "Apa liat-liat!" decih Icha, tanpa ditanya pun dia tahu apa yang dipikirkan supir bossnya itu. Sebenarnya sudah biasa Icha duduk di samping Eka saat mereka bepergian dan Andre di belakang namun tidak untuk hari ini, karena Andre menyuruh Icha pindah ke belakang apalagi dia melihat Eka yang curi-curi pandang ke arah paha Icha. Tentu dia tak rela. Huh emangnya dia siapa? Bisa liat-liat paha calon istrinya boss (ups). *** bersambung    
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD