Tak Kusangka

1144 Words
Bagaimana bisa Arya terus memikirkan kejadian pagi itu di sekolah. Kejadian saat Reza dan Florensia nampak akrab mengobrol sesuatu walaupun setelah itu Reza menanyakan sesuatu pada Arya semacam meminta sebuah nasihat untuk cinta. Sebenarnya itu adalah hal yang buruk berhubung Arya tidak memiliki pengalaman dalam hal itu dan sejak dahulu dia tidak pernah berpacaran. Pagi itu sebelum seluruh murid pergi beristirahat, atau sebelum Daniel mengajak Arya untuk pergi ke lapangan baseball. "Bisa ga gausah bilang siapa-siapa kalo aku sama Florensia pagi ini dateng bareng ke kelas, aku malu kalo anak-anak yang lain tau. Maksudnya, kamu faham kan apa yang aku tanya?" tanya Reza nampak gugup mengatakan hal seperti itu. Lagipula sejak kapan Arya peduli dengan kehidupan orang lain, padahal sejak dulu ia bahkan orang yang terakhir tahu jika sesuatu terjadi di sekolahnya bahkan ketika ada pensi di sekolah dengan bintang tamu papan atas saja dia tidak pernah tahu apalagi jika berhubungan dengan yang dikatakan ketua kelas. "Eh, kenapa? kenapa tiba-tiba bilang gitu? padahal aku biasa aja, lho," ucap Arya nampak memberikan tampang wajah innocent karena ia merasa heran tiba-tiba ketua kelas mengatakan hal semacam itu. "Engga, sih. Aku cuma takut kamu bergosip sama yang lain terus ngomongin kita," ucap Reza menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu. "Apa aku keliatan kayak orang yang suka gosip, ya?" gumam Arya yang nampak semakin aneh dengan sikap ketua kelas yang terlihat tidak normal di matanya itu. Sementara di waktu sekarang nampaknya hari libur masih dimanfaatkan Arya bersama Daniel pergi ke warung internet untuk memainkan game online kesukaan mereka. Setelah ini biasanya Arya akan pergi ke pasar untuk membantu orang-orang yang ada di sana. Arya juga memainkan permainannya hanya beberapa jam dalam seminggu, itung-itung ia menghilangkan segala penat setelah banyak hal yang ia alami. "Kenapa aku jadi kepikiran ama kata-kata ketua kelas? sejak kapan aku peduli? apa karena perasaan ku pada Florensia yang tak sampai? ya ampun, apa yang aku pikirin? yang lebih penting kenapa si Daniel dari tadi mati terus?" ucap Arya yang nampak fokus dengan permainan yang ada di hadapannya. Suara dering handphone yang menandakan chat masuk ke handphone Arya cukup mengganggu di sana sehingga seseorang nampak terganggu dengan suara chat pada layar handphone yang terletak di meja komputer tersebut. Tunggu, dia adalah Sofia mantan sekretaris OSIS tetapi, sedang apa dia di warung internet? apakah dia juga mencoba untuk menikmati permainan di akhir Minggu. "Ya ampun berisik amat sih? matiin coba itu handphone, apa kamu lagi pamer sama dunia kalo punya pacar? ni orang harus dikasih pelajaran kayaknya," ucap Sofia yang nampak melepaskan headphone yang terpasang di telinganya dengan ekspresi wajah yang cukup jengkel. Sofia bergegas menegur seseorang yang ada di belakang kursinya lalu memperhatikan handphone yang ada di depan meja dua orang lelaki yang saat ini bermain game. "Berhenti pamer dan simpen coba handphonenya! mengganggu banget, tau!" ucap Sofia yang fokus ke layar handphone yang ada di hadapannya. "Eh, apaan tuh?" gumam Sofia saat ia melihat sebuah layar handphone yang bertulis aplikasi banbanchat. Mendengar suara amarah dari seseorang yang mendekat, Arya kemudian menoleh dan merasa kebingungan karena di sampingnya saat ini Sofia telah memperhatikan dirinya dengan ekspresi wajah yang kesal. "Eh, kayaknya kita satu sekolahan, ya?" tanya Sofia yang kemudian ekspresi wajahnya berubah menjadi begitu malu. Kemudian ia mengingat momen di mana Arya menyelematkan dirinya dari serangan bola baseball yang hampir mengenainya waktu itu. "Eh, dia kan mantan sekretaris OSIS, ngapain dia di mari?" gumam Arya dengan ekspresi yang kebingungan karena tiba-tiba Sofia ada di sana. "Oh jadi kamu, ya pokoknya handphone mu udah bikin aku gak konsen. Coba apain kek handphonenya biar gak ganggu yang lain," ucap Sofia yang malah terlihat lebih lembut. Daniel tiba-tiba salah tingkah saat wanita cantik mendatangi mereka, mungkin ini salah satu momen trauma Daniel karena sebelumnya ia dicampakkan oleh wanita di lapangan baseball, sementara Arya masih terlihat kebingungan dengan adanya Sofia yang tiba-tiba menegurnya. "Handphone? ya ampun handphone, sial ada pesan dari banbanchat! apa dia liat aplikasinya, ya? celaka aku kalo ketauan maen aplikasi ginian, bisa-bisa dibully karena sadboy, ampe maen aplikasi kayak gini. Dia liat enggak, ya? ah semoga gak liat deh," gumam Arya panik saat ia sadar jika Sofia menegurnya karena suara chat yang terlalu berisik dari aplikasi banbanchat. "Aduh maaf ya, aku nanti silent deh biar gak ganggu lagi, aku lupa kecilin volumenya, maaf ya," ucap Arya memasukkan handphonenya ke saku celana. "Gausah terlalu formal, lagian kok kamu gugup, kita kan seumuran, ngapain kaget. Kita juga satu sekolahan, kan?" ucap Sofia nampak ramah dan mulai mengajak ngobrol santai pada Arya. "Apa dia lagi berusaha ngobrol sama aku? apaan nih? boong, kan? mana ada cewek yang mau ngobrol sama aku?" gumam Arya yang masih terkejut karena seorang wanita mengajaknya mengobrol santai. "Wah, kamu udah tier gold, ya? pasti kamu jago banget, fokus ampe gak kedengeran suara handphone. Pasti kamu gamers yang jago, ya?" tanya Sofia nampak tersenyum melihat layar monitor Arya yang ternyata dia adalah seorang gamers yang telah mencapai peringkat tinggi di dalam game. "Oh ini? ya iyalah, aku ini setara joki kalo main game ini, kamu pasti kesulitan ya main game nya? aku sama dia nih jago banget lah main game ini, kamu mau aku bantu naik peringkat, gak? add akun aku aja coba nanti aku bantuin naik pangkat," ucap Arya nampak membanggakan dirinya sendiri di hadapan wanita cantik yang entah kenapa dia jadi sangat percaya diri berkat game itu. Daniel sejak tadi hanya terdiam dan tak mengeluarkan sedikit kata pun. "Aku harus alihin perhatiannya biar dia gak inget apa yang dia liat barusan," gumam Arya yang bermaksud membuat Sofia lupa dengan apa yang baru saja ia lihat di layar handphone Arya. Sofia menunjukkan akunnya dan memberikan nickname pada Arya tetapi, betapa terkejutnya Arya saat melihat rangking game Sofia di sana. "Apa-apaan nih? nih cewek mau ngelawak atau apaan?" ucap Daniel saat ia melihat ranking game Sofia yang ternyata telah mencapai tier Diamond atau dua tingkat di atas mereka. "Nyesel tadi sombong," ucap Arya. "Duh, siapa tadi yang mau bantuin aku naik rangking? kayaknya rangking nya gedean aku deh," ucap Sofia nampak tersenyum jahat melihat ekspresi wajah kedua orang itu yang nampak terkejut. "Maafkan kami suhu, kami akan berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi muridmu," ucap mereka berdua yang malah malu sendiri karena sebelumnya sombong di depan Sofia. "Ya ampun, nickname dia kok bar bar amat, ya? padahal kelihatan imut begitu tapi namanya. 'Kubunuh Kau' nickname macam apa ini?" ucap Arya saat ia mencoba menambahkan pertemanan karakter Sofia. Hari itu nampaknya Arya bisa lebih tenang karena ternyata Sofia termasuk wanita yang gampang bersosialisasi dengan orang lain dan nampak ramah. Rupanya Arya sedikit percaya diri dengan kehadiran wanita yang saat ini bahkan memiliki hobi yang sama dengannya walaupun tingkat keahlian Sofia di atas Arya dalam hal bermain game. "Semenjak aku kenal Lucy, nampaknya hal baik selalu datang padaku, aku ingin bertemu Lucy, aku harap aku bisa bertemu dia secepatnya," gumam Arya yang nampak bermain game untuk saat ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD