“Cika… Emmm Aku boleh ngomong sesuk?” tanya Linda, memegang lengan Cika. Dua menggoyangkan tangannya. Cika masih saja diam, memandang ponselnya sembari terus tersenyum. Linda pikir temannya itu sedikit tidak waras, dia hanya mengerutkan wajahnya. Meski tidak berani berkata jujur padanya. “Cika… Kenapa kamu hanya diam?” rengek Linda duduk di atas sofa samping Cika. Linda mengerucutkan bibirnya, dia sengaja membuat dirinya terlihat jelek di depan Cika. Cika menghela napasnya, melihat ekspresi wajah Linda membuatnya tak berdaya. “Linda, bisa tidak jauhkan ekspresi wajah kamu itu.” Gumam Cika, kembali menatap ponselnya. Linda hanya diam, menggelengkan kepalanya. “Cika…” rengek Linda lagi. Dia meraih ujung lengan pendek Cika. Menarik-nariknya pelan. Kesekian kalinya Cika harus bersabar meng