Inisial Cowok Idaman

1067 Words
Seperti Biasanya Arya adalah orang pertama yang telah sampai di dalam kelas, dia termasuk anak yang rajin karena setiap hari bahkan ia datang lebih cepat dibandingkan dengan tukang kebun sekolah, yang dia lakukan hanya duduk di kursinya sembari memainkan handphonenya di sana dengan posisi wajah menunduk dengan di sanggah ujung meja di hadapannya. Dia melihat Florensia hari ini juga datang pagi bersama ketua kelas, mereka cukup dekat bahkan terlihat seperti orang yang berpacaran. Ketika melihat sesuatu yang aneh itu Arya nampaknya merasa iri pada kedekatan mereka berdua, bukan tanpa alasan Arya merasakan hal semacam itu, itu karena dulu Florensia pernah menolongnya dan mengatakan sesuatu hal yang tidak bisa Arya lupakan. "Tumben, kenapa mereka dateng pagi-pagi? ganggu ketenangan orang aja, lagian kalo cuma mau bikin aku iri ngapain juga sih harus datang pagi. Eh tunggu, mereka pacaran, ya? bahkan mereka duduk di sana tanpa peduli ada aku di sini," gumam Arya yang mendengar sebuah percakapan lalu kemudian meneruskan aktifitasnya bermain gadget di kursinya itu. Saat itu dia masih duduk di kelas satu SMA, saat Florensia membuat Arya terus memikirkannya hingga saat ini. Saat masuk ke sekolah itu Arya bertemu dengan wanita cantik yang tak lain adalah Florensia dan dari sana ia terus memikirkan Florensia, padahal Florensia hanya menunjukkan padanya kelas yang seharusnya ia masuki tetapi, Arya menganggap sikap Florensia itu sebagai sikap yang berbeda bahkan ia berpikir jika Florensia menyukainya. "Seandainya aku orang kaya, mungkin saat itu aku lebih berani mengakui perasaan ku dan tidak mencampakkan Florensia sampai akhirnya dia malah deket ama ketua kelas. Kalo dipikir-pikir, gimana caranya aku tiga tahun sekelas sama dia kalo bukan jodoh, mungkin saat ini mimpiku terlalu tinggi tetapi, suatu saat Florensia pasti jadi milikku," gumam Arya yang rupanya sedang membaca chat dari Lucy yang menagih janji Arya tentang Monas. [Jadi, hari ini kamu janji, kan? kapan aku bisa liat Monas?] "Kenapa dia udah hubungin aku, padahal masih pagi. Seantusias itukah Lucy pengen liat Monas? apa bagusnya, sih? padahal tinggal di pulau jauh lebih keren dibandingkan tinggal di sini yang bising kadang juga suasananya membosankan," gumam Arya saat membaca tulisan yang ada di layar handphonenya itu. [Maaf kalo aku kepagian ngirimin kamu pesan tapi, aku takut kamu lupa, bukannya cowok itu makhluk yang gampang lupa, ya? Hehe] "Kayaknya dia hapal betul sama sikap cowok, tapi aku harus balas dulu," gumam Arya yang kemudian ia membalas pesan Lucy itu. [Gak masalah, aku gak keberatan kamu chat aku sepagi ini, chat kamu bikin aku semangat. Ayo kirimi aku chat terus biar aku gak kesepian] Setidaknya itulah pembicaraan yang mereka bahas pagi ini entah apa yang sebenarnya sedang Lucy lakukan sekarang yang jelas pagi itu Lucy membuat Arya sedikit bahagia walaupun sebelumnya ia melihat ketidaknyamanan di hadapan wajahnya akibat yang ditimbulkan oleh Reza dan Florensia. Setelah beberapa pelajaran mereka lewati, siang itu Daniel dan Arya nampak di lapangan baseball di mana lapangan itu adalah salah satu tempat favorit beberapa anak ketika sedang beristirahat. Kebetulan di lapangan anak club baseball memang sedang melakukan latihan untuk mengikuti pekan olahraga pelajar nasional beberapa bulan lagi. "Inisial nama cowok yang beruntung banget kalo dijadikan pacar, C, D, F, H sama R. D berarti Daniel, wah gila sih ternyata nama gue adalah inisial nama cowok yang beruntung banget kalo di jadiin pacar," ucap Daniel yang nampak bahagia setelah ia menonton video toktok di layar handphonenya. "Apaan dah, masih aja percaya sama gituan," ucap Arya yang mencoba realistis. Mereka duduk di salah satu kursi yang ada di sana tepat di bawah pohon besar sehingga cahaya matahari tidak menyinari mereka berdua. "Iri bilang bos! orang bener, ini bener banget sih fix ternyata gue adalah cowok yang sangat di idamkan cewek loh, ini harus disebarin sih fix," ucap Daniel yang semakin bahagia apalagi beberapa anak perempuan yang duduk tak jauh dari samping mereka sedang melihat salah satu video yang sama di toktok. "Inisial cowok yang wajib dijadiin pacar, C, D, G, L, M sama R. Fix bener banget sih ini, Gilang, Ronald no debat sih," ucap sekumpulan perempuan itu nampak antusias. Dari arah Daniel kemudian dengan sangat percaya dirinya dia mendekati sekumpulan perempuan itu dan mulai mengajak mereka berkenalan tetapi, bukannya sebuah perkenalan yang ia dapatkan malah sebuah ledekan datang padanya. "Nih liat kalo gak percaya, aku ini cowok idaman. Liat ya aku kenalan ama cewek, akhirnya aku melepaskan masa lajang ku hahaha," ucap Daniel nampak percaya diri mendekati mereka. "Kamu yakin? yang bener aja masa percaya gituan, sih?" tanya Arya nampak malu malu melihat tingkah temannya itu. Daniel yang sudah mendekat akhirnya mencoba untuk berbicara dengan para wanita itu. "Kalian liat toktok juga? kenalin nama gue Daniel, inisial cowok yang beruntung banget kalo dimiliki," ucap Daniel melambaikan tangannya dengan penuh percaya diri. "Ya ampun hahaha, jaman sekarang masih aja percaya gituan," ucap para wanita itu padahal dengan jelas sebelumnya mereka juga membahas video yang sama. Sepertinya setelah kejadian itu Daniel akan sedikit berhati-hati dalam bertindak, lagipula Daniel termasuk orang yang gampang percaya dengan omongan orang lain padahal di sebenarnya orang yang cukup kaya tetapi, dia termasuk orang ceroboh yang masih gampang untuk dipermainkan. Daniel kembali dengan ekspresi wajah yang sedikit murung setelah ia ditolak oleh beberapa wanita untuk sekedar berkenalan. "Kenapa? bukannya kamu itu inisial nama cowok idaman? kok murung?" tanya Arya menahan tawa karena sebenarnya ia tahu apa yang terjadi. "Dahlah, lagian jaman sekarang masih aja percaya gituan, ini mah cuma hiburan doang," ucap Daniel yang malah ditertawakan oleh Arya karena sebelumnya Arya telah mengatakan hal yang sama tetapi, ia tidak peduli. Seorang perempuan nampak berjalan ke arah sana dan mencoba untuk duduk di area lapangan baseball tetapi, saat ketiga orang perempuan itu hendak sampai ke tempat duduknya tiba-tiba sebuah bola mengarah kencang pada tiga gadis tersebut. Arya yang tak melihat ada gadis yang sedang menuju area itu kemudian melihat sebuah bola yang mengarah kencang, lalu dengan refleks ia menangkap bola baseball itu yang kemudian mengagetkan tiga perempuan tadi yang sebenarnya bola itu mengarah ke arah mereka tetapi, berkat Arya akhirnya bola itu dapat di hentikan lalu ia lemparkan bola itu ke arah lapangan. "Kau hebat, belajar dari mana menangkap bola?" tanya Daniel penasaran. "Aku sering menangkap jeruk di pasar jadi wajar aku bisa menangkap bola ini, ini juga refleks kali. Dahlah kita pindah aja kasian kamu malu sendiri kan," ucap Arya yang kemudian pergi tanpa melihat gadis yang ada dibelakangnya yang ternyata adalah Sofia yang masih tak percaya jika dirinya diselamatkan seseorang. "Dia?" ucap Sofia melihat Arya berlalu dari pandangannya.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD