Aku Bahagia Karena Kamu

1039 Words
Tidak semua yang kamu harapkan terjadi di kehidupan mu, terkadang dunia terasa lebih kejam saat kamu melangkah. Seseorang harus menyadarkan dirinya sendiri saat ia berkhayal lebih tinggi dari sebelumnya tetapi, ketika semua orang berkata jika dunia tidak adil, bukankah saat itu juga dunia telah menjadi adil? karena setiap manusia merasakan ketidakadilan yang sama. Hari ini Arya melakukan aktivitas seperti biasanya, keadaan yang serba kekurangan membuat ia harus bekerja di pasar yang membantu pedagang menurunkan dagangannya atau bisa dibilang dia adalah kuli panggul setiap pulang sekolah. "Oke, ini bayaranmu, ya. Tetap rajin sekolah ya biar bisa jadi insinyur dan gak jadi tukang panggul terus," ucap seorang mandor yang memberi Arya upah sore itu. "Iya aku akan belajar sungguh-sungguh, walaupun sebenarnya pekerjaan ini tidak terlalu hina untuk dijalankan, selama masih bisa menghasilkan uang aku akan terus melakukannya," ucap Arya yang kemudian pergi setelah menyelesaikan pekerjaannya. Hari ini terlalu melelahkan, di sekolah ia juga harus menerima sebuah Bullyan yang seharusnya tidak ia dapatkan hanya karena ia membela temannya tetapi, Arya lebih memilih melakukan hal semacam itu yang penting orang lain tak merasa kesulitan. "Banyak banget, chat dari Lucy bikin aku penasaran, pengen cepet-cepet pulang buat bales chatnya, kayak biasanya dia selalu ngirim chat berjibun kalo gak dibales," ucap Arya yang kemudian pergi dari sana untuk pulang. Saat Arya akan pulang, dia tak sengaja melihat salah seorang siswa yang bersekolah di tempatnya yang ternyata itu adalah Sofia, mantan sekretaris OSIS yang juga primadona sekolah karena cantik serta kepintaran yang dia miliki. Melihat seorang wanita ada di hadapannya, Arya kemudian merasa jika hari ini adalah hari keberuntungannya karena tak semua orang bisa berjumpa dengan Sofia, ditambah lagi sepertinya Sofia sedang kesulitan berjalan. "Tunggu, ini aneh, ngapain orang kaya yang banyak duit seperti Sofia ada do sekitar pasar? bukannya seharusnya dia tinggal di rumah? Tapi kok dia kayak kesusahan gitu, ya? apa aku tolong aja? ya ampun ini udah kayak hari paling beruntung, hoki satu tahun dah kepake nih," ucap Arya yang berusaha normal mendekati seorang perempuan yang saat ini nampak kesulitan dalam berjalan. Sofia adalah salah seorang wanita tercantik di sekolah selain Florensia, keunggulan Sofia selain Cantik dia juga wanita yang pintar, banyak lelaki yang bahkan segan mendekatinya hanya karena dia terlalu sempurna. "Hai," ucap Arya nampak asing di mata Sofia. "Apaan, sih," gumam Sofia yang nampaknya bisa melakukan sesuatu dengan sendirinya. "Ya, ampun apa aku terlihat aneh dan gugup? ayolah mencoba untuk berbaur dan menyapa teman sekolah mu, karena itu bukan tindakan yang buruk," gumam Arya dengan ekspresi wajah innocent yang malah nampak aneh dan terlihat sangat gugup. "Kau kenapa? Kamu baik-baik aja, kan?" tanya Sofia yang saat ini sedang terduduk di salah satu kursi yang ada di sekitar sana serta membetulkan tali sepatunya karena terlepas. Tak lama setelah itu ternyata teman-teman Sofia yang dahulunya juga mantan pengurus OSIS datang menghampirinya dan mengajaknya pulang. "Kayaknya kamu kesulitan, jadi aku menghampiri kamu, siapa tahu kamu butuh bantuan," ucap Arya menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu. "Ah tidak butuh bantuan, ya? ya sudah kalau tidak butuh hehe," ucap Arya nampak salah tingkah dan masih menggaruk tengkuknya itu. "Sofia? udah kelar, kan? ayo pulang," ucap salah seorang wanita yang memakai pakaian cukup modis untuk anak sekolah SMA. "Kamu lagi sama siapa? dia siapa?" tanya seorang temannya lagi yang kebetulan saat itu rupanya mereka sedang berjalan bertiga. "Aku tidak kenal, ayo pulang," ucap Sofia yang kemudian mereka bertiga meninggalkan Arya di sana. Melihat ketiga orang populer itu pergi dari hadapannya, Arya bergegas pergi untuk mengurangi rasa malunya. Dalam perjalanan pulang ia terus menyesali apa yang terjadi barusan, kejadian yang ia anggap sangat bodoh dan memalukan. "Benar, memangnya siapa aku? bahkan untuk sekedar menyapa saja sepertinya aku benar-benar tidak pantas, status sosial serta penampilan yang sangat jauh berbeda membuat aku benar-benar tidak percaya diri berkenalan dengan mereka," ucap Arya yang mencoba melihat handphonenya saat ini. Tak ada yang bisa dia lakukan kecuali mencari hiburan dari layar handphone miliknya, setidaknya ia masih memiliki seseorang yang memahaminya yaitu, Lucy. "Dia begitu perhatian padaku, bahkan ketika aku tak membalas chatnya, nampaknya dia lebih aktif dari yang aku duga," gumam Rio yang terus melihat chat dari Lucy sepanjang perjalanannya pulang. [Hewan apa yang terdiri dari dua huruf?] [U dan G, kan? itu pertanyaan sangat kuno yang pernah aku dengar, coba pertanyaan lain] [Kok, kamu tau, sih? kamu nyontek, ya? ayo kasih aku pertanyaan, siapa tau pertanyaan kamu juga pasaran] [Ye, enak aja] [Kenapa wanita lebih suka KPop dibandingkan anime? Kenapa laki-laki suka berkelahi ketimbang bergosip? kenapa laki-laki lebih suka pakai logika daripada pakai perasaan?] "Dia, benar-benar banyak bicara, ya? tapi sebenarnya aku bahagia karena kamu bisa membuat aku bahagia," gumam Arya setelah ia berada di kamarnya saat ini. Kemudian Lucy mengirimkan ia pesan lagi sebelum ia sempat membalasnya. [Kamu sibuk, ya? maaf, ya kalo aku banyak kirim pesan, aku cuma bosen gak ada yang nemenin aku. Oh, ya? kamu males gak aku chat kamu tiap waktu? kayaknya kamu bosen karena aku chat kamu terus, maaf ya kalo kamu bosen hehe aku cuma lagi bosen] "Aku gak sibuk, aku malah terhibur dengan kehadiran kamu, seandainya kamu ada di sini mungkin aku bisa lebih bahagia karena seseorang mengerti keadaanku sekarang. Aku adalah pecundang di dunia nyata tetapi kamu datang seolah kamu tak tahu apapun dan berusaha terus menghiburku. Jujur, aku bahagia bertemu dengan wanita seperti dirimu, aku tak keberatan jika setiap hari kau mengirimi aku pesan bahkan jika kau perlu, kirimi aku tiap detik pesan-pesan mu itu agar aku tahu ternyata di dunia masih ada yang mengharapkan kehadiran ku selain Daniel jones itu," gumam Arya sembari meneteskan air matanya sedikit. Dia tak pernah merasa segembira ini sebelumnya, dunia halu memang selalu bisa membuat ia bahagia walaupun sebenarnya Arya juga ingin kebahagiaan yang ia dapatkan di dunia nyata. "Setidaknya aku harus jawab dulu pesan Lucy," ucap Arya yang kemudian mulai mengetikkan sesuatu di layar smartphone miliknya. [Aku bahagia mengenalmu, besok aku bakal ngasih tau kota Jakarta yang sering kamu bilang. Kamu bilang mau lihat Monas, kan? besok aku ke sana buat kirim video sama kamu] Setidaknya itulah isi pesan Arya sebelum ia pamit tidur untuk hari ini. Lucy sangat senang ketika bertemu dengan Arya seorang pria yang bisa ia temui di aplikasi chat online, tanpa Arya mungkin ia masih merasa bosan dengan kehidupannya saat ini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD