Sudah hampir tiga puluh menit berlalu, dan Daniel belum mengatakan apapun. Sedangkan Krystal hanya duduk diam di sebelah Daniel menunggunya bicara.
“Sebenarnya apa yang ingin dikatakan Pak Daniel? Kenapa dia belum bicara juga? Untuk apa juga aku ada di dalam mobil ini sampai sekarang?” Fikir Krystal.
“Maaf, Pak. Ada apa Anda menahan saya? Apa ada yang ingin Bapak sampaikan?” Tanya Krystal memberanikan diri.
“Ah! Tidak ada apa-apa,” Ujar Daniel.
“Oh... Jika tidak ada hal yang penting saya akan turun. Sekali lagi terima kasih telah mengantar saya,” Ujar Krystal.
Kemudian Krystal turun dari mobil Daniel, dan sedikit membungkukkan badannya.
“Hati-hati di jalan, Pak. Sekali lagi terima kasih,” ujar Krystal.
Setelah itu Krystal berjalan masuk ke dalam rumahnya.
“ARGH... Kenapa aku tidak bertanya padanya?” Gumam Daniel sembari memukul setir mobilnya.
Ketika di dalam rumah, Krystal melihat dari jendela kamar jika mobil Daniel yang belum pergi dari depan rumahnya, ia pun merasa heran dengan CEO-nya.
“Sebenarnya apa yang ingin dikatakan Pak Daniel padaku?” Gumam Krystal.
Tidak lama kemudian mobil Daniel berjalan meninggalkan rumah Krystal. Setelah itu Krystal beranjak masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan diri.
Sepuluh menit kemudian Krystal keluar dari kamar mandi, dan bersantai di ruang tamu sembari mengecek jadwal Daniel.
Tiba-tiba ponselnya berdering, Krystal pun langsung mengangkat panggilan telefonnya.
“Ya, halo Pak?” ujar Krystal.
“Besok jadwal saya apa?” tanya Daniel.
“Besok Bapak ada Rapat dengan Divisi Marketing, dan juga bertemu dengan Direktur Max,”
“Baiklah. Sekarang kamu bisa istirahat agar besok tidak telat,”
“Baik, pak.”
Setelah itu Daniel menutup telefonnya, dan melanjutkan perjalanan pulangnya. Sedangkan Krystal masih terjaga dengan melihat kartu nama yang di beri Lucas.
“Lama tidak bertemu dengannya. Kenapa tiba-tiba ia muncul di hadapanku?” gumam Krystal.
Malam semakin larut, Krystal yang ingin tidur jadi tidak bisa karna memikirkan sesuatu.
“ARGH!! Kenapa aku tidak bisa tidur?” gumam Krystal kesal.
Karna tidak bisa tidur, Krystal memutuskan untuk berjalan ke market dekat rumahnya. Ia ingin membeli sesuatu yang bisa membuatnya mengantuk.
Ketika sampai di market, Krystal membeli beberapa makanan ringan dan juga minuman. Ia duduk di sana sembari menikmati makanannya.
“Hah... Apa yang aku lakukan disini? Jika seperti ini besok aku akan terlambat masuk kerja,” gumam Krystal.
Tidak lama Krystal menghabiskan makanannya, lalu ia kembali pulang. Dalam perjalanan pulang ia mengingat masa lalunya.
Flashback On
Tiga tahun yang lalu.
Lucas dan Krystal telah menjalin hubungan selama dua tahun. Hubungan mereka berjalan dengan baik. Tidak ada masalah yang membuat mereka bertengkar.
“Bagaimana harimu?” tanya Lucas.
“semuanya berjalan dengan baik,” jawab Krystal. “bagaimana denganmu?”
“aku juga. Semuanya berjalan dengan baik, ya walaupun ada sedikit kendala tapi masih bisa di atasi,”
“Oh...”
“ayo makan siang bersama,”
Krystal mengangguk mengiyakan perkataan Lucas. Mereka pun berjalan menuju restoran favorit mereka berdua.
Flashback Off
***
Pagi ini Krystal sudah siap. Setelah sarapan, ia mengambil tasnya lalu berjalan keluar dari rumah. Ketika keluar pagar, Krystal dihampiri oleh seseorang.
“Pagi, Agatha,” sapanya.
Krystal langsung berbalik badan dan melihat orang yang menyapanya, ia merasa terkejut melihat orang itu ada di depan rumahnya.
“Pa-pagi,” jawab Krystal.
“Apa kamu akan berangkat kerja?”
Krystal mengangguk mengiyakan pertanyaan Lucas.
“apa aku bisa mengantarmu?”
“Ehm... Maaf, saya tidak ingin menjadi pusat perhatian karyawan kantor,”
Ketika Krystal sedang bicara dengan Lucas, mobil Daniel baru saja sampai. Daniel yang berada di dalam mobil hanya melihat kedua orang itu bicara.
“Apa saya perlu membunyikan klakson, pak?” tanya sopir Daniel.
“Ya,”
Sopir Daniel langsung menekan klakson mobil. Seketika itu juga Krystal langsung sadar jika ada mobil Daniel di depan rumahnya.
“Maaf, saya harus pergi,” ujar Krystal.
Krystal langsung berjalan meninggalkan Lucas, dan menuju mobil Daniel.
“Selamat pagi, Pak,” sapa Krystal sembari sedikit membungkuk.
“Masuk!”
Krystal mengernyit heran, tapi ia langsung masuk ke dalam mobil. Setelah itu mobil Daniel melaju menuju ke LL Group. Dalam perjalanan Daniel hanya diam, sedangkan Krystal tidak berani mengajak Daniel bicara.
Suasana di dalam mobil terasa canggung. Sopir Daniel hanya melihat keadaan di belakang dari kaca spion depan saja.
Beberapa saat kemudian mereka sampai di kantor. Daniel dan juga Krystal turun dari mobil, dan berjalan masuk ke dalam gedung.
“Pak,” panggil Krystal.
“Ada apa?”
“Ehm... Kenapa Bapak menjemput saya?”
“Aku tadi kebetulan lewat jadi sekalian mampir,”
“Oh.”
“Kenapa? Apa kamu tadi akan diantar oleh Direktur Lucas?”
“Ti-tidak Pak, saya hanya bicara saja dengan Beliau,”
Ting
Lantai 20. Daniel langsung berjalan masuk ke dalam ruangannya tanpa memperdulikan sapaan Amelia. Sedangkan Krystal langsung meletakkan tasnya di meja, dan mengambil buku catatannya lalu ia menyusul masuk ke dalam ruangan CEO.
“ada apa?” tanya Daniel.
“Maaf, Pak. Bapak ada rapat dengan Divisi marketing,”
“Oke.”
Daniel langsung keluar dari ruangannya lagi dan menuju ke lift. Di belakangnya ada Krystal yang mengikutinya.
Ting
Lantai 17. Daniel dan Krystal berjalan menuju ruang rapat. Di sana sudah berkumpul karyawan Divisi Marketing.
Mereka memulai rapatnya. Karna kesalahan yang kecil, semua orang yang ada di ruang Rapat mendapat teguran dari Daniel.
Krystal yang berada di sebelah Daniel pun sampai terkejut dibuatnya. Hingga Krystal merasa heran dengan sikap Daniel pagi ini. Apa yang sudah terjadi pada CEO nya hingga membuat moodnya begitu rusak.
Beberapa saat kemudian rapatnya selesai, dan semua karyawan kembali ke ruangannya. Daniel dan juga Krystal kembali ke lantai 20.
Ketika sampai, Daniel langsung masuk ke dalam ruangannya, sedangkan Krystal duduk di kursi meja kerjanya.
“apa yang sudah terjadi pada Pak Daniel?” tanya Amelia.
“Saya juga tidak tahu,” jawab Krystal.
“kenapa suasana hati Pak Daniel terlihat jelek?”
Krystal mengangkat kedua bahunya untuk menjawab pertanyaan Amelia. Kemudian mereka kembali fokus pada pekerjaan masing-masing. Beberapa menit kemudian Daniel memanggil Krystal untuk ke ruangannya.
Tok Tok Tok
“Ya, masuk,”
“Permisi, Pak. Apa Anda memanggil saya?”
“Jadwal untuk bertemu dengan Direktur Max pukul berapa?”
“Ah! Mohon tunggu sebentar Pak. Saya akan konfirmasi dengan Beliau,”
“Kamu belum konfirmasi dengan Direktur Max!”
“be-belum Pak,”
“Apa saja yang kamu kerjakan?! Kenapa belum konfirmasi?!”
“Ma-maaf, Pak.”
“Apa maaf mu bisa memberitahuku pukul berapa pertemuan dengan Direktur Max?”
“Ti-tidak, pak.”
“segera konfirmasi!”
“Baik Pak,”
Setelah itu Krystal langsung keluar dari ruangan Daniel, dan mengkonfirmasi pertemuan Daniel dengan Direktur Max.
Beberapa menit kemudian Krystal kembali masuk ke dalam ruangan Daniel.
“Bagaimana?”
“Direktur Max masih ada rapat, Pak. Mungkin pertemuan Bapak dengan Direktur Max berlangsung nanti siang,”
“Baiklah.”
“Maaf, pak. Jika tidak ada lagi yang Bapak perlukan saya akan keluar,”
Daniel mengangguk, dan mengisyaratkan untuk Krystal keluar dari ruangannya. Krystal pun langsung berjalan keluar dari ruangan Daniel.
To be continued